Rumah itu adalah saksi tubuh yang membiru
Tempat mulia, penuh doa cinta
Terampas hakmu duhai Zahra
Dukamu, duka kami duhai putri Al Musthafa
Tanah itu adalah tanah rindu
Tempat mulia pusara cinta
Duka mu duka kami ya Zahra
Syafaati kami yang tercabik dosa ya Zahra
Tangis kekasihmu tertahan di wajah sendu
Mendengar wasiat cinta, keranda rahasia
Malam syahdu dendangkan pilu hak yang terkhianati, berkerudung nestapa
Bercerita tentang kelanjutan jalan Cinta, berlangsungnya Agama Cinta
Para pemuda surga bertanya "Ada apa dengan Ibu kami duhai Ayahanda?"
"Mengapa Ibunda diam mendengar kami duhai Ayahanda?"
"Apakah Ibunda telah menyusul Kakek kami ya Ayahanda?"
"Apakah kami tidak dapat bermain bersama Ibunda lagi Ayahanda?"
"Oh... Setelah dipisahkan dengan Kakek kami, Kami kini berpisah dengan Ibunda"
"Aduhai duka... singkatnya masa terasa bersama Sang Tercinta"
"Raga yang pernah bersama kami berlindung dalam selimut satu persatu telah tiada..."
"Betapa sementara dunia, betapa Fana nya manusia"
"Ibunda pergi menyusul Al Mustafa"
"Duhai Ilahi tempat segala Rahasia... Sumber segala Cinta..."
"Sambutlah kekasihMu, Ibunda kami tercinta yang Kau Cinta"
Sementara airmata menganak sungai membanjiri semesta
Malam kelu nan pilu menusuk sembilu
Hari berkabung para pecinta bertasbih Az Zahra
Sakiti mu sama seperti sakiti rasul Duhai Zahra
Tapi Mengapa mereka membuatmu luka ya Zahra?
Sepi menggelayut malam hantarkan kerandamu
Tanpa iringan, tanpa taburan bunga
Engkau pergi dengan luka di rusuk dan perih hati ya Ummu Abiha
Sholawat kami selalu tertuju padamu Ya Zahra...
Jakarta, 26 Maret 2012
Syafaati fakir ini Ya Zahra...
Syahar Banu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Kamu?