Senin, 19 Mei 2014

Ide Awal Bebas Beragama

Kasus kekerasan atas nama agama menurut data kepolisian RI menempati urutan kedua terbanyak setelah konflik agraria. Maka kami tergerak untuk membuat sebuah website yang mengajak masyarakat untuk menghindari kekerasan atas nama agama dan menghargai agama sebagai pilihan hidup personal seseorang tanpa paksaan apapun.

Seseorang berhak beragama apapun atau tidak beragama sama sekali. Karena beragama atau tidak adalah konsekuensi logis pengetahuan dan pemahaman kita mengenai kehidupan dengan segala dinamikanya. Ada yang menganut kepercayaan lokal, ada yang menganut agama resmi yang ditetapkan pemerintah,ada yang memilih tidak menganut apapun. Ada yang beragama karena proses pencarian, ada yang beragama karena keturunan dari orang tua, dan berbagai proses lainnya dalam mengenal agama dan meyakininya.

Sebagai warga negara Indonesia, agama, ras, maupun keyakinan apapun berhak mendapatkan perlindungan dari negara.

Kerukunan beragama yang dicanangkan oleh SBY mengakibatkan adanya konflik horizontal dan sekat-sekat antara mayoritas dan minoritas. Ada lembaga-lembaga yang dibuat untuk mempersulit kehidupan beragama kaum minoritas dan segudang aturan konyol lain untuk "menertibkan" ajaran yang menurut lembaga terkait "sesat" maupun "menyimpang". Hal ini sangat berbahaya karena dapat menjadi sebuah pembenaran adanya kekerasan.

Menurut penelitian kementrian agama (Bashori A. Hakim : 2010), kekerasan atas nama agama dapat mencakup:
  1. Kekerasan yang dilakukan individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok, baik dari kelompok agama yang sama atau kelompok agama yang berbeda, baik yang didorong oleh motivasi keagamaan maupun faktor yang lain
  2. Kekerasan yang dilakukan individu atau kelompok dengan cara mengucilkan, mengintimidasi, atau mengusir kelompok lain yang memiliki keyakinan agama yang dianggap menyimpang atau berbeda
  3. Kekerasan berupa perusakan atau penistaan terhadap objek atau simbol keagamaan seperti kitab suci, nabi, dan tempat peribadatan.
Dalam penelitian yang sama, disebutkan bahwa : Makin baik pengetahuan agama seseorang, maka makin tidak terdorong orang tersebut untuk melakukan tindak kekerasan atas nama agama.


Melalui website bebasberagama,org kami mengajak kawan-kawan untuk berkontribusi  dan berbagi cerita dan pandangannya mengenai agama dan kepercayaan yang dianut. Menyebarkan kedamaian dan mengedepankan dialog dalam menyikapi perbedaan persepsi seputar keagamaan. Tanpa kebencian maupun kekerasan.

Musuh kita bukanlah orang dengan keberagamaan yang berbeda dengan kita. Musuh kita adalah kekerasan. Kekerasan, atas nama apapun tidak dibenarkan. Apalagi sampai mengatasnamakan Tuhan.

Maka, pada akhirnya, bebas beragama adalah sebuah keniscayaan.