Rabu, 18 September 2013

Tipe-Tipe Mahasiswa Berdasarkan Aktivitasnya

Kalau kamu menganggap semua mahasiswa itu sama saja. Anggapan kamu salah besar! Mahasiswa itu berbeda-beda jenisnya. Nih dikasih tau, jenisnya apa aja.

Tipe Kupu-Kupu
Mahasiswa ini selalu hadir di kelas. Jarang nitip absen. Tapi begitu dia keluar kelas, dia langsung menghilang. Aktivitasnya ya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Nggak heran kalau dia nggak banyak dikenal sama junior, senior ataupun yang beda jurusan. Dia langsung ngilang bagai ninja begitu kelas bubar. Bisa jadi dia buru-buru pulang karena mesti ngurusin kucing-kucingnya di rumah atau emang nurut sama pesan mama yang nyuruh langsung pulang tiap habis kuliah. Eh, Tapi bisa juga sih karena dia harus langsung kerja begitu kelar jam kuliah.

Tipe Kunang Kunang
Mahasiswa jenis ini menguasai tempat-tempat nongkrong di kampus atau Mall. Biasanya waktu yang dihabiskan buat nongkrong itu lebih banyak dari waktu kuliah ataupun waktu ngerjain tugasnya. Aktivitasnya ya Kuliah-Nangkring-Kuliah-Nangkring. Biasanya mahasiswa kunang-kunang sering merasa jadi mahasiswa paling gaul dan eksis di kampus. Trus tipe ini juga gampang dapet pacar. Karena banyak dikenal orang dan punya daerah kekuasaan pos di titik-titik tertentu.

Tipe Aktivis Mahasiswa
Kegiatannya seputar organisasi. Dia bisa aja ada di kampus sampai tengah malam buat ngurusin organisasi atau sekedar ngobrol yang topiknya nggak jauh-jauh dari hal yang berbau politik. Kadang pas moment-moment tertentu mereka juga demo. Biasanya, mereka juga kritis dan nggak takut buat ngasih kritik ke manapun, ke siapapun. Mereka lah yang menguasai jabatan di organisasi kampus. Biasanya mahasiswa kayak gini lulusnya lama dan kalau kuliah pagi sering dateng telat. Soalnya mereka sering begadang buat rapat-rapat.

Tipe Aktivis Lomba dan Kontes
Jangan heran kalau tiba-tiba orang yang biasanya ngak pernah nyapa ngajak chat di Facebook dan ngasih link, “vote aku ya, Klik like page dulu, trus buka foto blablabla”. Atau dia tiba-tiba upload foto di sosmed dan bilang, “Mohon doanya, dukung saya jadi Putri blablabla”. Aktifitas nya, ya googling tentang lomba dan kontes apa aja yang bisa diikutin. Dari mulai kontes nulis, fotografi, bikin video, sampai ikutan ajang putri-putrian.

Tipe Banci Konferensi
Jangan heran kalau hari ini dia ada di kelas, tapi besoknya tau-tau dia ada di luar negeri atau luar kota. Misalnya nih, hari ini dia ada di Norwegia buat jadi pembicara di seminar tingkat dunia yang membicarakan tentang punahnya naga Norwegia akibat pemanasan global. Trus sebulan kemudian, dia ada di Yunani buat jadi peserta konferensi pemuda peduli Socrates. Tipe ini sangat menginspirasi generasi muda karena dia jadi kayak leader muda yang sering jadi delegasi Indonesia. O iya, bisa jadi dia juga menjelma jadi sosok populer karena sering bikin orang envy liat dia jalan-jalan ke luar negeri mulu. Aktivitas dia adalah ikutan call for paper, bolak-balik kedutaan negara tujuan buat bikin visa, browsing info konferensi internasional, cek harga tiket pesawat dan bikin proposal sponsorship buat perusahaan-perusahaan potensial yang mau biayain dia ke luar negeri.

Tipe Seleb
Kalau kuliah di Jakarta, kita akan terbiasa liat artis yang biasa kita liat di TV nongol di kampus kita jadi mahasiswa. Tipe kayak gini, sekalipun dia sering mangkir kelas dan jarang dateng ke kampus karena mesti syuting, show, manggung, dll, dia tetep aja punya temen deket yang bisa diandalin buat nanya-nanya kalau pas ada tugas atau ujian. Selalu ada di dunia ini, orang-orang yang seneng punya temen dari kalangan artis. Makanya, kalau kamu udah ngerasa jadi orang baik, cakep, tajir, tapi tetep nggak punya temen, jadi artis aja gih. "Terus, Kalau udah jadi artis tapi tetep nggak punya temen gimana?" Kamu nggak perlu bikin Video di youtube dan bilang, "Buat temen-temen SD gue.., Buat temen-temen kampung gue... Buat...blablabla..." Please, nggak usah gitu ya. Selama masih ada SNSD, hidup akan terasa begitu indah, berwarna, dan semua orang bahagia.

Apalagi kalau Seleb nya kayak gini
(Sumber gambar : wewantkpop.com)
Tipe Diskusi dan Pendebat
Dia ini sering dateng ke acara-acara diskusi apa aja. Dia bisa nguasain banyak topik. Mulai filsafat, politik, agama, seni dan barangkali topik yang nggak kamu pikirkan sebelumnya. Tipe orang kayak gini sering keliatan menonjol di forum-forum karena terbiasa ngomong dan menguasai wacana. Kalau kamu tipe orang yang nggak suka diskusi atau debat, mending jauh-jauh deh. Bisa panjang urusan soalnya. Tipe diskusi dan pendebat ini seringkali bisa muncul sepaket sama tipe aktivis mahasiswa.

Tipe Mahasiswa Misterius
Dia tampak seperti mahasiswa biasa yang dateng ke kampus. Tapi, kita semua nggak tau pas dia ke kampus aktifitasnya apaan. Barangkali dia adalah seorang agen intelegen yang lagi undercover dan sedang menjalankan sebuah konspirasi. Atau barangkali dia adalah seorang hacker hebat, bisa juga dia ini sebenarnya bukan manusia, melainkan alien yang menyamar sebagai mahasiswa Ya namanya aja misterius. Siapa sih yang tau dia ngapain aja. Barangkali Vicky ex Zaskia gotik tu masuk tipe ini karena sampai sekarang, kita sungguh tidak mengetahui mahasiswa macam apa dia. Ada yang tau pas jaman dia masih mahasiswa dia jurusan apa, kuliah dimana, ikut kelas apa aja? Ngakunya sih kuliah di luar negeri gitu soalnya.

Begitulah tipe-tipe mahasiswa. Kamu tipe mahasiswa kayak apa? Ada tipe yang belum disebutin? Share donk.

Jumat, 13 September 2013

Sensasi Baru Ngeblog di Kompasiana

Beberapa waktu lalu, aku nggak sengaja baca banner Iklan di Kompas tentang lomba blogger kompasiana yang menceritakan tentang perjalanan wisata yang berkesan; Sepertinya, hal itu bukan sesuatu yang susah karena aku pernah nulis artikel jalan-jalan juga, 

Akhirnya, aku mengaktifkan kembali akun kompasiana lama ku. Tentu saja, lupa password dan bahkan lupa email mana yang dulu dipakai daftar kompasiana. Setelah urusan teknis sign in beres, mulailah aku menulis.

Di Blogspot, aku biasanya memang hanya membagi tulisan ku di facebook dan twitter. Adapun followe blogger yang masih sedikit dan bukan blogger aktif membuat ku terbiasa dengan tulisan yang dibaca hanya sampai 50 kali dalam sekali posting atau pernah dengan snagat miris hanya 21 kali dengan sekali posting. Apalagi, aku bukan type blogger yang suka blogwalking mengunjungi dan berkomentar dengan blog tetangga. Aku hanya menulis, membagi, dan selesai. Tidak ada target jumlah pembaca. Buat apa? Walau aku cukup senang kalau tulisan ku laris dibaca. Tapi itu bukan hal utama penyebab aku ngeblog.

Kembali ke kompasiana, Waktu aku berhasil masuk ke dashbor kompasiana, ternyata ada 3 orang yang menambahkan aku sebagai temannya. Aku juga baru tau kalau akun itu sudah nganggur dari tahun 2010 tanpa tulisan apapun. Aku sering berfikir, apa sih bagusnya kompasiana? Cuma blogger lokal dari kompas gitu.

Aku pun mulai menulis ceritaku. Untuk pertama, aku masih bingung untuk menambahkan gambar. Tulisan berantakan, papan untuk menulis tulisan kita begitu kecil dan aku sangat merasa tidak nyaman dibandingkan jika dibandingkan tampilan halaman compose pada blogspot. Toh, demi lomba itu, aku mau berlama-lama menulis dengan segala keksulitan format compose nya. Sampai sekarang ada foto yang masih tidak jelas tata letak nya. 

Saat aku klik tombol Publish, 5 menit kemudian sebelum aku sempat share, tulisan ku dibaca lebih dari 50 orang. Saat aku share di facebook, aku justru tidak begitu memperhatikan berapa jumlah pembaca yang bertambah. Aku begitu senang ketika tiba-tiba orang yang tidak mengenal ku dan tidak berteman di kompasiana ikut berkomentar. Beberapa jam setelah itu, tulisan ku menembus 800an pembaca. Padahal aku merasa tidak begitu agresifdalam menshare, Apalagi, twitter bermasalah dengan link yang aku bagi ini http://bit.ly/1awG3Jd

Twitter menganggap link kompasiana ku itu Spam. 

Euforia Kompasiana

Aku yang belum begitu mengenal dunia kompasiana merasa agak terkejut dengan tingginya respon yang diberikan oleh para kompasianer untuk tulisan ku. 

Temen di facebook, namanya Mas Putra memberi selamat padaku kalau tulisan ku ada di kompas. Aku kaget, aku bilang sama dia kalau aku nggak nulis di kompas. Tapi aku nulisnya di kompasiana. Dia bilang, tulisan ku muncul di web kompas. Untuk membuktikannya, dia memberikan link berita online kompas yang dia maksud. Ternyata seperti ini
Ternyata, di Banner blog competition ada nama dan tulisan ku. Karena aku baru aja join kontes blog itu, maka aku masih terdaftar di bagian teratas. Saat aku membuka link Banner itu, aku bersyukur, walau baru bikin tulisannya, hit viewer ku sudah melebihi yang lainnya. walau ada 1 tulisan yang hit nya melebihi hit ku. Setelah mengetahui tentang hal seperti itu, aku jadi lebih sering memantau berapa orang yang mengklik tulisan ku. Aku heran, kenapa jumlah pembaca jadi terasa penting bagiku. Efek kompasianer baru mungkin... Sebenernya setiap yang baru aja posting tulisan emang ditampilin, Jadi nggak perlu kembang kempis juga hidungnya. tapi aku tetep seneng pengalaman pertama di kompasiana nyenengin juga. 

Besoknya, aku membuka lagi kompasiana di kampus. Aku makin kaget, kalau tulisan ku jadi headline dengan pembaca lebih dari 1200 orang. Aku juga di add sama orang-orang. Aku jadi punya temen gitu. hihi, norak abis deh.


Viewer terus bertambah saat aku udah give up nggak bisa share di twitter. Ternyata karena tulisan ku muncul disini juga : 

Aku masih penasaran dengan cara kerja kompasiana dalam menambahkan jumlah pembaca, setelah aku minta tolong seorang teman yang baik gimana caranya buka blokir spam twitter dengan cara kirim email ke twitter support, besoknya, aku bisa share lagi di twitter. Tapi... Nggak banyak yang terjadi. Viewer cuma nambah dikit walau temen kita itu adalah seorang seleb tweet dengan ribuan Follower. Pas aku minta tolong Fatime, viewer tambah 3. Pas minta tolong kak misbah, tambah cuma 2 viewer, pas minta tolong Shei, tambahnya 8 viewer. Nggak banyak berdampak, walau itu udah lumayan banget kalau seandainya kelasnya blogspot.

Ternyata untuk bisa nambah viewer di kompasiana itu, jejaring sosial tidak berpengaruh banyak. Yang pengaruh banyak adalah seberapa lama tulisan kita nangkring di homepage kompasiana dan dikomentari teman-teman. Memang ada banyak orang yang merekomendasikan ke Facebook nya, tapi rekomendasi Facebook yang cuma 74 kali rekomendasi sepertinya tidak begitu banyak pengaruh dibanding 1300an viewer dari kompasiana, 

Aku jadi mempertimbangkan kompasiana sebagai media yang tepat untuk menyampaikan gagasan. jadi, aku memilih untuk menceritakan hal pribadi dan remen temeh di Blogspot dan menulis hal yang agak serius di kompasiana. Menulis itu ternyata tidak sekedar untuk diri sendiri, tapi kita perlu menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Kita perlu berbagi ide. Bukan sekedar berapa banyak jumlah pengunjung halaman blog kita, tapi seberapa usaha kita untuk menyampaikan gagasan kita. Bukankah tulisan itu seringkali bisa jadi sebuah gerakan perubahan?

Dan kali ini aku memilih Kompasiana. 

Senin, 09 September 2013

Ketika Kecantikan bertemu dengan Kekayaan : Studi Kasus Zaskia Gotik dengan Vicky

Aku dulu terkesan sekali dengan sebuah buku yang mengutip ungkapan yang diyakini oleh orang Perancis jaman dulu sebagai panduan untuk mencari jodoh yang seimbang. Ungkapan itu adalah :

"Wanita harus cantik, dan lelaki juga harus kaya."

Tampaknya, hal itu adalah prinsip yang dipegang oleh banyak orang di belahan dunia lain. Di Film Titanic, kita bisa melihat bahwa Ibu Rose berkata pada temannya, "Bukankah itu gunanya kuliah? Agar anak-anak kita bisa mencari tunangan yang kaya." Namun apa yang terjadi, Rose yang diharapkan akan mencintai kekayaan tunangannya justru jatuh cinta dengan Jack, seorang seniman miskin yang berbakat.

Sampai sekarang masih banyak lho yang menganut prinsip itu. Sehingga para wanita berlomba-lomba untuk tampil secantik-cantiknya demi mendapatkan lelaki yang sekaya-kayanya.

Untunglah, masih ada orang yang akan menempatkan kecerdasan sebagai hal terpenting untuk type wanita idaman. Dan Brown (Penulis Tha Da Vinci Code) misalnya, yang terang-terangan memuji istrinya di dalam bukunya dengan menulis, "Untuk Istriku, wanita paling cerdas yang pernah kutemui."

Tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan memang menentukan bagaimana type ideal seseorang dalam mencari jodoh. Dengan pilihan seseorang dalam memilih pasangan, kita juga dapat melihat apa yang menjadi prioritas seseorang untuk hidupnya di masa depan. Walaupun seringkali kita tidak mengerti alasan seseorang dalam memilih jodohnya.

Hehe, Sebenernya, aku bukan mau menganalis tentang perjodohan sih..

Well, Ini gara-gara Yusran Darmawan  nulis di blognya tentang kasus Zaskia dan Vicky dengan analisis sosial. Aku yang nggak update gosip artis langsung merasa bahwa kasus ini ternyata emang menarik.

Sebenernya sebagai cewek, aku tahu nulis kayak gini itu menambah penderitaan Zaskia (*pukpuk Zaskia). Udah batal nikah karena ditipu tunangan, di expose infotaiment gede-gedean, eh.. masih aja diketawain orang-orang tentang lelaki (yang awalnya) pilihannya. Gimana perasaan Zaskia kalau dia browsing tentang komentar orang-orang tentang kasus pertunangannya juga udah bisa kebayang. Tapi, bisa jadi hal ini sebagai pelajaran juga bagi semua cewek : Jangan matre-matre amat dan Jangan lupa untuk Sekolah. :D

Dengan kasus ini, prinsip "Wanita harus cantik, dan lelaki juga harus kaya." tidak berjalan dengan baik. 

Zaskia mengira, calon suaminya adalah lelaki berpendidikan, kaya raya, baik, dan memang pantas untuk mendapatkan kecantikan yang dimilikinya.

Gimana Zaskia nggak kesengsem? Lha wong Zaskia yang pendidikannya pas-pasan ternyata bisa juga dapet Vicky yang SEINTELEKTUALITAS ini :


Berikut ini INTELEKTUALITAS Vicky yang telah MENGKONSPIRASI HATI Zaskia sehingga hampir saja pedangdut goyang itik ini merubah STATUSISASI nya dari lajang menjadi seorang Istri. Intinya, Vicky hampir MENGISTRISASIKAN Zaskia dan MENGKUDETA banyak lelaki yang ingin LABIL EKONOMI keluarga Zaskia.

Yang bisa buka Youtube, mending nonton langsung. Yang nggak bisa nonton, ini aku transkipkan wawancaranya :
"Tetap di usiaku saat ini ya...TWENTY NINE MY AGES." (Poke : Grammar Nazi -__-"" )
"Aku tetap masih merindukan APRESIASI." (Eh? Apa katanya?) 
"Ya BASICLY, ya aku seneng, seneng sama musik gitu walaupun KONTROVERSI HATI aku tetep mengarah pada KONSPIRASI KEMAKMURAN yang kita pilih."
"Ya kita, Kita belajar, emmm..." lirik kiri, bola mata kemana2, keliatan cari2 kata, "... apa ya, HARMONISASI dari hal terkecil sampai yang terbesar."
"Aku pikir kita nggak boleh ego sama sutu kepentingan dan kudeta yang tetap menjadi keinginan." (Orang ini mau nikah apa mau demo kudeta SBY sih? hahaha)
"Dengan adanya hubungan ini bukan MEMPERTAKUT, bukan mempersuram STATUSISASI KEMAKMURAN keluarga dia, tapi jadi CONFIDENT. Tapi bisa-bisanya MENSIASATI kecerdasan itu untuk LABIL EKONOMI kita lebih baik dan aku seneng dan bangga."
Zaskia langsung nyeletuk, "Dibeliin rumah ya beb ya? Aku dibeliin Rumah ya sayang ya?"
Senyum aneh dan bilang, "Ya nanti kita komunikasi lagi tentang itu."
Kemudian Zaskia ketawa ngikik.
--
INTELEKTUALISASI Vicky dalam mengolah bahasa memancing banyak komentar lucu dari viewer video ini. Aku kutip beberapa komentar di Youtube tentang Video ini, \

"gak masuk ! mungkin dia merasa bukan manusia sempurna jadi merasa tidak pantas menggunakan EYD (ejaan yang disempurnakan)". By nazaruddin ikhsan

"Kalo strukturisasi perceraian yang signifikan yang mengarah pada kudetanisasi gonoginial, kapan ya Mas Vicky?" By comicart1st

"Apanya sih yang aneh ? .. Menurut saya, dia terlihat sangat intelektualitas." By Djebel Amilah

"zaskia : dibeliin rumah ya sayang
vicky : tapi aku masih labil ekonomi, kamu jgn konspirasi hati ya :))" By agung aminuddin

dll... dll...

Demikian studi kasus ini kami paparkan.
Kurang dan lebihnya harap di MAKLUMISASIKAN saja. Heheehe...

Minggu, 08 September 2013

Amanda, Seorang Non-Muslim Amerika yang Memilih untuk Berjilbab

Wanita ini bernama Amanda. Saat ini Ia tinggal di Sacramento, California. Dia adalah lulusan dari University of Utah dan meraih gelar BA dalam Studi Internasional dan Arab. Amanda kini sedang mengejar gelar Ph.D. di jurusan Kebudayaan Dunia.

Sekilas, memang tidak ada hal baru yang kita lihat dari fotonya. Apa anehnya jika seorang wanita berwajah kearab-araban berjilbab? Bukankah jilbab seperti ini identik dengan muslim atau budaya Arab?

Sebenarnya, Amanda ini bukan berasal dari negara Arab. Tapi Ia adalah seorang wanita non-Muslim asal Amerika yang memilih untuk mengenakan jilbab. Ia sudah memutuskan secara permanen bahwa Ia hanya akan menampilkan wajah dan tangan di depan umum. Ia sangat menikmati pilihan hidupnya tersebut.

Ketika Ia masih muda, ia menemukan fakta bahwa berjilbab adalah sebuah cara bagi seorang wanita untuk tampak lebih cantik. Di sisi lainnya, Ia juga memikirkan tentang adanya banyak mitos seputar jilbab yang membuatnya jadi takut untuk mencari tahu lebih lanjut tentang itu. 

Dimasa kuliah itulah ia mulai belajar dari teman-teman Arab Muslim di kelasnya tentang jilbab. Beberapa gadis juga mengenakan jilbab. Meskipun ia menyukai tampilan dan menghormati hak mereka untuk memakainya, ia berpikir bahwa memakai jilbab adalah sebentuk penindasan kepada wanita.

Disaat yang bersamaan, Amanda mulai risih saat mendapati bahwa beberapa lelaki di universitasnya secara terang-terangan berbicara tentang teman wanita sekelasnya sedemikian rupa seolah-olah wanita hanyalah sebuah potongan daging yang bergerak. Ia mulai sering mendengar cerita yang tidak ingin didengarnya tentang apa yang ingin lelaki tersebut lakukan untuk gadis ini atau itu sehingga Ia mulai memperhatikan bagaimana wanita disekitarnya menampilkan dirinya. Dari waktu ke waktu, ia juga sering memergoki banyak laki-laki yang menatapnya dengan cara tidak pantas. Namun Ia hanya mengabaikannya. Begitu mendengar percakapan para lelaki dan memperhatikan pandangan lelaki terhadap seorang perempuan, ia tidak bisa mengabaikannya lagi hal tersebut.

Ia bertanya kepada teman sekelsanya bagaimana pendapatnya tentang para lelaki yang memandang wanita dengan cara seperti itu. Tanggapan yang sering Ia dapat adalah “boys will be boys,” atau “it’s just their biology, they can’t help their behavior.” Ia merasa bahwa hal itu ada benarnya juga. Sehingga Ia berpikir bahwa ketidaknyamanannya terhadap hal tersebut hanya masalah pribadi dengan dirinya sendiri. Ia mencoba memahami bahwa orang-orang memang memiliki hak untuk berperilaku dengan cara mereka dan sehingga Ia tidak punya hak untuk menghentikan mereka. 

Namun, pandangannya mulai berubah ketika ia sudah bertunangan.

Baginya, tunangannya adalah belahan jiwanya. Ia dan tunangannya bertemu di SMP dan berteman selama bertahun-tahun sebelum mereka mulai berkencan. Ketika sedang kencan, tunangannya selalu memperlakukannya dengan rasa hormat. Perlakuan hormat dari tunangannya itulah yang membuat Ia akhirnya mantap untuk menikah. Pernikahan tersebut adalah hal terindah dalam hidupnya. 

Setelah Ia membuat keputusan untuk hanya berkomitmen kepada suaminya, ia merasa bahwa tidak ada yang memiliki hak untuk memperlakukannya seperti objek seks mereka. Setiap kali ia mendapati ada lelaki yang menatapnya dengan cara tidak tepat, ia tidak lagi merasa nyaman, bahkan ia merasa jadi ingin marah. Tapi Ia masih tidak tahu apa yang bisa ia lakukan saat itu terjadi.

Akhirnya, suatu hari Amanda melihat seorang teman perempuan berjilbab di kampusnya. Ia berlari untuk menyapa wanita berjilbab itu. Tanpa disangka, wanita itu berjalan mendekatinya dan untuk beberapa alasan, Amanda malah minder dengan wanita itu. Padahal wanita itu cuma mengenakan scraft (kain panjang yang biasanya digunakan untuk jilbab) dan memakai abayaa (pakaian panjang berbentuk jubah) seperti yang biasa wanita itu kenakan. Dengan pakaian itu wanita tersebut tampak anggun dan kuat dimatanya. 

Amanda berfikir, "Wow, Suatu hari saya ingin terlihat seperti itu!" 

Akhirnya Ia pun mulai mencari tahu tentang jilbab. Ia belajar lebih banyak tentang alasan mengapa Muslim mengenakan jilbab, bagaimana jilbab bisa memenuhi syarat sebagai sebuah jilbab dan cara memakai jilbab yang benar. Ia juga menonton tutorial hijab di youtube dan browsing di toko jilbab online. Sehingga dengan itu Ia makin terkesan dengan bagaimana para perempuan berjilbab itu memancarkan sesuatu yang berkelas dan anggun. Ia jadi ingin sekali menjadi seperti wanita seperti itu. Hingga akhirnya Ia sama sekali tidak dapat mengalihkan pikirannya dari Jilbab. Jilbab  telah jadi bagian dari mimpinya.

Ia mengakui bahwa ada banyak hal yang Ia sukai tentang jilbab. Ia sepakat bahwa jika tubuhnya tertutup oleh jilbab, maka akan ada lebih banyak kontrol atas tubuhnya sendiri dan Ia juga mempelajari adanya perbedaan sudut pandang dunia luar melihat hal tersebut. Tapi di sisi lain, pemikiran feminisnya yang kuat membuatnya yakin bahwa wanita dan pria harus memiliki hak yang sama dalam masyarakat. Sehingga Ia berfikir jika lelaki memperlakukan wanita sebagai obyek seks, maka hal tersebut merupakan bentuk ketidakadilan. Apalagi Ia juga mendapati fakta bahwa perempuan dalam masyarakat Amerika dipandang rendah jika mereka tidak berpakaian dengan pakaian yang atraktif di mata para lelaki. 

Menyikapi itu, ia berkata, "Saya percaya bahwa para wanita tidak harus mengikuti sebuah standar konyol kecantikan yang mengawang-awang. Jilbab adalah cara untuk bebas dari itu."

Baginya, cara berjilbab baik adalah dilengkapi dengan keyakinan feminis tentang keyakinan bahwa jilbab itu lebih dari sebuah pakaian wanita. Karena yang Ia pahami, jilbab adalah tentang bagaimana pria dan wanita seharusnya berinteraksi di ranah publik. Toh Pria juga berpakaian dengan menutupi area tertentu tubuhnya. Hingga akhirnya laki-laki dan perempuan dapat memperlakukan satu sama lain dengan penuh hormat sehingga satu sama lain dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Itulah cita-cita jilbab yang Ia pahami.

Di titik ini, Ia yakin bahwa keinginannya adalah memakai jilbab. Tapi, ia memiliki masalah. Ia takut jika Ia mengenakan jilbab sebagai non-muslim, Ia akan menyinggung ajaran Islam. Ia juga takut untuk meminta saran dari teman-temannya. Hingga akhirnya Ia menemukan sebuah video youtube menjelaskan bahwa hal seperti itu bukalah hal yang menyinggung ajaran Islam. Namun hal tersebut belum membuatnya yakin dengan keputusannya. 
Amanda dengan Suaminya
Setelah berminggu-minggu memikirkan jilbab, Ia akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu temannya tentang kegelisahannya itu. Temannya mengatakan bahwa dia maupun ajaran Islam tidak akan merasa tersinggung dengan non-muslim yang mengenakan jilbab. Temannya tersebut menunjukkan bahwa Muslim bukanlah satu-satunya ajaran yang menganjurkan pemeluknya untuk memakai jilbab. Karena ada banyak wanita Yahudi dan Kristen yang memakainya juga. 

Saat Ia mulai memakai Jilbab selama beberapa minggu. Ia merasa nyaman dan selalu memakainya ketika Ia akan meninggalkan rumah. Waktu Ia magang di Yordania, Ia sempat khawatir kalau Yordania tidak akan menerima jika seorang non-muslim memakai jilbab. 

Ternyata, setelah Ia turun dari pesawat, yang terjadi malah sebaliknya! Ketika Ia memberitahu orang-orang bahwa Ia adalah seorang non-Muslim Amerika, mereka malah sangat senang. Orang-orang mengatakan bahwa jilbab memang bagus untuk Amanda. Beberapa orang justru bersimpati karena dengan memakai jilbab Amanda telah menunjukkan rasa hormat terhadap budaya mereka. Hal terbaik yang dirasakan Amanda adalah ketika ada seorang lelaki yang melompat saking gembiranya saat mengetahui bahwa Ia adalah seorang non-muslim berjilbab! Orang-orang tersebut lah yang memberinya kekuatan ekstra saat Ia merasa canggung ataupun merasa marah jika ada orang yang memberikan pertanyaan seputar jilbabnya. 

Kadang-kadang Amanda masih mendapati ada lelaki yang menatapnya dengan cara tidak sopan. Tapi akhirnya Ia mengambil hal positif dari hal tersebut bahwa meskipun para lelaki itu mencoba untuk "melihatnya", mereka masih tidak bisa "melihat" apa yang mereka inginkan. Jilbab membuatnya mengerti bahwa tubuh adalah hak pribadinya. Ia berkata, "Selamanya saya akan berterima kasih kepada para wanita Muslim yang mengajarkan jilbab padaku"

---

Disarikan dari hautehijab.com dengan perubahan seperlunya. Haute Hijab adalah sebuah website yang menjual jilbab secara online dan memberikan kesempatan kepada pelanggannya untuk menceritakan pengalaman berjilbab mereka. Cerita ini adalah sebuah surat yang dikirim oleh Amanda yang ingin berbagi pengalamannya saat memutuskan berjilbab. Sayangnya, Amanda tidak menyebutkan nama lengkap, agama/kepercayaan apa yang Ia anut atau data lainnya yang memungkinkan kita memverifikasi ceritanya lebih lanjut. Tapi, cerita Amanda -terlepas dari benar atau tidaknya cerita tersebut- tetap memberikan sebuah pandangan logis mengapa seseorang menganggap bahwa Jilbab adalah sesuatu yang penting, terlepas dari apapun ajaran agamanya. Kini kita bisa melihat, banyak orang berjilbab tanpa memiliki argumen yang kuat mengapa Ia memutuskan untuk berjilbab. Karena kini jilbab hanya dianggap sebagai fashion belaka tanpa menyentuh makna filosofis tentang makna jilbab itu sendiri.