Minggu, 25 September 2011

Ngomong sendiri itu kadang menyenangkan

Menyadari bahwa ternyata langkah menutup account Facebook adalah awal Buat nulis lagi di blog. Yah.... senang juga bisa membiasakan lagi walau pastinya lebih kaku dari yang dulu. Terbiasa nulis liputan bergaya straight news buat parmagz ternyata nggak banyak membantu buat bisa nulis lagi dengan gaya yang lebih santai.

Tanda paling nyata dari kekakuan ini adalah, mulai bingung mau mambahasakan diri sendiri dengan apa. Aku, Gue, saya atau beta? Soalnya dirumah bahasa juga campur-campur. Bahasa di Jakarta yang pake lo gue juga udah ngeresep ke otak. Kalau nulis Aku, suka nggak bisa lepas kalau bercanda lewat tulisan. Apalagi pakai saya. help! kayaknya pas SMA udah punya jati diri. Kok malah disorientasi gini....

oke, kali ini akan pakai "Aku" setelah tulisan sebelumnya pakai gue.

Sebenernya aku pernah nulis status di Facebook kalau nggak baik menuangkan masalah pribadi di Internet. Itu berkaitan dengan privasy yang harus di jaga. Facebook ku isinya kebanyakan diskusi karena aku pikir penting bagi orang untuk mengambil manfaat dari diskusi itu. Banyaknya permintaan pertemanan di Facebook karna kebiasaan ini bikin pusing. Nggak kenal, kalau nggak di approve ntar dikira sombong. Kalau di Approve juga menuh-menuhin jumlah pertemanan yang terbatas cuma 5000 itu.

Pernah temen lama pas SMP atau SMA ngambek berat dan bilang ke temen2 yang lain kalau aku sekarang sombong mentang-mentang di jakarta karena permintaan teman nggak di approve. Padahal ya siapa yang tahu kalau pake nama 'baru' bisa tau. Misal pakai nama "Dyanisha cayangkamoecellalu" yang padahal misal nama aslinya Siti anisa. Mana kenal dan nggak di approve lah. Foto nya juga nggak jelas. FYI, temen2 ku rata2 di daerah Solo dan sekitarnya yang menganggap bahwa jaakarta adalah kota yang keren buat kuliah. yah,,, Biasa aja padahal. Malah menderita di jakarta.

Karna kejadian itu, akhirnya aku ngasih password ke shei, sahabatku itu buat approve permintaan pertemanan ku. Ujung-ujungnya dia malah ngamuk-ngamuk karna nggak selesai-selesai. Dia udah approve 600 temen dan masih banyak lagi yang belum di approve. Beruntungnya Twitter nggak pake sistem confirm itu, Kalau pake sistem confirm, pasti dia bakalan balas dendam nyuruh aku confirm ini follower dia. Nggak sangguuuuuppp.... wkwkwk... Secara dia jagoan Twitter dan gue jagoan Facebook.

Oke, balik ke menulis tadi.

Bagi aku waktu masih ala Facebook, Segala yang aku update di status itu adalah hal yang mengandung hikmah. Cieilaaaah... Penting bagi aku untuk menjaga citra sebagai mahasiswa filsafat, Chief Operator Officer Parmagz di depan friends Facebook ku. pokoknya aku nggak suka banget deh liat ada orang bergalau-galau di facebook dan marah-marah., Ih.. Dunia ini udah cukup berat dijalani sama semua orang. Masih aja ada yang nggak nyebar hawa positif gitu. Auranya kan negatif.

Teruuuusss...
Kalau ada yang bilang facebook ku terlalu serius, yah.. Bagiku nggak juga tuh. Biasa aja. Mungkin dia aja yang kapasitas otaknya nggak nyampe. Bahkan sepupuku ada yang bilang, "Aku di facebook mau santai-santai, nggak mau mikir yang berat2. Nggak kayak kamu."

Hello... Aku nggak merasa apa yang aku bicarakan di facebook berat. santai aja kok...

rrrrrrrrrrrrrrrr....

Facebook saat ini udah berhasil.

Dan ternyataaaaa.... Twitter nggak cukup membantu buat melampiaskan kepengenan mau nulis. TTimeline yang cepat itu bikin pusing kepala. Dan nggak bisa banget kayak shei yang eksis gitu. Kala online paling aku merhatiin tweet nya mentri, Sherini, Raditya dika, Nicholas Saputra, dan kadang juga shei. Tweet nya dikit, apalagi followernya. Cm konek sama yang emang kenal aja.

Blog!

Barulah, berhadapan dengan blog membuat ku mengkhianati segala prinsip Facebook!
kenapaaa... Karna akhirnya kerjaannya di blog itu nyurhaaaaattt aja. Kadang sih malu sendiri yabaca tulisan sendiri. Apalagi yang berantakan gitu nulisnya. Tanpa dibaca ulang langsung post! Parah lah. BEner2 seenaknya sendiri tanpa peduli nanti yang baca siapa. Padahal...

kata google pencarian kata syaharbanu teratas adalah blog gueeee

Tapiii... MUngkin syaharbanu bukan nama yang populer. Jadi walaupun jadi web teratas, setiap hari kalau klik Stat juga kok cuman 1, 2, 3... yah... nggak seru. Kadang juga nggak ada yang liat Blog ini sama sekali. Sambil mikir2, kenapa ya... Mau komen dan mampir juga males. Di Facebook juga males komen ke orang lain, di twitter males mention, dan di blog apalagi. rrrrrr...

Akhirnya, aku mencoba menikmati kesendirian ini. Makin nggak pernah diliat orang makin bebas nulis. Karna nggak ada beban mental buat nulis apapun. Lagian, siapa sih aku? Orang nggak penting yang nggak banyak yang pengen tau kabarnya kok.. Santai-santai ajalah...

Nyurhat dan ngomong sendiri itu ternyata sedikit mengurangi beban. Walau kenyataan bahwa nggak banyak yang mencari ku dengan ditutupnya facebook juga kenyataan yang pahit. Huaaaa... Patah hati. Tapi so what gitu, aku juga jarang kasih feedback ke orang. sekali lagi. Santai-santai ajalah...

Mungkin nanti, Tulisan-tulisan sampahku bakal diketawaain sama diri sendiri. Karena nyurhat emang ditulis saat tekanan tinggi, emosional dan dalam kondisi sangat labil. hiks...

Akhirnya, menikmati blog selayaknya diary. Tapi tidak begitu vulgar. Kalau seseorang menemukan blog ku berarti dia telah membaca kesialan ku.

Aku jadi menyesal, kenapa dulu aku bikin labels buat blog banyak amat. Ngeditnya sekarang gimana yak. dan Labels di blog ku itu nggak mutu banget. Bener2 bikinan ABG di tahun 2009. dan kini cm bisa meratapi betapa gapteknya diri ini di tahun 2009....

FYI, Nggak berharap, ada lebih dari 20 orang baca tulisan ini sampai akhir tahun nanti.

Nikah Mut'ah dalam pandangan Ahlussunah dan Syiah

Oleh Ustad Abdullah Muhammad Som


 Penjelasan ringkas seputar masalah mut'ah

Aqd adalah kesepakatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang di dalamnya disertakan ijab dan qabul. Salah satu bentuk dari aqd adalah pernikahan, yaitu kesepakatan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang wanita, dengan beberapa persyaratan hukum yang mensyahkan ijab serta qabul yang dilakukan. Perlu ditegaskan bahwa seorang wanita memiliki hak penuh atas kesepakatan pernikahan yang akan ia lakukan, yang oleh karena itu ijab datang dari diri wanita atau walinya atau yang mewakilinya. Dalam hal ini fungsi seorang wali bukanlah menentukan siapa laki-laki yang seharusnya dinikahi oleh seorang wanita. Tetapi fungsi wali sebenarnya lebih kepada memberikan perlindungan kepada kaum wanita, sehingga tidak terpedaya oleh tipu daya laki-laki atau oleh perasaan wanita itu sendiri.

Sangat disayangkan apabila pada prakteknya terjadi seorang wali memaksakan anak gadisnya untuk menikahi laki-laki yang bukan pilihannya. Sehingga sebenarnya aqd dalam pernikahan adalah suatu pilihan secara sadar yang dilakukan oleh pihak wanita dan laki-laki. Dan perlu diperhatikan bahwa ijab lebih kuat dari qabul, sehingga dalam setiap terjadinya pernikahan posisi wanita lebih menentukan dari laki-laki.

Tujuan pernikahan

Dalam pernikahan memiliki banyak tujuan dengan alasannya masing-masing. Diantara tujuan tersebut adalah :

1. Untuk menjaga kelestarian kehidupan sosial. Manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup bergabung dengan selainnya, dan kelestarian kehidupan sosial dapat dipertahankan dengan adanya keturunan. Bahkan suatu komunitas masyarakat terkadang sangat memerlukan banyak keturunan dalam situasi tertentu, seperti yang terjadi di palestina. Di saat pembantaian secara masal terus menerus dilakukan oleh Zionis Israel maka para pejuang palestina mengharapkan kelahiran bayi-bayi yang akan terus menjaga kelestarian mereka sebagai suatu bangsa.

2. Menghindarkan diri dari perzinahan. Manusia yang sehat fisik dan akalnya, memiliki tuntutan pemenuhan kebutuhan seksualitas. Semakin sehat seseorang maka semakin kuat pula tuntutan tersebut. Meskipun berbagai kebutuhan lain serta kesibukan dalam memenuhinya juga dimiliki, tetapi hal itu tidak cukup untuk menghilangkan kebutuhan pemenuhan seks seseorang. Hal ini merupakan tabiat pada diri manusia sebagai jenis hewan. Agama tentu saja tidak membendung dorongan tersebut, akan tetapi mengarahkan sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam memenuhinya, dan salah satunya adalah pernikahan.

3. Tujuan pernikahan yang lain adalah menjalin hubungan kekerabatan, yang bahkan terkadang dilakukan demi tujuan mendamaikan dua kabilah yang bertikai. Dan banyak lagi tujuan positif lain dalam melaksanakan pernikahan.

Peran adat dalam pernikahan

Adat dalam suatu masyarakat memiliki pengaruh sangat kuat dalam menentukan nilai atau hukum bagi masyarakat tersebut. Sedemikian kuat pengaruh adat sehingga terkadang dapat mengalahkan faktor ideologis dan aqidah. Beradab atau tidaknya seorang laki-laki dan wanita bisa ditentukan oleh adat istiadat yang berlaku dalam tatanan masyarakat.

Contoh, pada dataran hukum, memasak bukan suatu kewajiban bagi seorang istri, akan tetapi adat istiadat telah merubahnya. Sehingga memasak menjadi tugas wajib bagi para istri. Pada dataran hukum sesuatu yang dimiliki oleh seorang wanita karena usahanya, menjadi milik mereka pribadi. Tetapi adat bisa merubah menjadi hak kepemilikan bersama. Adatlah yang memposisikan fungsi istri dihadapan suami, sehingga terbangun dalam suatu masyarakat asumsi atau anggapan tentang baik dan buruk adab istri atau suami berdasarkan pada adat yang berlaku. Tentu saja anggapan tersebut tidak semuanya tepat meskipun juga tidak semua buruk. Misal saja, nilai wanita yang dibangun oleh adat istiadat, bisa memposisikan wanita hanya sabagai alat dan peran tambahan saja untuk membangun suatu masyarakat ideal. Bahkan wanita hanya alat untuk memenuhi keperluan laki-laki. Pada dataran hubungan sex wanita dijadikan objek pemenuhan hasrat kaum pria, dan pemenuhan terhadap hasrat itu dicabut dari kaum wanita. Sehingga ketika berbicara tentang hubungan sex insan dua jenis ini, wanita selalu diposisikan sebagai korban dan seolah-olah wanita bukan manusia normal yang memiliki dorongan libido dan tidak perlu ditengok dari sudut pandang mereka.

Akhirnya ketika berbicara pernikahan maka selalu sudut pandang laki-laki yang menjadi sorotan. Bahwa pernikahan dilakukan adalah sebagai keperluan hasrat kaum pria saja dan tentang hasrat kaum wanita dilupakan dalam pembahasan. Padahal peran wanita sebenarnya yang paling menentukan dalam terjadinya ijab dan qabul, wanitalah yang mengatakan saya menikahkan diri saya dengan anda, atau walinya mengatakan saya menikahkan putri saya dengan anda, dan laki-laki mengatakan saya menerima.

Pernikahan Mut'ah

Tujuan seseorang melakukan pernikahan dapat berbeda sesuai dengan masing-masing keperluan. Akan tetapi tidak setiap orang bisa melaksanakan keinginannya untuk menikah, karen mungkin saja tidak dapat memenuhi syarat pernikahan atau khawatir terhadap akibat suatu pernikahan.

Contoh. Dalam hukum pernikahan, talaq menjadi hak laki-laki yang artinya bisa saja seorang istri ditalaq oleh suaminya tanpa alasan apapun. Dalam kondisi hukum seperti ini sangat logis bila kaum wanita merasa khawatir terhadap hak-haknya, atau keselamatan diri dan harta yang ia miliki. Seperti wanita karier yang sukses, sangat berhak untuk khawatir terhadap harta yang telah dia kumpulkan dengan usahanya. Karena bila ia masuk pernikahan sementara hak talaq ada pada suaminya, maka keselamatan harta yang ia kumpulkan bisa terancam. Harta yang ia kumpulkan bisa saja dirampas atau dikuasai suaminya. Di sisi yang lain, sebagai manusia normal wanita juga memilki tuntutan libido yang perlu dipenuhi. Dalam kasus seperti ini pernikahan mut'ah memberikan solusi yang sangat baik bagi mereka. Intinya kita harus berhenti berpikir tentang pernikahan daim dan mut'ah yang hanya dipandang dari sudut pandang keperluan kaum laki-laki saja.

Pernikahan mut'ah dalam syariat

Dibawah ini saya sisipkan beberapa riwayat yang saya ambil dari pelajaran dua madrasah (Ahlussunnah dan syiah)

Nikah mut'ah dalam perspektif ahlussunnah

Dari tafsir al-qurtubi: para ulama salaf (ortodok) dan kholaf (kontemporer) berpandangan bahwasannya mut’ah adalah nikah yang tidak meninggalkan warisan didalamnya, dan berpisah setelah habis masanya tanpa bercerai (thallaq) ibnu athiyah mengatakan : mut’ah adalah seorang pria menikahi wanita dengan dua saksi atas izin wali namun tanpa peninggalan warisan, dengan memberikan sesuatu sesuai perjanjian diantara mereka, dan ketika selesai masanya maka tidak ada ikatan lagi, dan wanita berhak menggugurkan janinnya karena tidak diragukan lagi bahwa seorang anak tidak punya hak didalamnya, dan apabila dia tidak hamil maka halal untuk orang lain (tafsir al-qurtubi 5/132) Dalam sahih bukhari, Rasulullah SAWW: siapapun lelaki dan wanita saling bersepakat mengikat janji maka pergaulan bagi mereka adalah tiga malam, apabila mereka saling mencintai keduanya boleh saling menambah masanya atau saling meninggalkan(sahih bukhari bab akhir tentang Rasulullah melarang nikah mut’ah 3/164)

Dalam kitab Al-mushannif karangan abdu al-razaq, jabir berkata: apabila masanya telah habis maka bersegera mereka kembali seperti biasa dan pihak laki membayar maharnya diakhir, dia ditanya, berapa kira-kira masa iddahnya? Dia menjawab: satu periode haid, mereka para wanita memperhitungkannya untuk dimut’ah (mustamta’) (kitab karangan abdu al-razaq 7/499 bab mut’ah) Dalam kitab tafsir al-qurtubi, ibnu abbas berkata: masa iddahnya adalah satu periode haid, dan keduanya tidak wajib meninggalkan warisan,(tafsir al-qurtubi 5/132 dan al-naisaburi 5/17) dan dalam tafsir al-thobari, redaksinya dari al-syuddi “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna, sebagai satu kewajiban dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu, annisa’:24” mut’ah disini, seorang laki-laki menikahi wanita dengan syarat yang telah disepakati, menghadirkan dua orang saksi dan menikahi atas izin walinya, dan apabila masanya telah habis maka tidak ada ikatan lagi diantara keduanya dan dia terbebas, dan dia boleh menggugurkan apa yang ada dalam kandungannya, dan tidak ada warisan baginya, salah satu dari mereka tidak berhak menerima warisan (tafsir al-thabari 5/9).

Dalam tafsir al-kassyaf karangan zamakhsyari disebutkan: mut’ah diperbolehkan semasa tiga hari sampai Allah membukakan kemenangan makkah untuk Rasulullah SAWW dan kemudian dihapuskan, seseorang laki-laki menikahi wanita dengan waktu yang ditentukan semalam atau dua malam, atau seminggu dengan mahar atau sejenisnya, menunaikan hajat maksudnya dan kemudian menceraikannya, disebut mut’ah karena menikmati atas apa yang diberikan untuk wanita (tafsir al-kassyaf 1/519). Itulah definisi dari mut’ah wanita atau nikah mut’ah yang diambil dari perspektif ulama kontemporer ahlusunnah, dan sebentarlagi kita akan merincikan definisinya dalam perspektif Ahlulbayt as.

Nikah mut'ah dalam perspektif syiah

Nikah mut’ah atau mut’ah wanita ialah dinikahinya seorang wanita atau dinikahkan oleh walinya atau wakilnya dengan seorang laki-laki meskipun masih kecil dan dihalalkan untuknya, dan bagi dia tidak ada pembatas dalam syariat dalam nasab (keturunan), menyusui, iddah atau kawin, dengan mahar yang telah ditentukan dan disepakati, dan berpisah sehabis masanya, dan pihak laki-laki dapat menghibahkan sesuatu yang tersisa dari masanya, dan setelah berpisah wanita menjalani masa iddah jika terjadi didalamnya hubungan seksual, dan belum menopouse, dan apabila dalam masa haid maka iddahnya adalah selama empatpuluhlima hari, dan jikalau dia belum tersentuh perbuatan intim maka dia suci tanpa iddah, dan perkara bayi yang dilahirkan dari pernikahan tersebut (nikah mut’ah/nikah dengan batas waktu tertentu), adalah sebagaimana pernikahan da’im (rujukan nikah mut’ah dalam fiqih imamiyah, ex: syarh lum’ah dimsyiqiyah, dan syara’i’ al-islam, atau selainnya)

Nikah mut'ah dalam perspektif Quran

Allah SWT berfirman “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna, sebagai satu kewajiban dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu, seungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana, annisa’:24” Abdu al-razzaq dalam kitab mushannifnya, redaksinya dari atho’: sesungguhnya ibnu abbas membaca “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” (al-mushannif 7/497-498 bab mut’ah, karangan abdu al-razzaq bin himam al-san’aani mawla hamiir, 126-211H, cetakan 1390-1392H penerbit al-majma’ al-ilmi beirut, mencetak hadis ashab al-sittah, rujukan terjemahan dalam al-jam’ baina rijal al-shahihain wa taqrib al-tahdzib, dan rujukan bidayah al-mujtahid karangan ibnu rusyd 2/63). Dalam tafsir al-thabari, redaksi dari habib ibin abi tsabit mengatakan: ibnu abbas memberiku mushaf (al-qur’an) seraya beliau berkata: beginilah ayahku membacanya “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” (dalam tafsir ayat dari kitab tafsir al-thabari 5/9).

Dalam tafsir al-thabari, ada dua redaksi dari abi nadhrah mengatakan: aku bertanya tentang mut’ah kepada ibnu abbas, beliaupun menjawab: pernahkah kau membaca surat annisa’? akupun menjawa: ya, beliau berkata: tidakkah kau membaca maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna???, akupun menjawab: kalau aku membacanya mana mungkin aku bertanya!,beliaupun menjawab: bacalah seperti itu! Redaksi kedua dari abu nadhrah: aku membaca ayat ini berdasarkan ibnu abbas “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka,” ibnu abbas melanjutkannya “berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” dia berkata: aku mengatakan: aku tidak membacanya seperti itu, beliau menjawab: demi Allah, Allah menurunkannya begitu, mengulanginya hingga tiga kali. Redaksi dari amir dan abu ishaq, bahwa ibnu abbas membaca” maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna”. Redaksi dari mujahid “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” beliau berkata: yang dimaksud adalah mut’ah. Redaksi dari umar dan ibnu marrah, bahwasannya dia mendengar sa’id bin jabir mengatakan “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna”. Redaksi dari qotadah mengatakan: abi bin ka’ab membaca “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna”. Redaksi dari syu’bah mengais berita dari alhikam, berkata: aku bertanya kepadanya (alhikam) tentang ayat ini, apakah tergolong mansyukh? Dia menjawab: tidak! Kami telah menghimpun hadis-hadis (2-9) dari tafsir thabari dan sebagian ulama memperbolehkannya. Dalam kitab ahkam al-qur’an karangan hassos juga ada redaksi riwayat dari abi nadhrah dan abi tsabit, dari ibnu abbas dan bacaan ubay bin ka’ab (ahkam al-qur’an 2/148) Al-baihaqi meriwayatkan dalam kitab sunan al-kubranya redaksi dari muhammad bin ka’ab, bahwa ibnu abbas mengatakan mut’ah sudah ada pada awal berdirinya islam dan mereka membaca ayat ini “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna”. (sunan al-baihaqi 7/205). Penjelasan an-nawawi menukil dari sahih muslim: ibnu mas’ud membaca “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” (syarah annawawi menukil sahih muslim 9/179).

Dalam tafsir zamakhsyari: disebutkan turun ayat berkaitan dengan mut’ah yang masanya tiga hari, dia menambahkan: disebut mut’ah karena bentuk kenikmatannya, dan dia mengatakan:dari ibnu abbas ayat tersebut tergolong muhkam, tidak mansyukh, dan dia membaca “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” (alkassyaf karangan zamakhsari 1/519). Al-qurtubi mengatakan: mayoritas ulama berpendapat: yang dimaksudkan adalah nikah mut’ah yang muncul diawal berdirinya islam, ibnu abbas dan ubay dan ibnu jabir membacanya “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” (tafsir al-qurtubi 5/130).

Dalam kitab tafsir ibnu katsir: ibnu abbas, ubay bin ka’ab, sa’id ibin jabir, dan assyuddi membaca “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna sebagai satu kewajiban” mujahid mengatakan: ayat ini turun berkaitan dengan mut’ah (tafsir ibnu katsir 1/474). Dalam tafsir suyuthi hadis redaksi abi tsabit dan abi nadhrah riwayat dari qatadah dan sa’id ibin jabir, bacaan ubay dan hadis redaksi mujahid, assyuddi dan atho’ dari ibnu abbas, dan hadis redaksi alhikam bahwasannya ayat ini bukan tergolong mansyukh, redaksi atho’ dari ibnu abbas mengatakan: ayat tersebut terdapat dalam surat annisa’ “maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna” beliau menambahkan tidak ada warisan diantara mereka dan jika telah nampak kerelaan diantara mereka setelah habis masanya alangkah baiknya, dan apabila berpisah juga baik sekali (al-durr al-mantsur karangan suyuthi 2/140, adapun redaksi dari atho’ al-mushanniif karangan abdu al-razzaq 7/479, dan rujukan bidayah al-mujtahid karangan ibnu rusyd 2/63).

Nikah mut'ah dalam perspektif hadis

Dalam kitab sahih bukhari dan muslim bab nikah mut'ah dan dua pengarang kitab yakni adbu al-razzaq dan ibnu abi syabiih, dan musnad ahmad dan sunan al-baihaqi dan selainnya redaksi dari abdullah ibin mas’ud berkata: kami berada dimedan laga bersama Rasulullah SAWW dan tidak ada wanita dikelompok kami, kami bergumam “tidakkah kita beristirahat sejenak?, beliaupun melarang kami, kemudian beliaupun mengizinkan kami untuk menikahi wanita dengan mahar yang telah disepakati, kemudian abdullah membaca “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa-apa yang baik, yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas al-maiidah:87”, (sahih muslim kitab nikah juz 1404 hal 1022 dengan redaksi yang beragam, dalam sahih bukhari 3/85 tafsir surat almaidah bab firman Allah “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa-apa yang baik, yang telah Allah halalkan bagi kamu” dan dalam kitab nikah dari kitab tersebut 3/159 bab hal-hal yang dibenci dalam perceraian dengan perbedaan lafal yang ada,kitab mushannif karangan abdu al-razzaq 7/506 beserta tambahannya dipenghujung hadis, dalam kitab karangannya ibnu abi syabiih 3/294, dalam musnad ahmad 1/420, dia mengatakan dengan bersemangat “ibnu mas’ud telah mengambil dan meriwayatkan hal ini bahwa nikah mut’ah halal”, ringkasnya terdapat didalamnya hal 432, dalam sunan al-baihaqi 7/200-201 lengkap dengan komentarnya dengan hadis, dalam tafsir ibnu katsir 2/87)

Dalam sahih bukhari dan muslim, dan karangan abdu al-razzaq dan lafadz kumpullan muslim dari ibin jabir bin abdillah dan salamah bin akwa’ mengatakan: telah keluar seruan dari Rasulullah SAWW, sesungguhnya Rasulullah telah mengizinkan kalian menikmati wanita yakni nikah mut’ah (sahih muslim hal 1022 juz 1405, bukhari 3/164 bab akhir-akhir rasulullah melarang nikah mut’ah, bunyinya: kami sedang berada dalam barisan tentara, utusan Rasulullah mendatangi kami,,,, begitupula bunyi musnad ahmad 4/51, dan hal 48 ringkasnya, dalam kitab karangan abdu al-razaq 7/498, dengan sedikit perbedaan) Dalam sahih muslim dan musnad ahmad dan sunan al-baihaqi, dari sibrah al-juhny berkata: Rasulullah memberikan kami izin bermut’ah, akupun segera bergegas bersama seorang pemuda menuju wanita kabilah bani aamir, nampaknya dia adalah gadis yang lehernya panjang, kamipun menawarkan diri kami, dia berkata: apa yang akan kamu berikan?, akupun menjawab: selendangku, dan temanku menyahut: selendang kami. Selendang milik temanku lebih baik dari kepunyaanku, tetapi aku lebih muda darinya, ketika dia melihat selendang temanku iapun terkagum, dan ketika dia melihatku, aku membuatnya kagum. Kemudian dia berkata: kamu dan selendangmu cukup untukku, maka akupun bermukim bersamanya selama tiga hari, kemudian sesungguhnya Rasulullah bersabda” barang siapa yang mempunyai urusan dengan para wanita ini, yang telah bermut’ah, maka hendaknya memutuskan ikatannya (sahih muslim kitab nikah juz 1406 hal 1024, sunan al-baihaqi 7/202-203, musnad ahmad 3/405, setelahnya ia berkata”maka aku menceraikan keduanya" Dalam musnad al-thoyalasi dari muslim al-qurosyi berkata: aku menemui asma’ putri abu bakar dan aku bertanya kepadanya tentang nikah mut’ah, iapun menjawab: kami telah melakukannya dimasa Nabi SAWW (al-thayalasi 1637)

Dalam musnad ahmad dan selainnya dari abu sa’id al-khudri: kami sedang bermut’ah dimasa Rasulullah SAWW dengan mahar (musnad ahmad 3/22, dalam majma’ zawaid 4/263 diriwayatkan ahmad dan al-bazar) Dalam sahih muslim dan musnad ahmad dan selainnya bunyi lafadz pertama atho’ berkata: jabir bin abdillah datang bersorak, kamipun mendatangi kerumahnya, segerombolan orang menanyainya tentang segala hal kemudian mereka menyebutkan mut’ah, iapun berkata: ya, kami telah bermut’ah pada masa Rasulullah SAWW, abu bakar dan umar (sahih muslim kitab nikah terbitan juz 1405 hal 1023, syarah nawawi 9/183, musnad ahmad 3/380, rijal ahmad dan rijal sahih, abu daud bab shodaq, “kami telah bermut’ah pada masa Rasulullah, dan abu bakar dan setengah masa kholifah umar, sebelum kemudian kholifah umar melarangnya, rujukan um’dah al-qorii karangan aynii 8/310) Dalam lafadz ahmad dan setelahnya: “sampai pada masa khilafah umar” Dan dalam kitab bidayah al-mujtahid: dan separuh dari khilafah umar sebelum kemudian dia melarang manusia melakukannya (bidayah al-mujtahid karangan ibnu rusyd 2/63) Pernyataan mutawatir dari khalifah umar: "pada masa Rasul mut’ah ada dua kategori, dan saya melarang keduanya dan memberikan hukuman bagi yang melakukannya yaitu mut’ah haji dan mut’ah wanita" 1. Tafsir al-qurtubi 2/388, 2. Tasir al-fakhrurrazi 2/167, 3/201-202, 3. Kanzul ummal 8/293-294, 4. Al-bayan wa al-tabyin karangan al-hafidz 2/223) Sebagai penguasa pemerintahan, mungkin saja khalifah Umar berhak untuk memfatwakan kebijakan sesuai kondisi masyarakat pada masanya, tetapi ketetapan fatwa tersebut tidak serta merta menjadi suatu hukum yang abadi. Hanya yang Allah dan Rasulnya halalkan maka menjadi halal selamanya dan yang diharamkan menjadi haram selamanya.

Kesimpulan

 1. Pernikahan adalah kesepakatan yang diatur oleh syariat antara laki-laki dan wanita. Dan pernikahan mut'ah adalah salah satu dari bentuk kesepakatan ijab dan qabul pernikahan

2. Dalam kesepakatan Ijab dan Qobul, wanitalah yang menyampaikan Ijab (wanita yang menikahkan) dan laki-laki menjawab dengan Qobul (menerima)

3. Laki-laki dan wanita adalah sama kedudukannya sebagai manusia, dengan tabiatnya. Keduanya memiki tuntutan yang sama sesuai sunnah Allah pada diri mereka. Dalam kebutuhan terhadap pemenuhan hasrat sebagai manusia normal, keduanya adalah sama.

4. Memandang pernikahan harus dari kedua sisi, yaitu keperluan laki-laki dan wanita. Sehingga tidak memposisikan wanita sebagai alat keperluan laki-laki semata, dan memposisikan wanita sebagai sosok tanpa peran dalam memutuskan pernikahannya.

5. Adat istiadat adalah sesuatu yang tidak boleh dihapuskan, tetapi juga tidak boleh dijadikan alasan hukum sebagaimana kedudukan syariat.

6. Kemestian menghargai hak seseorang baik laki-laki atau wanita dalam mengambil keputusan terhadap tujuan pernikahannya, selama tidak dilakukan dengan cara menipu atau melanggar aturan syar'i

7. Adanya pelaksanaan nikah mut'ah pada masa Rasulullah, Khalifah Abubakar dan sebagian masa pemerintahan Kalifah Umar

8. Terbaginya muslimin pada dua pendapat tentang tetap halalnya nikah mut'ah dan diharamkannya nikah mut'ah meskipun sebelumnya pernah dihalalkan.

Ini adalah penjelasan ringkas yang dapat saya sampaikan seputar masalah mut'ah. Untuk lebih jelasnya silahkan merujuk kepada kitab-kitab yang berhubungan atau secara khusus membahasnya, baik yang mendukung atau yang menolak tentang halal serta haramnya. Wallahu waliyyuttaufiq


Tanya Jawab :


Tanya : kalau mut'ah dengan wanita baghiyah (pelacur) gmana hukumnya? atau dengan bikr (peraan ) yang tidak disetujui walinya?Trima kasih


Jawab :  Dengan baghiyyah makruh syadid, sebaiknya tidak dilakukan. Dan menikahi bikr/perawan (daim/mut'ah) harus dengan izin walinya


Tanya :  apa arti izin wali? cukupkah pemberitahuan?


Jawab : Wali mengetahui dan merestui

Tanya : dalam kasusnya wali mengetahui tapi nggak merestui, gimana ini?

Jawab :  Bila wali tahu dan diam maka diamnya adalah restunya.  Dan bila wali menyatakan menolak, baik verbal atau isyarat, maka tidak ada izin

Diambil dari :
http://www.facebook.com/notes/abdullah-muhammad-som/penjelasan-ringkas-nikah-mutah/168893066525510

Kamis, 22 September 2011

layakkah Mempertanyakan?

Malam ini kayak malam-malam sebelumnya. Dimana gue mempertanyakan, kok bisa ya kayak gini menimpa gue. Gue sadaaaaaarrr banget ada saat2 gue bikin kesalahan yang emang pantes gue dihukum, tapi masak iya Allah tu menghukum gue? Bukannya Allah tu baik banget ya?

Gue belajar tentang point of view permasalahan. Pertama dalam kasus "dia yang nggak mau gue sebut namanya".  Well, segala yang tampak aik-baik saja memang udah seharusnya selalu jadi baik. Jadi gue yang mengait-ngaitkan lempengan peristiwa terus bertanya, sejak kapan dia Illfeel sama gue... Gue pengen tanya, kok secepet itu, tanpa penjelasan, kok elu bisa sih bohong? kok elu bisa sih nulis hal kayak gitu tanpa mempertimbangin perasaan gue kalau baca? Misal, elu yang selalu ngomong bahasa Jiwa, keindahan jiwa, cinta , rindu dan sebagainya ngeliat gue kacau banget secara kejiwaan (Bukan sakit jiwa, tapi jiwa itu ada yang indah ada yang nggak indah) di saat seperti ini malah pergi. Bukannya kalau elu cinta, elu "Menggenggam" gue jangan sampai gue tergelincir, jangan sampai gue goyang, jangan sampai gue beneran jadi 'sakit'. Kalau elu sayang sama gue, kok nggak di jaga gue nya? kalau gue nggak punya keindahan jiwa lagi, kok elu nggak bawa gue ke tempat yang semestinya??

Pertanyaan kayak gini muncul terus berbantahan sama suara dalam otak gue kalau elu itu orang baik, elu itu pejuang, Elu agamawan yang nggak mungkin nyakitin orang. Tapi kok gitu ya... aaaaaaaa.... Gue harus rubah sudut pandang gitu. Kalau mungkin dia yang jadi malaikat lagi belajar sebagai manusia? Sip lah ya... Pura-pura aja baik semua. Pura-pura aja nggak apa-apa. Pura-pura aja nggak terjadi apa-apa Atau pura-pura nggak kenal?

Gue pengen ketemu dan pengen nanyain banyak hal. Tapi gue tahu kalau hal kayak ini agak nggak layak diperjuangkan. tapi rasanya g tenang banget deh.

Lalu... Tentang realitas, kenapa gue masih ada di solo. Gue pengen nanya sama Tuhan, Kok gue jadi gini sih Tuhan? Gue nggak mau keadaannya kayak gini dan gue mau tanya, yang kayak gini terjadi buat apa? Please Tuhan, jangan bikin gue jadi patah hati dari Cinta Mu... Please...

Sekarang ini nggak ada lagi si kakak yang nasehat nasehatin tentang kontrol diri dan rasa. Nggak ada lagi nyanyian tentang jiwa yang biasa di dengnugkan. Ya ampuuun... Temen jiwa gue siapa sekarang? Yang setidaknya bisa meyakinkan gue kalau gue nggak bisa dan nggak boleh patah hati sama cinta Tuhan. Hati gue sesak, pikiran gue berlari ke kecemasan satu ke keceasan lain. Hari-hari gue berlalu dengan pesimisme pesimisme yang nggak layak ada di orang beriman. Apa ini ya yang namanya goncangan jiwa? Gue nggak siap. Banyak yang harus gue lakuin dan gue nggak siap tertahan... Gue nggak siap. Please Tuhan...

Datangkan manusia berhati malaikat buat nguatingue Tuhan.... Mungkin gue emang durhaka, nggak baik, cerewet, tapi Tuhan selalu baik, aduh Tuhan... Gue Nggak bisa minta ke selain MU. Cuma diri Mu yang paling dekat sama gue sekarang. Saat kekasih di dunia realitas hilang. Ternyata kekasih sejati ku nggak pergi. Kekasihku Engkau kan Tuhan?

Tuhan....
Gue pengen Cinta....
Dan Engkau maha Cinta
Berikan setetes... supaya gue bisa buka mata, Buka hati dan jalan pakai akal yang jernih...
Gue sayang KAU... Tuhan,,,

Minggu, 18 September 2011

Dirasa rasa aja...


Ada beberapa hal yang gue syukuri, salah satunya tentang temen-temen gue yang masih care sama gue walau gue nggak ada bareng sama mereka. Shei, mas heru, dondik, hexo yang masih sering kontek kontekan sama mereka bikin gue punya semangat kalau gue masi diterima lagi kalau balik ke jakarta. Karna ada perasaan takut ditinggalkan di saat saat yang sulit. Ada perasaan minder buat bersosialisasi lagi. Tapi selama mereka ada buat gue, gue siap hadapin semuanya.

Selama gue hidup, ada beberapa orang yang tampaknya sayang banget sama gue tapi justru ninggalin gue di saat2 sulit. Ada yang bilang cinta sama gue tapi kabur waktu gue tes seberapa kuat sih dia tahan sama gue yang penuh masalah. Kalaupun dia punya masalah, dia boleh kok sharing sama gue. dan hak gue donk mau sharing apa nggak sama dia.  

Kakak gue, Himma dan Indah itu sodara yang paling suppor sama gue dan yang paling ngerti situasi sulit gue ini. Sama mereka lah gue curhat blak-blakan. Karna bagaimanapun gue lebih percaya orang-orang yang punya ikatan darak sama gue daripada yang bukan. Karna ikatan darah nggak akan meninggalkan kita kalau kita susah. Darah yang ngalir aja sama, jadi kalau ada yang keiris, yang lainnya juga sakit.

Hari-hari gue cemas antara optimisme dan pesimisme. Silih berganti. Kerjaan yang banyak bikin raga gue sibuk di hal-hal yang sekarang ini gue kerjain. Tapi pikiran gue seriap hari itu adalah pertanyaan, kapan gue bisa balik ke jakarta. Gimana ya caranya gue balik, sampai kapan ya gue gini terus, nasib kostan gue gimana ya...

Gue punya optimisme buat balik itu waktu ada banyak kegiatan yang ngelibatin gue didalamnya. Ya ampuuun... kangen banget sama kesibukan gue. disamping gue agak takut juga ngehadapin prodi. Makanan jiwa gue butuhin banget. Dulu kak daus rutin kasih saran-saran yang bikin gue bangkit dan jadi punya pertimbangan-pertimbangan yang bagus buat masa depan gue. gue bermimpi lagi bakal bisa kesana kemari ngembangin potensi. Lah sekarang, dia kemana ya nggak tahu deh....

Dan gue lebih banyak pake pertimbangan dari gue sendiri setelah diskusi sama mbak ima dan mbak indah. Dan gue punya semangat dari mas heru, shei, dondik, hexo kalau semuanya bakal baik-baik aja. Rasanya gue ini Islam, pecinta ahlul bayt, tapi kok gue sendirian amat yak? Pecinta ahlulbayt lain kemana waktu sodaranya kesusahan gini mungkin emang gue mesti hadapin sendiri, tapi masak iya sih gitu. Toh Allah katanya nggak akan ngasih ujian yang nggak bisa gue hadapin. Tapi ue bisa menang ujian ini kapan ya? Rasanya terlalu lama dan udah banyak yang terlewatkan. Sampe gue gagal jadi volunteer gara2 gue nggak balik ke jakarta. Sedih sih...

Ya udah lah, semuanya punya ukuran. Gue juga bukan orang paling menderita kok. Udah lebih beruntung  walau hati gue keiris2. Ya udah sih, dinikmati aja kesakitannya. Dirubah dikit sudut pandangnya, biar gue bisa tahu, mana jalan yang bikin gue lebih bijak nantinya. Gue pernah alamin masa2 yang lebih parah dari ini kok. Gue nggak capek menghibur diri sendiri. Suatu saat pengen Rasul senyum bangga kalau gue udah berusaha sekuat ksatria buat ngejalanin in dan tetep di jalan agama. Nggak pake cara-cara haram lah cm karna kekurangan duit. Dan gue bakal ngadu ke Rasul, kalau gue udah berusaha cari pertolongan ke sodara-sodara gue yang mampu secara harta dan katanya cinta Rasul juga buat batuin gue, tapi mereka nolak bantuin. Jahat g sih gue? gue tu maklum dan memaafkan kalau mungkin emang susah bantuin gue, tapi gue cm mau mempertanyakan, benarkah kita ini saudara? Benarkah kita ini udah berislam? Benarkah kita ini udah bersyukur dan layak jadi pecinta Nabi n Keluarganya yang disucikan? Jawabannya apa bukan urusan gue. gue udah berusaha. Dan nggak banyak yang bisa gue lakuin.

Shalawat kepada Rasul dan ahlulbaytnya :
Allahumma shalli ala muhammad wa ali muhammad, wa ajjil faraja ‘ali muhammad.

Tentang ngejar cowok. Enaknya dikejar apa nggak ya?


Orang tua bilang, wanita harus menunggu lki-laki datang. Ibarat mawar yang tak pernah menghampiri kumbang. Sepintas kayaknya oke juga sih, keren lah jadi sesuat yang di kejar. Kayak cita-cita yang mesti dikejar, wanita ya mesti gitu.

Tapi sebentar, bagi gue, ini sebenernya sesuatu yang bersifat kodusional. Tergantung siapa yang menjalani. Beberapa tahun lalu, gue sempet mikir, Aib banget buat cewek yang ngejar cowok. Emang cewek itu nggak laku apa? Emang cowok Cuma 1 apa? Emang cowok nya sebagus apa sih mesti diperjuangin kayak gitu? Capek banget lari-lari buat ngejar sesuatu yang lebih kuat dari kita. Kebagusan amat tu cowok mesti diperebutkan.

Tapi, seiring berjalannya waktu, gue pikir, nggak masalah lagi kalau ada cewek yang nembak cowok duluan. Bukan berarti gue pasti akan berbuat kayak gitu... cuman, sekarang gue lebih toleransi aja kalau suatu saat gue nemu kasus gitu, gue nggak akan mencemooh. Malahan, bakalan gue support tu cewek buat ngedapetin cowok itu. Tapi dengan syarat, si cowoknya layak apa nggak di kejar?

Ada beberapa orang yang emang layak dicintai. Ada cowok yang sama sekali nggak layak dicintai. Cowok-cowok itu nggak sempurna, tapi setidaknya, kita butuh mereka itu buat menyempurna. Ada cowok yang arah jalannya menuju kesempurnaan, ada yang nggak sama sekali. Malah menjauhi kesempurnaan. Ibarat laron, semestinya mendekati cahaya, bukan menyukai kegelapan. Nah, cowok itu yang enak ya kayak laron yang rela ngelepasin sayap-sayapnya buat menuju cahaya. Yang penting usaha nya itu lho. Sampe apa nggak nya ya wallahu’alam aja sih...

Nah, kenapa gue mulai menoleransi cewek2 yang ngejar n berjuang buat dapetin cowok yang sesuai typenya.
cowok itu dikit. Lebih dikit lagi kalau dikurangin populasi cowok yang homo. Dikurangin lagi cowok yang memutuskan buat melajang seumur hidup kayak biksu atau pendeta. Dikurangin lagi cowok yang seagama. Kalau nggak seagama gimana mau menyempurna? Misal, sama-sama dapet yang islam udah bagus lah. Nah... kriteria lain yang dicari cewek. Populasi cowok yang udah berkurang sama homo, biksu, dan seagama itu, masih dikurangi lagi sama type cowok yang baik, kalau si cewek butuh, masih dikurangin lagi type cowok yang cerdas. Kalau dikurangin cowok cerdas, masih dikurangin lagi cowok yang berpendidikan, mapan, romantis, dan... semazhab. Makin gundul lah jumlah cowok yang bisa dipilih. Kan katanya semakin meningkat pengetahuan semakin banyak pertimbangan.

Misal, bagi mbak-mbak SPG lulusan SMA, mungkin cowok sarjana seagama n punya muka yang lumayan udah lebih dari cukup. Tapi buat cewek doktor, pertimbangannya ada lebih lagi. Misal cari cowok yang pendidikannya lebih tinggi, udah mapan dan punya posisibagus di pekerjaan.

Nah... cowok yang sedikit itu juga dikit banget yang bermutu dan bisa di percaya. Jadi ibarat barang bagus di toko, cowok kayak gt ambil aja. Tapi dengan cara yang elegan. Jangan sampe cowok jadi ngerasa nggak nyaman karna kita ngejar dia dengan cara norak. Jangan sampe sikap kita itu bikin dia songong dan berasa kecakepan. Kalau dia ngerasa songong n kecakepan, percayalah... cowok kayak gitu udah nggak pantas lagi buat diperjuangin. Yang ada kita itu buat ajang pamer dia kalau dia ‘naik harga’ karna dikejar. Amit-amit deh.

Karna situasinya kondisional, pastinya masalah-masalahnya kasuistik ya... mending konsul ajalah sama orang-orang yang bisa dipercaya. Buat nanya, cowok ini pantes g buat duperjuangin. Cewek lebih sering ngedepanin emosinya daripada akal. Nah, fungsi konsultasi itu supaya ada yang bantuin gimana caranya mikir pake akal. Kalau elu percaya sama gue, boleh kok curhat sama gue. kirim aja ke email syaharbanu.ayu@gmail.com. Rahasia terjamin lah...  Cuma buat sharing enaknya gimana. Kadang emang susah kok cari orang yang punya kuping bagus. Tapi terserahlag mau sharing sama siapa. Cari orang yang nyaman buat jadi pendengar itu emang nggak gampang kok :

Jumat, 16 September 2011

Nonton Film = Buffering Youtube

Benang jaitan gue udah mulai kusut. Pertanda otak gue juga mulai kusut. Tiap kali jaitan, selalu aja ada yang nyangkut disana sini. Gue butuh Refreshing... Pesenan banyak dan gue bokok. Poor.... :((

GUe pikir Refreshing yang murah ya nonton film bajakan. Secara kalau gue beli kaset bajakan di jakarta cuma goceng. Akhirnya habis jemput Ruhi sekolah gue ke toko penjual kaset bajakan di solo. Pilihannya nggak banyak. Gue pengen banget nonton Film india karna pas mereka nyanyi nyanyi bisa gue tinggal njahit dulu. Nonton film sambil bikin pesenan order gitu...

Film lama kebanyakan. Ini toko g update banget. Toko jelek kayak gini aja tu udah mengklaim jadi pusat DVD bajakan. Omaygoooottt... Film india yang ada juga dikiiit banget. Film Korea juga. Banyaan serial film korea. Hollywood bosen sih. Lagian semuanya jadul. Judul Fil yang gue cari juga nggak ada. Akhirnya, ada movie collection yang dalam 1 DVD ada 8 Judul. Film India sih... Dan gue ambil deh. Lumayan di dalemnya ada hritik Roshan, kajol, sakhrukh khan, salman, dkk nya. Sebagian belom pernah nonton. Gue ambillah itu film dan menuju kasir.

"Mbak,.1 Film berapa?" Tanya gue ke kasirnya.
"10 ribu mbak..."
Juweweeeeeng..... !!!!

Gue bawa sih duit sepuluh rebu, tapi buat ukuran DVD bajakan itu mahhaaaaallll bangeeeet. Inget aja di Jakarta harganya cm goceng. Buset... Dalam hati gue cuma mikir, untung tukang dagangnya ini banyak amat yak? pantes DVD bajakan nggak begitu booming di solo n reltal CD masih banyak amat disini. Kalau dijual harga goceng rental CD Original mati pasaran kali ya...

GUe balikin tu film ke raknya. Bubar jalan deh. Mending gue sabar deh.... Nggak rela aja harga nya selisih banyak amat. Apalagi yang gue pilih juga bukan film yang lagi pengen banget gue tonton. Mau nyewa CD juga, ribet amat. Yang tempat langganan gue dulu jauh dari rumah. Males balikinnya.

GUe pikir, gue bisa beruntung download Film. Gue buka deh www.freemoviefreak.com. Gue pilih film paling baru. Judulnya Brides maid. Gue tunggu downloadan dari meia fire. eeeh... Tepok jidat! Baru ngeh kalo gue daftar paket internet smartfren reguler doank. Mana bisa buat dowload 600 MB. huwaaaaaaaaaaa.... Gue boring banget.

Baru kemareeen... banget mbak Ima nyurhat kalau belom pernah nonton Ada Apa dengan Cinta. What??? Ya ampuuuun... Kakak kesayangan gue ni kasian amat. Masak film jadul gitu belom nonton. Karna kemaren gue inget kalo paket internet gue nggak bisa buat download film, akhirnya gue rela downloadin satu-satu dari youtube. Kualitas gambarnya jelek banget karna flv. Tapi nggak papa deh ya.. YAng pending dia nonton.... Lagian kalau nyewa CD AADC paling kasetnya udah rusak-rusak. Soalnya jaman dulu kan booming banget. Jadi pasti banyak yang minjem.

MAsak, gue melampiaskan keboringan gue dengan nonton Film di youtube lagi? Tidaaaaaakkkk... Buffering nya lama. GUe pengen nonton 30 Hari mencari cinta nih... Dan....

Gue akhirnya Pasrah.... :((

Sekarang gue lagi bffering youtube dan buka 8 Tab khusus buat film itu. Lumayan lah daripada nggak sama sekali.

Tangan udah pegel, jaitan masih segunung. 

Kalo gitu, gue jait lagi ajalah. Mumet tingkat tinggi nih. 

udah buntu...


Gue lagi ditengah tumpukan perca, benang, jarum, parel, lem bakat dan segala macem bahan mentah lainnya. Dan sekarang, jam 3.42.Tapi gue emang nggak bisa tidur tepat waktu dan jam tidur gue dimulai jam 4 atau jam 5 pagi habis sholat subuh. Lembur aja deh sampe waktunya tidur. Gue bisa tidur sampai jam 11 siang, Pas orang-orang lagi aktivitas. Gue sih udah coba tiduran jam 9 dan nggak ngapa-ngapain, tapi kok gue nggak ngantuk-ngantuk ya. Padahal gue nggak minum kopi dan sebagainya. Tapi ini Habit yang susah diilangin.

Produksi boneka dan segala macem nya ini gue rintis dari jaman SD. Waktu itu keadaan sulit pasca kerusuhan Mei. Bokap yang kerja jadi pengemas makanan ringan sejenis kacang oven, jagung marning, dll ambruk. Dengan sisitem penjualan nitipin ke toko-toko sekitar jakarta, bekasi dan sekitarnya. Sulit waktu itu. Nggak pedagang kecil yang punya duit sampe nggak ada yang bisa bayar snack yang dititipin. Banyak penjarahan dan sebagian besar warung yang biasanya ngasih duit lumayan tutup atau dijarah. Ngak ada yang berani keluar rumah selain mau menjarah toko-toko yang udah sukses dibakarin massa. Umur gue 7 tahun. Belom bisa baca.

Bokap dan nyokap itu orang-orang yang selalu mencari kebanaran dalam agama. Usaha kacang yang bisa buat nyekolahin kita, beli rumah, motor dan hidup sangat berkecukupan itu ilang juga waktu kita mulai bergabung sama komunitas ‘Abu Ala’. Yah... sekarang sih disebutnya nabi baru. Pernah kok muncul di Tempo dengan judul “Nabi Baru dari Bekasi”.Sampe sekarang masih eksis walau nggak tahu tempat nya dimana.

Jaman itu, kita yang sebenernya tinggal di cibitung disuruh pindah ke cikunir, berkumpul sama jamaah lainnya. Nggak ada yang sekolah disana.semuanya nya kerja bikin roti dan jadi pedagang asongan. Nggak pernah ada anak-anak yang bercita-cita lagi jadi manager bank, dokter dll karena waktu kita gede nantinya paling jadi penjual roti. Sama kayak orang tua kita sekarang. Bokap nyokap berkhidmat sama Abu Ala ini. Tapi gue nggak tahu, belakangan bokap lebihjarang muncul di kalangan komunitas. Denger-denger, bapak udah murtad dari komunitas nabi baru. Nggak tahu ya bokap waktu itu kerjanya apa. Gue kan masih kecil. Yang gue tahu ya jarang aja ketemu bapak lagi.

Gue, mbak ima dan mbak umu berhenti sekolah. Karena Abu Ala melarang anak-anak jamaah untuk sekolah. Yang sekolah waktu itu Cuma anak-anak abu ala aja. Kerjaan anak-anak ya main dan kalau udah jam nya makan kita antri buat makan, dikit-dikit. Ibu jadi tim dapur jamaah juga. Nggak ada pikiran buat sekolah lagi.
Kita tinggal di areal rumah pakdhe yang Lumayan gede. Tapi karna banyak yang nempatin, kita semua mesti bersesak-sesak sama anggota jamaah lainnya yang tinggal berpetak-petak.Mbak Indah waktu itu udah kuliah di solo. Dia nggak ikut program berhenti sekolah.

Gue nggak tahu proses detailnya. Yang jelas ibu dinyatakan murtad juga sama jamaah. Kita balik ke cibitung lagi dengan sisa-sisa yang ada. Mbak Ima dan Mbak umu dibawa kabur ke rumah pakdhe yang di Semarang dan dipaksa sekolah. Sedih banget nggak ada temen main lagi. Waktu itu Mahdi, sang anak ke enam yang sekarang udah kelas 2 Hauzah di Yappi Bangil udah lahir. Beban makin berat walau gue nggak tahu seberat apa.

Gue pindah ke Kacangan boyolali buat nerusin kelas 2 SD. Walau baru aja bisa baca, gue cukup pinter. Langsung ranking 2. Ibu cm sebentar nemenin di kampung. Setelah kelas 3 SD, Ibu balik ke Cibitung sama bapak dan mahdi. Mahdi tumbuh besar di cibitung. Mbak Ima dan Mbak umu juga udah pindah ke kacangan. Mbak umu yang harusnya kelas 4 SD malah jadi kelas 3 SD. Malahan, Mbak umu rangking 1 di MI. Wah, seneng nya ternyata kita pinter-pinter.

Dan perjalanan bikin boneka dimulai waktu kita bener-bener nggak ada kiriman dari bokap nyokap yang juga lagi sulit. Seminggu sekali kita bertiga telpon ke cibitung. Kadang Ibu kirim lewat Bank Lippo dan kita mesti ambil duitnya ke Solo. Jauh banget dari kacangan, mesti naik bis 2 kali. Berat di ongkos. Mbak Ima ‘dipaksa’ keadaan buat jadi ibu buat adik-adiknya yang manja. Padahal Mbak Ima baru kelas 1 SMP.
Kita sempet bikin dompet dari kertas kado. Bagus-bagus lho. Yang lembur gue dan Mbak Ima. Mbak Umu jarang. Nggak tahu kenapa deh. Yang jelas, kita lembur juga sampe jam 3 pagi dan mesti bangun pagi-pagi buat sekolah. Anehnya, sebenernya pelanggan kita itu Cuma satu. Tetangga sebelah yang namanya Puja. Dia suka beli sama sodara-sodaranya yang kaya. Satu dompet harganya ada yang 2000 sampai 8000. Pokoknya kerjaan gue dan mbak ima kalau jalan-jalan ya berburu kertas kado.

Dompet udah mulai nggak mencukupi. Ada tetangga yang punya produksi boneka flanel dan butuh pegawai. Kita bertiga ngajuin diri jadi pegawainya. Latihan sebentar, trus bisa deh. Gaji kita sebulan 20.000. nggak cukup banget buat makan. Kadang kita makan numpang sodara di belakang rumah. Tapi lama-lama sodara kita bangkrut juga ngasih makan 3 orang sekaligus. Mbah putri yang udah mulai tua nggak ngasih kita duit lagi tiap dapet gaji pensiunan mbah kakung karna duit kebutuhan mbah putri dipegang sama pak dhe Muh. Makin kere lah kita. Gue aja kurus banget dan pendek. Tapi gue nggak tahu sebenernya waktu itu gue kekurangan gizi apa nggak.

dan kita pun mulai menjahit sambil jualan di sekolah. Awalnya malu, karna keliatan kalau nggak punya duit. Alkunya pun dikit, nggak pernah sempet buat bayar sekolah. Kadang kita lapeeer banget nggak punya duit buat beli beras. Mbak Ima sering utang ke temen-temennya buat beli tepung. Nanti kita bertiga cari bayem di [inggir jalan buat dimasak bareng tepung terigu itu buat makanan. Lebih dari 3 bulan kita makan begituan. Ternyata nggak mati juga tuh. Sringnya cari bayem di tempat mbah sangadah. Pokoknya bayem itu enak banget. Gue jadi ngerasa turunannya popeye lho.

Mbak Indah yang udah nikah dan hamil bantuin kita buat modal. Mbak indah ngerasa gaji kita terlalu kecil. Dia punya ide buat bikin usaha boneka sendiri. Akhirnya kita rintis deh. Mbak Indah sampe jual mas kawinnya dulu buat modal boneka. Gue udah mulai SMP tuh.

Tiap sabtu pulang sekolah Gue, Mbak Ima dan Mbak Umu ke solo buat produksi. Karna kita jualannya pas minggu pagi. Dagangannya dikit banget. Paling laku 20 ribu. Habis jualan minggu soore kita balik ke kacangan lagi buat sekolah di senen paginya. Jualan hari Minggu pagi di manahan sampe jam 1 tu capeeek banget. Apalagi malem minggu nya mesti lembur. Dan kita juga masih harus ngerjain PR segala macemnya anak sekolah. Mbak Indah berjuang biar usaha ini jalan. Mas kis, Suami mbak indah juga support banget. 

Alhamdulillah banget deh berjalan sampe sekarang. Mbak Ima, walau dia kakak gue, tapi dia udah kayak Ibu Muda buat gue. Baiiik banget. Dia selalu jadi orang yang bekerja palig keras deh. Padahal gue udah capek dan nggak mampu, tapi mbak ima nguat nguatin diri buat lembur demi adek=adeknya. Ya ampuuun... gue sayang banget sama dia lebih dari sayang gue ke orang tua. Nggak tahu deh yang benernya gimana. Yang jelas suatu saat gue mesti bahagiain dia lah. Gue janji.

Produksi boneka ini adalah nafas keluarga gue sampe nyokap punya anak yang ada 7. Mbak Ima masih jadi pejuang buat keluarga. Mbak Umu nikah. Sekarang gue bantuin mbak Ima. Nggak digaji secara jelas. Yang penting adek2 gue bisa sekolah deh. Produksi boneka ini nggak bisa buat bayarin kuliah dan kostan gue di jakarta. Tapi gue punya pengabdian disini. Gue harus mengimbangi mbak Ima dalam hal produksi dan kinerja.

hmmm... Wish me luck aja deh ya...

Gue masih punya optimisme walau dikit, dan gue akan berjuang. Gue tahu ini g gampang, tapi kan orang hebat yang bisa menang di laga yang berat.

Selasa, 13 September 2011

Iseng aja, ngalor ngidul

Mungkin persoalan cowok bukan masalah utama dalam hidup gue. Cukup tahu aja dan yah... Nggak usah jadi kesedihan yang berturut-turut lah.. Kasian amat sih. Dibawa santai aja. Di dunia politik juga banyak oknum nakal. kalau ada dari manusia yang nggak bener ya tinggal anggap aja itu oknum. Oknum cinta. hihihihihi...

Anggaplah, persoalan cinta ini adalah pengalihan isu. hehehehe...

Ada beberapa hal yang berat dan sulit teratasi. apalagi  untuk sekedar dibagi. Tapi ya sudahlah... untuk apa sih mikir sesuatu yang kita g mampu pikirin. melarikan dulu aja lah.

Oh iya... Mau sharing lagu yang enak nih di kuping versi gue nih. Ada timelinenya sih...

1. Ini pas lagi single

2. ini lagu pas dia PDKT,




3. Ini waktu kita saling naksir


4. Ini lagu pas kita saling kangen kangenan
 

5. Ini lagu pas lagi mulai renggang
wah... apa ya... nggak mikir sampe sini. Ya yang sedih-sedih aja lah. terserah anda. hehehehhe


6. Ini lagu pas udah putus tapi dia ngajakin balik lagi. Nahh lhooo



Balikan? maaf maaf ya... :P



Senin, 12 September 2011

Masak sih dia tega gitu???

Setiap kali buka facebook lewat akun kakak gue,  gue pasti ngeliat dia nulis status lebay yang tujuannya ke si cewek itu. Keselnya itu bukan yang cemburu buta atau gimana. Tapi... Please deh... dulu kan kata-kata yang hampir sama ditujukan buat gue. Ganti gaya kek apa kayak gimana. Seolah-olah kata-kata itu bukan sesuatu yang mahal. Terlalu gampang diucapin seolah-olah barang obralan yang bisa dengan murahnya keluar di pasaran.

Well, bedanya, kata-kata lebay itu dulu seolah-olah no mention. Walau dari lanjutan puisinya ada di inbox gue, tapi nggak ada seorangpun yang tahu itu puisi buat gue. Dannnnnn... Sekaraaaaaaaang, ada mentionnya donk. Jadi jelas itu buat siapa. Parahnya, status Facebook yang dulunya ditulis buat gue, dengan kasus yang mengarah ke gue dan masih sama gue, dia bilang ke cewek itu kalau itu status tentang mereka berdua.

WTF....mIm
WTH...

Itu kan buat gueee....

Dulu sempet sih nanya, kenapa sih nggak pernah nulis nama gue di karya-karyanya. Dia bilang keindahan cinta itu ada pada rahasianya. well... betuul... dalam roman Layla majnun disebutkan kalau majnun memanggil-manggil nama layla ke seluruh penjuru kota. makanya kayak orang gila. Tapi cinta terpendam dan rahasia Layla pada qeis lebih tinggi nilai derajatnya daripada cinta Qeis yang terbuka. Kata orang bijak, Yang terhijab itu lebih indah daripada yang terbuka.

Udah ngeh maksud gue nggak? Maksud gue, rasa suka dia ke gue itu dulu lebih elegan aja rasanya. Tapiiii... ya tengsin juga lah baca kata-kata yang harusnya buat gue. Masak boong demi sebuah gombalan? negbohongin mantan kekasih lagi... rrrrr... Gue selalu berfikir, orang yang bisa dibohongi itu adalah orang bodoh. dan kalau gue diboongin gini. Gue bodoh donk. Padahal gue udah berjuang mati-matian melawan kebodohan nih. Parah lah.. Mels aja liatorang bohong cuma buat mencapai tujuannya. Apalagi dulu pake embel-embel agama. Ya ampun. Ampun Dijeeee

Sahabat gue Shei, pernah dikasih kalung sama cowoknya. trus mereka putus. apa yang terjadi? waktu si cowoknya punya cewek lagi, kalung itu di kasihin ceweknya yang baru. IIIhhhh... tega amat ngasih barang bekas ke ceweknya. Apalagi si cewek barunya itu majang foto di facebook pake kalung itu. Gue dan Shei ngetawain hal itu dan menaruh belas kasihan ke cewek itu. Ya ampuuuunn... dikasih barang bekas!

Dan dalam kasus ini, sifatnya immaterial. Jadi kata-katanya yang bekas. Tetep aja... Bikin gue bete dan kasin juga ke ceweknya.
sangat g elegan lah.

Apalagi si cowok bilang cinta itu aib. Kok sekarang di umum2 in gitu? dia nyebar aibnya sendiri gitu.

WTF
WTH

Dalam hati gue, gue pengen ngobrol sama tu cew. Mau beneran nggak sama cowok yang bilang ini itu , yang bohong, yg ngasih karya bekas? mau beneran g? kalau mau ya ambil aja... kalau nggak mau ya gue juga ogah, Rasanya liat aja udah muak sama orang yang bohong. Mau maki2 juga, sialnya gue nggak bisa maki-maki orang lagi. haha...

Nggak bisa tutup mata dan nggak bisa buat g menggerutu. Cuma dalam kira-kira kurang dari 1 minggu, cowok yang mau nikah sama kita malah ngerayu cewek lain n membatalkan pernikahan itu gila. Apalagi di tulis distatus. Untung gue terbiiasa menjaga perasaan gue sendiri, kalau nggak, nangis2 deh gue. Kasian nya... :((

Minggu, 11 September 2011

Cerpen : Atas Nama Revolusi

Seperti biasa, dia , lelaki yang ku cintai, memintaku menunggunya di pintu keluar parkir gedung teater tempatnya mengalunkan sajak cinta bersama pejuang revolusi lain. Saat ini, ada semacam kesepakatan para penyair untuk mengumandangkan sajak-sajak cinta. Semua orang sedang merindukan revolusi. Negara sudah pada puncak kebobokannya. Tingkat korupsi tinggi. Kampus-kampus sudah mulai sepi tak ada mahasiswa karena biaya pendidikan tinggi tak tercapai oleh orang-orang yang kelaparan. Di samping itu, orang-orang kaya yang mengeruk keuntungan dari korupsi telah memindahkan keluarganya ke luar negeri karena situasi dalam negeri sudah tidak aman lagi. Terlalu banyak penjarahan dan kesenjangan sosial.
“Cuma cinta yang dapat menggerakkan revolusi”, katanya pada suatu hari di pinggir pantai yang lenggang dan penuh limbah tak terurus, “Hati rakyat perlu di lembutkan dengan cinta Dinda”.
Aku menoleh padanya dan bergumam, “Tapi sajak mu selalu tentang keindahan wanita, bukan tentang syair patriotik cinta negara seperti Rendra atau Taufik Ismail puluhan tahun lalu.”
“Tidak Dinda, yang kulakukan sudah benar, wanitalah yang akan melembutkan jiwa bangsa ini. Kita semua butuh sosok Ibu pertiwi. Kelembutan. Pejabat kita perlu itu, rakyat kecil yang kemarin menjarah mall butuh kelembutan hati, dan aku, butuh kamu untuk membuat hati para rakyat kita menjadi lembut.”
“Jadi, apa yang kamu inginkan?”
“Terimalah aku dinda, apalagi yang kita tunggu?” Ia memandangku lembut, aku menghindari tatapan matanya.
“Aku pikir kamu akan menjawab bahwa kita butuh revolusi. Ah ya... kalau kita tidak revolusi, aku tidak akan pernah jadi sarjana. Tidak ada yang sanggup kuliah dengan biaya setinggi itu di jaman ini kecuali koruptor.”
“Benar Dinda, kita akan revolusi, tapi para pejuang tidak akan bisa tanpa seorang ratu, dan kamu adalah sang Ratu itu. Masih aku ingat bahwa kau yang membakar semangat para pejuang untuk terus menggulingkan tiran.”
“Jun,kata-katamu manis sekali, tapi aku belum lupa bahwa 1 tahun lalu kamu mengatakan hal serupa tapi kamu justru menjalin cinta dengan Anggun.” Aku menggeser letak dudukku, semakin menjaga jarak, sebenarnya aku semakin tergoda untuk menerima nya.
“Sepertinya kita sudah pernah membahas ini”.
“Oh ya... Aku tidak pernah bosan membahas ini”.
“Sekali lagi aku bercerita padamu, saat itu situasi kacau, harus ada yang melindungi Anggun, Saat itu di daerah selatan mencekam, tidak ada seorangpun yang melindunginya. Dia tidak siap berperang sepertimu Dinda, dia ketakutan dan saat itu hanya ada aku. Aku harus selalu ada di sampingnya. Ini demi negara Dinda, demi cita-cita revolusi kita.” Jun memungut sebatang ranting dan menuliskan ‘REVOLUSI’sebesar dia bisa. “Apakah salah bila aku menyebar kasih sayang dinda? Di saat kekacauan terjadi dimana-mana begini.”
“Bagaimana kita akan revolusi kalau pemudanya masih bermain di seputar perasaan perempuan? Para perempuan akan mulai sibuk dengan perasaan nya sendiri dan orang-orang sibuk mengamankan dirinya sendiri. Kalau ditanya apa yang harus aku lakukan saat ini, aku justru ingin kamu kembali pada Anggun. Aku tidak dapat membayangkan tangisnya saat kamu memutuskan pergi ke daerah barat menemuiku lagi dan bergabung di sini lagi.”
“Dinda...” Jun memintaku untuk memandangnya, aku mengacuhan pandangan ke air laut yang menghitam, “Ada banyak wanita di dunia ini yang dapat dijadikan istri, tapi hanya kamu yang akan aku jadikan ibu bagi anak-anakku. Aku ingin anak-anakku siap di garda terdepan revolusi. Lihatlah, betapa kita nanti akan menghasilkan generasi pemberani? Lihatlah! Dunia memanggil kita dengan suara merdu revolusi...”
“Jun! Dinda!”, Ada suara dari sebelah kanan memanggil kami keras, “Di area pertokoan simpang 7 ada penjarahan! Lekaslah kesana. Polisi mulai mempersiapkan gas air mata. Kita harus kesana!!!” Roni berteriak sambil berlari ke arah kami. Tubuh besarnya bersimbah keringat. Pasti sulit baginya berlari. Kami segera beranjak dan menghentikan pembicaraan saat itu. Kita berdua tidak pernah dapat menyelesaikan apa yang ingin kita bahas karena ada hal yang lebih mendesak untuk kita bicarakan. Revolusi.

                                                           ***

Sekarang, Aku menunggunya di pintu keluar parkir gedung ini untuk mendengarnya lagi. Berharap kali ini dia punya hal baik yang mungkin berbeda dengan yang kemarin.  
“Hai...”
Jun datang, dengan kaos hitam bertuliskan REVOLUSI berwarna merah. Ia buru-buru memakai jaket untuk menutupi kaosnya. Saat ini aparat berpatroli dimana-mana dan pemerintah mulai alergi kata revolusi. Di tahun 2025 ini, semua media tidak lagi bisa bicara. Media menjadi alat pemerintah untuk membuat rakyat tidak tahu apa-apa. Rakyat kecil diberi kemudahan kredit TV hingga orang miskin punya TV. Bahkan lebih baik anaknya mati kelaparan daripada kehilangan TV nya. Hanya radio amatiran bergelombang am saja yang berani menggelorakan suara rakyat yang menginginkan perubahan. Zaman dan teknologi canggih yang pernah diramalkan sebelumnya oleh para ilmuan tidak dapat kita nikmati. Terlalu mahal. 
Akhirnya para seniman menggunakan cara tradisional, yaitu dengan menghidupkan kembali panggung kesenian. Panggung seni itu digelar sebagai ajang berbagi kode dan informasi. Banyak pentas teater ilegal berakhir pada kematian senimannya. Pentas yang Jun adakan ini belum termasuk ilegal karena tidak mengandung kata revolusi di dalamnya. Semua telah disamarkan dengan kata cinta. Dan pemerintah tidak mampu memblokir kata itu.
“Hai jun, aku senang kamu tidak terlambat.”
“Aku tidak pernah terlambat untukmu dinda...”
“Kali ini sajak mu bagus.” Kata ku berbasa-basi.
“Biasanya?”
“Biasa saja.”
“padahal semua syair cinta yang ku tulis muaranya padamu.”
“Oh ya, kamu tidak pernah menuliskan namaku di syair-syairmu.”
“Karena bila aku mengumandangkan keindahanmu pada dunia, semua orang akan menyadari keindahanmu Dinda, lalu mereka akan datang untuk menjadi sahayamu.”
“Haha”, Aku tertawa kecil,”Kenapa harus ada orang yang sebegitu pandai merayu sepertimu.”
“Bahkan rayuan ku ini pun bermuara kepadamu. Karena mu.”
Aku tertawa kecil, aku tahu ini gombal, tapi aku suka mendengarnya.
 “Dinda, bila aku ungkapkan bahwa engkau indah, maka orang lain akan mencintai mu juga.”
“Apa?” Aku terkejut, bagiku itu berlebihan. “Aku bukan perempuan yang bisa membuat sesuatu jadi begitu.”
“Ya... kau begitu Dinda, kau harus menyadari, jangan terlalu berendah hati.”
“Aku tidak sedang berendah hati. Aku bicara yang sebenarnya,”
“Dinda... dengar...” Jun berhenti dibawah rindangnya pohon beringin. Langkahnya membawa kami menuju bekas taman kota yang kini tak terurus, “Kamu begitu mudah dicintai, Tapi begitu sulit di dapatkan.”
“Aku masih berfikir tentang Anggun, Seharusnya kamu yang membuatnya jatuh cinta, kamu yang harus menikahinya.”
“Aku tidak bisa dinda, aku hanya mau menikah denganmu.”
“Kalau setahun lalu kamu mengatakannya padaku, tidak akan serumit ini. Dia perempuan, aku juga, aku tahu bagaimana kehilngan orang yang dicintai. Saat bersama dia, kamu tetap bisa membuat sajak cinta.”
“itu tertuju padamu Dinda, aku merasa sangat bersalah pada Anggun karena saat bersamanya, yang muncul di alam akalku adalah kamu, dan yang ada di pikiranku bahwa aku harus kembali padamu.”
Aku tidak dapat membantahnya. Lelaki ini benar-benar tahu cara meyakinkan perempuan dan membekukan argumentasi. Aku mencoba celah lainnya.
“Jun, kau tidak pernah memberikan ku sajak saat ulang tahun. Tapi kau membacakan sajak untuknya saat dia ulang tahun.”
“Semua sajakku tertuju padamu, salahkah aku memberikan 1 saja sajak untuknya?”
Skak mat lagi untukku. Kami terdiam sejenak, tangan Jun ada di saku celananya. Mungkin dia tergoda dengan korek dan rokok di sakunya, tapi dia tahu aku tak suka dia merokok.
“Jun, aku bingung, seharusnya aku memikirkan bagaimana revolusi kita dan menghentikan ini semua, Tapi aku justru di sibukkan dengan persoalan ini. Betapa sayangnya waktu yang kita buang untuk membahas masalah perasaan.”
“Revolusi tidak lahir dari generasi yang disibukkan dengan masalah pribadi, bila keadaan kita masih seperti ini, aku pikir kita tidak akan pernah revolusi.”
“Aku ragu Jun, aku sudah pada tingkat tidak percaya pada laki-laki. Apalagi aku merasa kamu tidak setia padaku.”
“Aku setia padamu Dinda...” Jun menatapku dalam, “Aku tidak pernah meninggalkanmu. Bila aku pernah bersama Anggun, itu bukan berarti aku tidak setia. Kamu lihat, aku disini bersamamu?”
Aku menari nafas panjang, jelas laki-laki ini sangat pintar merayu. Pipiku mulai panas tersipu, “Setia adalah ada disaat duka dan suka. Di saat duka ku, kamu dimana?”
“Setia adalah tidak meninggalkan, bahkan saat ada wanita lain”
“Ah, teori darimana?”
“Teori ku”
“Kenapa kamu suka mengeluarkan teori yang tidak disepakati masyarakat umum sih?”
“Memang kamu pernah survey bahwa definisi setia yang benar adalah versimu? Apakah ada konsensus yang secara khusus membahas itu?”
“Tidak” Jawabku singkat
“Kalau begitu teorimu juga tidak bisa dibilang benar”.
“Sesukamu saja lah, bersamamu selalu membuatku tampak bodoh, kamu selalu dapat mengalahkan argumenku yang sebenarnya di alam fikirku itu tampak benar, tapi aku tidak dapat mengungkapkannya di depanmu.”
“Kenapa begitu?”
“Yah... aku merasa kalah dalam berargumentasi saja, bahkan di forum forum revolusi kita.”
Jun berjalan di depan sambil tertawa kecil, Aku tahu dia sedang merayakan kemenangannya dalam beragumentasi denganku. Aku benar-benar tidak suka jadi merasa bodoh begini.
Jun membimbingku duduk di kursi halte yang sebagian besinya sudah berkarat. Dia membersihkan kursi dengan telapak tangannya dan mempersilahkan aku duduk. “Sebaliknya, berbicara denganmu membuatku banyak berfikir. Aku harus mencari-cari pembahasan yang aku pikir tidak membuat ku jadi bodoh di depanmu. Aku takut, tidak menjadi pantas...”
Ucapannya menggantung. Kami diam, perasaanku bergemuruh. Aku takut Jun mendengar detak jantungku.
“Jun...” Panggilku.
“Ya Dinda...”
“Tulislah namaku di syairmu yang tertuju padaku, aku ingin seseorang mengabadikan namaku, anggaplah itu sebagai prasasti”.
“Dinda... Tidak penting orang tahu tetang kita, cukup kamu sudah tahu bahwa itu untukmu saja. Dinda... Yang terlihat adalah yang paling tidak memberikan informasi. Biarlah  cerita tentang dirimu aku simpan di kotak rahasia terdalam, kamu begitu berharga untuk aku pamerkan.”
“Jun, aku berfikir, bahwa mungkin saja, ada orang lain yg merasa bahwa syair itu untuk dia juga.”
“Semua orang berhak berfikir begitu. Di jaman sekarang sangat sulit berbahagia. Bila dengan satu syair dapat mengembangkan 1 senyum, maka akan aku gubah sejuta syair lagi agar seluruh negeri dapa tersenyum.”
“Penduduk negeri kita hampir 7 milyar sekarang jun”
“Baiklah”, kali ini jun tampak kesal di koreksi, “Akan aku buat 7 milyar lebih syair. Asal kamu selalu jadi inspirasiku”.
“Jun, kalau begitu kita menikah saja”.
“Bukankah kamu ragu padaku?”
“Iya, yakinkan aku dengan pernikahan, aku hanya ingin diyakinkan bahwa kamu tidak akan meninggalkan aku seperti setahun lalu.”
“Kamu harus mantap saat menikah denganku, tidak akan pernah terjadi pernikahan tanpa kemantapan.”.
“Jun, kamu aneh, seolah-olah aku adalah ratu mu, tapi kamu justru seringkali jadi maharaja dalam menentukan kputusan-keputusan. Aku sebenarnya tidak pernah jadi ratu mu. Inilah yang membuatku ragu, Aku tertarik dengan cinta mu, revolusi mu, perubahan yang kamu bicarakan, tapi kamu yang memutuskan semuanya seolah hanya kamu saja yang punya rasa, seolah Cuma kamu saja yang punya cinta. Aku pikir, tidak semua yang terjadi adalah hasil pemikiranmu sendiri. Kadang kamu harus memenuhi permintaan ku, hanya untuk sekedar membuatku senang.”
“Menurutmu aku seegois itu?”
“Iya, kamu begitu.”
“Oh Dinda... aku tidak seperti tu, kali ini biar aku berfikir jernih dulu. Aku hanya ingin mempertimbangkan lagi tentang keraguan dan pernikahan ini.” Dia menunduk tampak kecewa, “Ada seruan dari timur untuk bergabung dengan kelompok revolusi merah, ada tokoh disana, aku akan kesana sambil berfikir. Aku akan menghubungimu. Jaga dirimu.”
“Jun, kamu akan pergi sekarang?” Aku terkejut saat Jun tiba-tiba mulai berdiri.
Jun mengangguk, dia membelai singkat kepalaku, Secepat bayangan, punggungnya menghilang di balik tikungan.
Sejak itu, jun hampir tidak terdengar kabarnya, salah satu surat kabar telah dilumpuhkan oleh kelompok revolusi merah timur. Semua isi koran tersebut adalah ajakan revolusi. Aku bimbang dengan perasaan ku dan mengesampingkan nyanyian merdu revolusi. Aku memilih menyepi di pojok-pojok taman dan bermain dengan anak-anak untuk sekedar menenangkan diri. Di sana selalu ada yang meninggalkan koran dan aku tertarik meraih koran tersebut. Pandanganku langsung tertuju di sudut kanan bawah koran itu, tertulis sajak-sajak cinta jun, kali ini berjudul “Kepada Anggun, tempat bermuara syair ku...”. Aku terhenyak...

                                                               ***
Mungkin, aku belum cukup baik untuknya, mungkin dia hanya bercanda untuk menarik perhatianku, mungkin aku memang tak pernah ada baginya. Seruan revolusi lebih aku butuhkan untuk diriku sendiri dan aku mulai mengacuhkan seruan revolusi bangsaku. Dia memang tidak pernah menulis nama ku, tapi argumen bahwa “Yang terlihat adalah yang paling tidak memberikan informasi” masuk akal. Bila itu memang prinsipnya, maka sajak untuk Anggun ini artinya apa?
Aku membayangkan, Anggun tersipu malu dirayunya. Aku tidak dapat berhenti berfikir bahwa mungkin saja dia mengucapkan kata yang sama seperti kata-katanya padaku. Mungkin saja, aku telah melakukan kesalahan besar sehingga Jun menilai aku tak layak lagi jadi Ibu dari anak-anaknya. Aku resah. Aku merasa dibohongi saat Jun berkata bahwa segala sesuatu tentangku adalah satu-satunya yang spesial dalam hidupnya. Aku juga merasa terhina sekaligus. Dia kini menulis hal spesial tentang anggun, dan menuliskan namanya. Dia telah membuatkannya prasasti untuk mengumumkan pada dunia keindahan wanita yang dicintainya. Hal yang tidak pernah dilakukannya padaku.
Aku mungkin terlalu mudah dirayu. Parahnya, kini aku mulai menaruh perasaan-perasaan cinta saat Jun mengatakan banyak hal manis padaku. Belakangan aku mulai selalu berfikir bahwa aku tidak boleh melihat hari kemarin saat dia bersama Anggun. Bila ini terulang, semata kesalahanku yang tidak memperhitungkan kemungkinan terburuk menerima dirinya hadir dalam jiwaku.
Bodohnya aku, Dia bisa mengatakannya ke wanita manapun yang dia mau padahal. Memang, saat Jun merayu, seolah-olah hanya Aku lah yang akan di hujaninya dengan pujian. Tapi ternyata, pujian itu bisa untuk siapa saja yang dia kehendaki. Dia hanya membuat alam akalku menerima dan menganggap bahwa aku adalah gadis terpilih diantara ribuan gadis. Ah... bodohnya aku. Seharusnya konsentrasi pada revolusi ini jangan terpecah dengan urusan-urusan perasaan yang menimbulkan kegelisahan. Namun dalam hatiku, aku masih bertanya-tanya, ada apa dibalik segala perbuatan Jun yang mengatasnamakan revolusi?
Revolusi, agama, perdamaian, cinta adalah nyanyian merdu untuk kaum tertindas. Di negara lain, banyak tokoh yang berjuang mati-matian untuk revolusi namun justru orang lain lah yang memanen hasilnya. Para pejuang mati terbunuh, yang masih hidup dan cukup licik tiba-tiba jadi pahlawan seolah-olah dialah yang bekerja. Aku masih tidak paham kepada mereka yang berlindung di balik jubah revolusi untuk meninabobokkan para pejuang sejati dan menghidupkan namanya sendiri. Apakah ini seperti Pemuka agama kini yang dekat dengan penguasa korup yang menjual agamanya? Akankah para aktivis kini juga menjual nama perjuangan untuk tujuan-tujuan di luar  revolusi? Lalu apa bedanya dengan pelacur yang menjual tubuhnya untuk kepentingannya sendiri?
Ah... pikiran ini makin menggelisahkan aku. Mungkin nanti, ceritaku tak akan pernah dicatat dalam sejarah. Tak seorangpun akan tahu karena aku tidak mengizinkan seorangpun tahu ceritaku dengan nya. Bila aku bercerita pada orang-orang perihal kesedihanku, tidak adil bagi Jun yang akan dihakimi oleh orang-orang yang bahkan tidak mengenalnya. Aku sesak memikirkannya. Tapi sudahlah, aku akan mencintainya dalam diam walau aku tidak akan pernah membiarkan raganya dekat padaku lagi. Ini sudah cukup, dan aku tak mau salah melangkah lagi. Revolsi harus terus berjalan dan aku memulainya dari peristiwa ini, dalam diriku sendiri.

Surakarta Hadiningrat,  11 sept 2011

Fakta nggak penting, Kenapa gue nutup Akun Facebook


Gue adalah orang yang freak banget sama facebook. Sejak ada internet di HP dan akhirnya ada modem+laptopnya, gue makin menggila di facebook dan menuliskan banyak hal yang sebenernya nggak penting. Dari facebook gue belajar bagaimana menjaga citra, menaruh kepercayaan, membedakan antara dunia nyata dan dunia maya dan banyak hal lah. Secara gue mahasiswa filsafat, ya pasti gue uber deh unsur filosofis dari semua yang gue lakuin di facebook apa.

Kadang gue heran sama orang-orang yang menuliskan cacian di facebook. Apa nggak malu sama bos kalo baca itu? Apa orang tuanya nya nggak nangis –nangis tuh baca cacian? Apa nggak ngeri kalau dibaca sama anak dibawah umur yang nekat bikin facebook dan akhirnya ngikutin gaya caciannya? Ada juga, makhluk facebook yang ngasih tahu segala aktivitasnya. Minjem istilah jurnalistik nyeleneh, banyak dari orang-orang yang cenderung memberitakan dirinya sendiri. Ya mungkin gue pernah khilaf memberitakan diri gue sendiri. Tapi kan habis itu tobat juga. Nggak setiap waktu lah aktivitas gue di update di facebook. Nyadar gue bukan seleb. Mana orang peduli dan butuh tahu apa yang gue lakuin.

Ah... segala macam facebook udah gue lakuin walau mungkin belum semuanya. Hal paling konyol dalaha jadian di facebook. Kealan sama orang facebook belom ketemu trus jadian itu konyol. Seolah-olah nggak ada orang nyata yang demen sama gue gitu. Tapi karena jadian di facebook dan putus di facebook, rasanya juga nggak terlalu dalem.

Eh.. ada juga pernah naksir orang di facebook. Tapi insyaf deh. Nggak ngerti apa yang dilakuin si gebetan kalau lepas dari facebook. Masak mau percaya aja? Yang ada ya ketipu. Dikira single malah udah punya anak, dikira bujang eh malah udah punya istri. Kacau lah. Pemalsuan identitas marak.

Sebelum nutup facebook, beberapa grup yang gue bikin gue ganti dulu adminnya. ya yang paling banyak anggotanya dan satu-satunya admin nya gue adalah grup BEM Nusantara. otomatis waktu gue tutup facebook, grup itu kalau nggak gue serahin ke anak lain pasti ikutan tutup. tapi akhirnya gue jadiin ken anak malang buat jadi admin deh. terserah dia deh grupnya mau diapain. yang penting konsolidasi se nusantara terjalin. haiyaaah... sok aktivis. Ada lagi grup curhat cewek yang tujuannya buat curhatan dan blokir beberapa cowok nyebelin yang suka ngrayu-ngrayu g jelas. supaya cewek-cewek nggak ketipulah sama sosok cowok di facebook. nggak begitu rame n update cm di awal-awal juga. ada juga yang komunitas pemuda pecinta ahlul bayt yang sebenernya buat konsolidasi perjuangan. gagal juga karna nggak bisa galang persatuan. hahahah... proyek gagal yang akhirnya grup itu ketutup juga gara-gara gue tutup facebook.

Banyak yang udah gue lakuin di facebook. Gue sih malah udah pernah bikin fakebook alias akun palsu. Tapi ya buat iseng sama ngetes beberapa orang. Total bikin fakebook itu udah 5 kali. Banyak yak? Kadang lupa passwordnya dan akhirnya bikin lagi dengan karakter berbeda. Lucu juga sih ngerjain orang. Waktu temen deket kita chatting sama akun palsu, segala kebohongan pencitraan temen tu kebuka semua. Ada yang katauan hobi flirting sama cewek, ada yang bener-bener sok tahu, ada yang sok manis dan sok polos, segala macem lah. Lebih asik sih pake fakebook cewek ya... karena lebih tega ngerjain cowok daripada cewek.

Itu dulu... masa facebook. Sekarang mau mulai dengan masa ngeblog walau sekarang orang-orang pada hijrah ke twitter.

Gue nutup facebook itu karena privasy gue terganggu. Gue jadi tergantung sama facebook dan gue Cuma tenar di dunia maya dengan segala pencitraan yang gue bikin. Tapi alesan ini boong banget. Hehehe... maksud gue, gue nggak kayak gitu juga kali... ue nutup facebook ya Cuma pengen aja. Udah. Nggak ada hal-hal detail pastinya. Gue nggak mau deskripsiin ah. Yang jelas, gue nggak mau kenal sama beberapa orang di facebook yang Cuma bisa gue nilai dari akun facebooknya. Bukan dari dia yang sebenarnya.

Kadang statusnya payah. Kadang bagus dan kritis, kadang status dan komennya nggak nyambung. Tapi gue yakin itu bukan dia, gue mau kenal dia kalau dia mendekat aja. Kalau dia stay cool nggak mau mendekat lagi, ya lupakan, pergi jauh ambil langkah seribu selama seribu tahun 7 hari.

Gue sih nggak gampang ngelupain orang yang pernah kena banget di hati gue, tapi bodo ah, gue nggak mau terlalu sibuk sama perasaan. Kalau dapet ya alhamdulillah (dengan senyum syahrini), kalau g dapet ya nggak usah nangis. Yang jelas gue lagi kesel aja sama satu akun dan kayaknya gue bermaksiat banget kalau liat akun itu. Maksud gue, pasti ada tuduhan dalam hati gue yang nggak bagus ke dia. Moralis banget apa ya gue? nggak juga lah.. tapi gue mencoba untuk menghilang, dan gue Cuma bisa dilihat oleh mereka yang berhati bersih dan tulus (Bunga-bunga berguguran, ilalang melambai-lambai, beuh....)

Pokoknya, selamat aja deh yang masih eksis di facebook. Gue Cuma mau bilang, turn off your facebook and turn on your life. Hehehhe... :D

Sampai ketemu di curhatan gue berikutnya. Udah capek nulis. Makasih yang mau baca. hiihihihi