Ide kebangkitan
Islam berhembus juga di Indonesia. Sebagian orang garis keras teriak
menginginkan khilafah, sebagian orang berlomba menggelar majelis dzikir
sebesar-besarnya atas nama dzuriat Rasul yang membuat macet arus lalu lintas di
berbagai daerah, sebagian ada yang bersemangat untuk memberantas sekte sesat
dalam islam sehingga menghalalkan pertumpahan darah. Ada juga yang berteriak
lantang ingin mendirikan negara Islam tanpa peduli keragaman budaya dan
kesiapan rakyat Indonesia lewat gerakan-gerakan makar terhadap negara kesatuan
Indonesia dengan mempengaruhi pemuda serta melakukan sejumlah aksi teror.
Banyaknya hal
negatif yang mengatasnamakan kebangkitan Islam membuat kaum muda dan para
intelektual membuat gerakan-gerakan yang mengedepankan persatuan lintas agama
dan mazhab. Ini adalah negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim sunni
namun bukan negara islam walau negara ini adalah negara dengan jumlah penduduk
islam terbanyak sedunia. Ini adalah Indonesia yang memiliki berbagai macam kepercayaan,
budaya, bahasa dan banyak pulau. Sehingga berbicara tentang kebangkitan Islam
adalah bicara mengenai mewujudkan sebuah kemajuan di negara ini tidak hanya
menjadi tugas muslim, namun juga menjadi tugas semua pihak, terutama pemuda
apapun agamanya.
Pada tanggal
11-13 febuari lalu, di kota Bandung Indonesia diadakan Indonesian Young
Changemakers Summt (IYCS). IYCS ini merupakan ajang berkumpulnya para pemuda
indonesia yang sudah melakukan perubahan di komunitasnya dan bersama-sama
berkomitmen untuk kemajuan Indonesia, apapun agama dan kepercayaannya. Sebagai
panitia, saya bertugas menjelaskan kepada para pemuda Indonesia bahwa Indonesia
tidak bisa bangkit hanya dengan satu golongan. Tapi dengan semua golongan
memajukan negeri. Islam yang saya jelaskan kepada mereka adalah sifat-sifat
yang ada dalam Islam hakiki. Seperti cinta, perdamaian dan nilai luhur lainnya.
Bukan kekerasan seperti banyak dilakukan oleh pengikut garus keras. Karena pada
dasarnya kita semua bersaudara.
Diskusi-diskusi
ringan antar pemuda lintas agama dan mazhab rutin dilakukan di berbagai universitas
untuk membentuk karakter pemuda yang bernilaikan islam. Bagaimanapun pandangan
para pemuda dalam kebangkitan negeri sangat berpengaruh karena di pundak para pemuda
masa depan bangsa berlanjut.
Lewat
organisasi pemuda Global Peace Youth Corps (GPYC), kita menyebarkan perdamaian
lintas agama dan mazhab dibawah slogan “One Family Under God”. Artinya, selama
kita percaya Tuhan, maka kita adalah saudara. Sehingga tidak mungkin antar
sesama saling menyakiti. GPYC juga menekankan pendidikan cinta lewat keluarga
karena pemimpin-pemimpin dunia yang menciptakan perang seperti George W Bush,
Hitler dan lain-lain adalah pemimpin yang terlahir dari keluarga yang miskin
kasih sayang.
Kegiatan yang
dilakukan GPYC adalah mengadakan camp setiap bulan untuk para pemuda tentang
keberagaman, perdamaian, cinta dan persatuan. Walau tidak pernah secara jelas
menyebutkan tentang semangat Revolusi Iran, namun camp ini sangat sesuai dengan
semangat persatuan Islam yang Rahbar teriakkan.
Dalam GPYC
ini, kami mengadakan pertukaran budaya Korea-Indonesia yang akan diadakan bulan
juni nanti. Kegoatan ini digagas oleh seorang warga negara Korea bernama Mr.
DongChan Kim yang prihatin dengan pandangan masyarakat Korea terhadap Islam.
Dia mengatakan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan karena sebagian besar warga Korea
berpendapat bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan kekerasan lewat
terorisme dan ketidakadilan dalam poligami. Sehingga kami mengundang para
pemuda Korea untuk melihat keberagaman Indonesia dan Islam yang damai lewat
berbagai dialog dan kunjungan di lembaga-lembaga keislaman yang mengedepankan
perdamaian.
Pada intinya,
Kebangkitan Islam adalah kebangkitan agama-agama samawi yang menjunjung tinggi
pesan-pesan Tuhan lewat cinta. Karena dengan cinta lah, manifestasi Tuhan
teraktual dalam diri Makhluk Nya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Kamu?