Di Hari Ibu ini, Ibuku -untuk kesekian kalinya- harus menjalani operasi lagi. Operasi sebelumnya sempat membuat Ibu dalam keadaan koma selama 2 hari di ruang ICU. Untunglah Ibu sekuat harapan nya dalam menjalani berbagai kesulitan. Selama hampir 3 bulan ibu di RS, aku sering mendengarnya menangis, bermanja, merintih kesakitan. Rintihan sakitmu melukai ku juga. Cinta, tanpa komando siapapun, membuat penderitaan kekasih jadi penderitaan kita juga.
Aku ingat, dulu Ibu selalu bilang bahwa aku harus belajar pakai Higheels. Ibu bilang juga, seorang perempuan itu harus cantik! Harus bisa dandan dan merawat diri, harus bisa tampil feminin. Karena wanita mesti jadi penyejuk mata buat suami kelak. Ibu terus mengulang-ngulang nasehat itu sepanjang waktu dari aku umur belasan sampai duapuluhan karena Aku tidak pernah mau belajar memakai higheels. Aku terus menerus berjalan cepat tanpa kelembutan atau berlari-lari dengan sepatu sport. Hal sederhana yang sangat diperhatikan Ibu dan mengubah hidupku selanjutnya. Sekarang, aku sudah bisa pakai higheels bu. Tapi, Aku jadi sedih mengingat, Kaki Ibu yang dioperasi berkali-kali itu belum bisa pakai sepatu apapun dalam waktu yang lama. :(
Ibu juga prihatin kalau aku berjerawat. Ibu selalu sibuk memberikan tips-tips jitu pencegah jerawat yang tidak secara telaten aku ikuti. Mulai dari maskeran teratur sampai makan sayuran. Saran yang cukup sederhana dari seorang Ibu. Urusan perawatan fisik saja sulit sekali melaksanakannya. Padahal itu untuk kebaikanku sendiri, kenapa begitu berat? Apalagi untuk urusan moral, agama, hal-hal baik, belum semua aku laksanakan. Dan beberapa amanah, belum baik aku laksanakan. Maaf ya bu...
Aku mencintai mu bu. Nanti, aku akan berusaha mencari seseorang yang mencintaiku sekaligus mencintaimu supaya cinta ini paripurna. Separipurna cintamu padaku yang belum sempat aku balas.
Selamat Hari Ibu ya bu...
Dari Anak Keempat mu yang cerewet dan tidak pernah secantik dirimu
Syahar Banu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Kamu?