Hi...
Terima kasih telah mampir ke blog ku.
Blog bagiku adalah arsip pemikiran, perasaan, dan jejak kehidupan yang pernah aku lalui. Biasanya yang aku tulis di sini adalah hal-hal tidak biasa yang aku tulis. Sampai sekarang, aku masih ingat latar belakang setiap postingan di blog ku.
Sekalipun bentuknya publik, aku selalu berusaha menulis untuk diriku sendiri. Jadi, aku usahakan menulis apapun yang tidak membuat diriku sendiri di masa depan malu. Aku memang menertawakan beberapa tulisan jelek di masa lalu yang ada di arsip ini. Namun seringkali, aku menengok diriku sendiri di masa lalu sebagai motivasi untuk diriku di masa sekarang.
Ada banyak perubahan yang terjadi pada Banu dulu dan sekarang. Dulu aku senang dipanggil dengan nama Ayu seperti panggilan di dalam keluargaku yang biasa, lalu aku senang mendengar teman SMAku memanggil dengan nama 'Bob', sahabatku di awal kuliah memanggilku dengan nama sayang 'Bobi". Kini, aku lebih senang jika dipanggil dengan nama Banu. Tentu saja ada banyak cerita di balik banyaknya panggilan nama. Kebanyakan berkaitan dengan pembentukan eksistensialisme diri yang terus menerus berubah.
Karena perubahan sikap dan pola pikir inilah, jejak digital sebagai bukti konsistensi pendapat kurang relevan dengan diriku. Misalnya, dulu aku pernah jadi orang yang seksis. Aku meyakini bahwa seseorang begini dan begitu karena jenis kelaminnya. Sehingga aku sering terjebak pada labeling 'wajar sih, dia cowok', atau 'namanya juga cewek,' dan pikiran salah lainnya.
Aku dulu adalah orang yang gampang 'panas' jika berkaitan dengan paradigma filsafat dan agama yang berbeda dengan orang lain. Jangankan netizen, dosen saja bisa aku debat. Namun kini, aku sangat berusaha untuk tidak ngotot. Ingatkan saja jika aku terlalu 'keras'.
Aku mungkin tak bisa konsisten dalam pernyataan. Namun, yang aku tahu soal diriku, aku adalah orang yang konsisten membela yang aku yakini. Aku malu membelakangi idealisme yang selama ini dipegang.
Hal yang aku minati adalah soal perempuan, HAM, agama, ketimpangan sosial, budaya, kesehatan mental, filsafat, dan seputar dunia teknologi.
Namun, tak semua peminatanku aku tulis di dalam blog. Aku menulis di beberapa media topik-topik yang serius.
Aku sangat suka Naruto dan Boruto sekalipun aku juga menonton anime yang lain. Rasanya senang punya 'teman' di dunia fiksi yang punya monster yang perlu di kendalikan. Seperti halnya Naruto punya monster rubah ekor sembilan bernama Kurama yang sering mengganggunya, Aku juga punya PTSD (Post Trauma Stress Disorder).
Kurama di dalam tubuh Naruto menjadi beban dalam hidupnya sejak kecil. Ia harus belajar mengendalikan Kurama dari Killer Bee agar dirinya dan Kurama tak menyakiti dirinya sendiri dan orang sekitarnya. Sama denganku yang harus mengendalikan episode PTSD ke psikolog klinis agar trauma itu tak menyakitiku dan orang-orang sekitarku. Aku hanya perlu mengendalikannya dan mengubah penyakitku menjadi kekuatanku. Persis Naruto yang berhasil mengendalikan dan berteman dengan Kurama yang menyimpan banyak kemarahan serta kebencian di dalam dirinya.
Itulah kenapa aku menggunakan header Kurama di blog ini. Kurama ini bikinan sahabatku, Falaqie Nila. Tentu saja bayar, bukan gratisan. Karena hasil karya teman perlu diapresiasi tak hanya dengan pujian.
Aku orang yang percaya dengan feeling ku terhadap banyak hal. Beberapa sikap impulsif dari feeling ini pernah berjasa membuka wajah sebenarnya di balik pesona orang-orang tertentu.
Ingatanku pendek, jadi aku lebih suka jujur dalam banyak hal daripada bohong karena takut kalau aku tidak ingat hal yang aku rekayasa. Karena syarat jadi pembohong haruslah punya ingatan yang kuat sehingga aku tak memenuhi kriteria itu. Ini juga yang membuatku sering menegur keras teman dekat jika melakukan hal yang tidak aku suka.
Energiku dalam menjalani hari-hari juga sedikit, jadi aku kurang punya energi dalam basa-basi. Basa-basi dan pencitraan itu berat dan membelenggu sehingga hal ini kurang cocok denganku.
Dengan segala hal kompleks di dalam diriku, aku berusaha untuk jadi orang yang baik. Tapi jika hal terbaik yang aku lakukan untuk seseorang itu dibalas dengan pengkhianatan maupun kejahatan lain, maka aku akan mengabadikan namanya dalam tulisan di blog ini.Aku dapat inspirasi macam ini dari Taylor Swift, perempuan keren yang punya sejuta haters dan sepuluh juga lovers.
Kirimlah email di syaharbanu.ayu@gmail.com kalau ingin bersurat. Jika berkenan, follow Instagram @syahar.banu atau Twitter @syahbanu untuk korespondensi lanjutan. Sengaja tidak aku beri tautan di bagian media sosial supaya pembaca blog ini punya niat yang lebih kuat untuk benar-benar Follow. Karena sungguhlah, tak banyak manfaat yang akan didapat orang dari media sosialku. Kebanyakan gabutnya.
Namun, bukan berarti aku tak mau mengenalmu lebih dekat. Semoga saja tak ada yang sia-sia dari pertemuan kita di dunia maya dan nyata.
Sekali lagi, terima kasih telah mampir ke blog ini.
Selamat membaca.
Terima kasih telah mampir ke blog ku.
Blog bagiku adalah arsip pemikiran, perasaan, dan jejak kehidupan yang pernah aku lalui. Biasanya yang aku tulis di sini adalah hal-hal tidak biasa yang aku tulis. Sampai sekarang, aku masih ingat latar belakang setiap postingan di blog ku.
Sekalipun bentuknya publik, aku selalu berusaha menulis untuk diriku sendiri. Jadi, aku usahakan menulis apapun yang tidak membuat diriku sendiri di masa depan malu. Aku memang menertawakan beberapa tulisan jelek di masa lalu yang ada di arsip ini. Namun seringkali, aku menengok diriku sendiri di masa lalu sebagai motivasi untuk diriku di masa sekarang.
Ada banyak perubahan yang terjadi pada Banu dulu dan sekarang. Dulu aku senang dipanggil dengan nama Ayu seperti panggilan di dalam keluargaku yang biasa, lalu aku senang mendengar teman SMAku memanggil dengan nama 'Bob', sahabatku di awal kuliah memanggilku dengan nama sayang 'Bobi". Kini, aku lebih senang jika dipanggil dengan nama Banu. Tentu saja ada banyak cerita di balik banyaknya panggilan nama. Kebanyakan berkaitan dengan pembentukan eksistensialisme diri yang terus menerus berubah.
Karena perubahan sikap dan pola pikir inilah, jejak digital sebagai bukti konsistensi pendapat kurang relevan dengan diriku. Misalnya, dulu aku pernah jadi orang yang seksis. Aku meyakini bahwa seseorang begini dan begitu karena jenis kelaminnya. Sehingga aku sering terjebak pada labeling 'wajar sih, dia cowok', atau 'namanya juga cewek,' dan pikiran salah lainnya.
Aku dulu adalah orang yang gampang 'panas' jika berkaitan dengan paradigma filsafat dan agama yang berbeda dengan orang lain. Jangankan netizen, dosen saja bisa aku debat. Namun kini, aku sangat berusaha untuk tidak ngotot. Ingatkan saja jika aku terlalu 'keras'.
Aku mungkin tak bisa konsisten dalam pernyataan. Namun, yang aku tahu soal diriku, aku adalah orang yang konsisten membela yang aku yakini. Aku malu membelakangi idealisme yang selama ini dipegang.
Hal yang aku minati adalah soal perempuan, HAM, agama, ketimpangan sosial, budaya, kesehatan mental, filsafat, dan seputar dunia teknologi.
Namun, tak semua peminatanku aku tulis di dalam blog. Aku menulis di beberapa media topik-topik yang serius.
Aku sangat suka Naruto dan Boruto sekalipun aku juga menonton anime yang lain. Rasanya senang punya 'teman' di dunia fiksi yang punya monster yang perlu di kendalikan. Seperti halnya Naruto punya monster rubah ekor sembilan bernama Kurama yang sering mengganggunya, Aku juga punya PTSD (Post Trauma Stress Disorder).
Kurama di dalam tubuh Naruto menjadi beban dalam hidupnya sejak kecil. Ia harus belajar mengendalikan Kurama dari Killer Bee agar dirinya dan Kurama tak menyakiti dirinya sendiri dan orang sekitarnya. Sama denganku yang harus mengendalikan episode PTSD ke psikolog klinis agar trauma itu tak menyakitiku dan orang-orang sekitarku. Aku hanya perlu mengendalikannya dan mengubah penyakitku menjadi kekuatanku. Persis Naruto yang berhasil mengendalikan dan berteman dengan Kurama yang menyimpan banyak kemarahan serta kebencian di dalam dirinya.
Itulah kenapa aku menggunakan header Kurama di blog ini. Kurama ini bikinan sahabatku, Falaqie Nila. Tentu saja bayar, bukan gratisan. Karena hasil karya teman perlu diapresiasi tak hanya dengan pujian.
Aku orang yang percaya dengan feeling ku terhadap banyak hal. Beberapa sikap impulsif dari feeling ini pernah berjasa membuka wajah sebenarnya di balik pesona orang-orang tertentu.
Ingatanku pendek, jadi aku lebih suka jujur dalam banyak hal daripada bohong karena takut kalau aku tidak ingat hal yang aku rekayasa. Karena syarat jadi pembohong haruslah punya ingatan yang kuat sehingga aku tak memenuhi kriteria itu. Ini juga yang membuatku sering menegur keras teman dekat jika melakukan hal yang tidak aku suka.
Energiku dalam menjalani hari-hari juga sedikit, jadi aku kurang punya energi dalam basa-basi. Basa-basi dan pencitraan itu berat dan membelenggu sehingga hal ini kurang cocok denganku.
Dengan segala hal kompleks di dalam diriku, aku berusaha untuk jadi orang yang baik. Tapi jika hal terbaik yang aku lakukan untuk seseorang itu dibalas dengan pengkhianatan maupun kejahatan lain, maka aku akan mengabadikan namanya dalam tulisan di blog ini.Aku dapat inspirasi macam ini dari Taylor Swift, perempuan keren yang punya sejuta haters dan sepuluh juga lovers.
Kirimlah email di syaharbanu.ayu@gmail.com kalau ingin bersurat. Jika berkenan, follow Instagram @syahar.banu atau Twitter @syahbanu untuk korespondensi lanjutan. Sengaja tidak aku beri tautan di bagian media sosial supaya pembaca blog ini punya niat yang lebih kuat untuk benar-benar Follow. Karena sungguhlah, tak banyak manfaat yang akan didapat orang dari media sosialku. Kebanyakan gabutnya.
Namun, bukan berarti aku tak mau mengenalmu lebih dekat. Semoga saja tak ada yang sia-sia dari pertemuan kita di dunia maya dan nyata.
Sekali lagi, terima kasih telah mampir ke blog ini.
Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Kamu?