Minggu, 05 Juli 2015

Jadi Saksi Kanonik Pernikahan Islam-Katolik

Kemarin malam, aku menjadi saksi Kanonik untuk pernikahan beda agama antara sahabatku yang Islam dan tunangannya yang Katolik.

Sahabatku seorang perempuan Islam berjilbab. Sedangkan tunangannya seorang Katolik taat yang sempat menempuh pendidikan calon Imam tingkat satu di Malang. Alih-alih jadi Romo, ia lebih memilih untuk jadi programmer yang hadapi algoritma daripada umat.

Hanya dengan melihat mereka sekilas, kita akan tahu bahwa mereka adalah dua orang yang sedang jatuh cinta.

Ditunjuk jadi saksi Kanonik awalnya adalah hal mendebarkan. Aku perlu meyakinkan diri sendiri apakah mungkin seorang muslim bisa jadi saksi Kanonik? Aku kontak Romo sahabatku untuk menanyakan keabsahan "syariatnya". Romo bilang, saksi Kanonik itu yang penting mengenal calon mempelai non Katoliknya. Tidak harus beragama Katolik. Aku jadi lega. Setidaknya, sebagai sahabat yang sudah bertahun-tahun bersama, ternyata aku berguna juga.

Aku ke gereja Katedral Jakarta bersama pasangan pengantin dan teman SMA sahabatku yang juga berperan sebagai saksi Kanonik. Setelah shalat Maghrib di Istiqlal, kami menyeberang ke Gereja Katedral dan buka puasa di depan pasturan. Misa Jumat Malam belum usai. Jadilah kami menunggu sampai Romo selesai memimpin Misa.

Tepat saat Misa Jumat usai, kami berempat dipersilakan masuk ke ruang tamu Pasturan. Kedua mempelai masuk lebih dulu ke ruang kerja Romo. Romo yang menangani pernikahan ini bernama Romo Broto, Pr. Kesanku padanya, Beliau seseorang yang murah senyum dan ramah.

"Siapa yang akan jadi saksi pertama?" Tanya Romo Broto pada aku dan teman sahabatku saat kami berdua ada di ruangannya.

"Dia saja Mo, yang lebih tua." Kataku.

Romo dan teman sahabatku tertawa.

Romo memulai pertanyaan seputar sejauh mana kami mengenal calon mempelai perempuan. Dia juga bertanya soal asal wilayah, pekerjaan, alamat, dan lainnya. Kami harus mengisi selembar formulir setengah halaman kertas HVS yang isinya adalah kesaksian kami berdua bahwa mempelai perempuan non Katolik tersebut memang belum pernah menikah.

Setelah mengisi formulir, kami berdua tanda tangan di bawah kalimat sumpah yang ditutup dengan, "Demi Allah". Bukan demi Yesus dan bukan pula demi Roh Kudus. Aku senang dengan pilihan kata di dalam surat kesaksian tersebut.

"Di Katolik memang ada dispensasi dalam hal pernikahan. Kami meyakini bahwa yang namanya iman itu tak dapat dipungkiri oleh hati. Bisa saja seseorang bohong di KTP dalam hal agama hanya untuk menikah. Tapi yang namanya iman dalam hati, sulit untuk diganti-ganti. Jadi, Disparitas Cultus ini untuk memudahkan, bahwa pernikahan tak pernah jadi penghalang keimanan seseorang dan sebaliknya. Untuk apa yang Katolik pindah Islam jika hatinya tetap Katolik? Dan untuk apa yang Islam pindah Katolik jika yang nyaman baginya adalah beragama Islam? Ini adalah solusi yang diberikan gereja untuk umatnya."

Kami mengangguk mendengar penjelasannya.

Saat melakukan penelitian di gereja Santo Alfonsus Paroki Nandan, Jogja pada tahun lalu, aku sudah diberi penjelasan oleh Romo Kris mengenai hukum pernikahan dalam gereja Katolik.

Oh ya, Romo Kris ini ketua Paroki Nandan. Tema Disertasi S3 nya adalah tentang Disparitas Cultus. Saat aku menyebut bahwa aku kuliah di Paramadina, dia langsung bertanya soal pernikahan beda agama yayasan Paramadina. Aku tak tahu banyak soal pernikahan beda agama di yayasan. Jadi aku berjanji padanya untuk mencarikan info seputar itu.

Romo Kris lah yang memberi penjelasan padaku bahwa di dalam gereja Katolik memang tak ada perceraian. Adanya pembatalan pernikahan yang harus diurus sampai Vatican. Seseorang yang beragama non Katolik yang pernah menikah sebelumnya, lalu bercerai baik secara agama maupun secara negara tidak dapat lagi menikah dengan seorang Katolik karena punya halangan pernikahan. Makanya, salah satu fungsi diumumkannya pernikahan setelah Misa, selama tiga kali Misa adalah untuk mendeteksi adanya halangan pernikahan itu tadi.

Aku bercerita kepada Romo Broto soal sedikit interaksiku dengan Romo Kris yang mengenalkan aku pada konsep disparitas kultus. Dia tampak girang.

"Walaupun satu kampung sudah tahu bahwa calon mempelai belum pernah menikah, kesaksian kanonik ini tetap harus dilakukan. Ini sebagai formalitas saja." Lanjut Ketua Paroki Katedral ini.

Di tengah diskusi singkat kami, Romo memujiku dengan berkata, "Wah, kamu sudah banyak tahu Katolik."

Aku tersenyum geli.

Sebenarnya aku tak banyak tahu soal Katolik. Seorang kawan yang mengaku sebagai Katolik sesat karena tak beribadah lagi ke Gereja pernah memberikan banyak penjelasan soal kekatolikan padaku sebagai bahan riset. Selain itu, aku sering berdiskusi dengan Romo dan Frater kenalanku dan membanding-bandingkan penjelasan mereka dengan tradisi agama Samawi yang ada.

Tentu saja aku masih sering bingung dengan istilah-istilah spesifik yang dipakai orang Katolik. Jelas banyak sekali hal yang belum aku tahu soal agama lain. Bahkan aku baru tahu kalau di Katolik sunat untuk lelaki itu bukan sebuah keharusan setelah nonton film bareng di kampus yang memuat sebagian sejarah gereja Katolik abad pertengahan. Tentu saja, tidak penting untuk mengetahui apakah pengikut agama tertentu punya tradisi sunat untuk lelakinya atau tidak. Tapi, aku akhirnya paham bahwa ternyata aku tidak banyak tahu.

Mengetahui ketidaktahuan adalah sebuah pengetahuan yang berharga juga.

Hanya 5 menit waktu yang dibutuhkan untuk jadi seorang saksi Kanonik. Tunangan sahabatku bilang, waktu yang dibutuhkan tiap orang beda-beda. Tergantung Romonya juga.

Tunangan sahabatku heran, kenapa beberapa kali terdengar tawa kami.

"Kamu becandain Romo ya Ban?" Tanyanya.

Aku menggeleng. Memang ada banyak lelucon yang menyenangkan selama kami ngobrol dengan Romo sambil mengisi formulir tadi.

Sangat berbeda saat sahabat dan tunangannya menghadapi Romo. Suasananya serius. Mereka bilang, mereka ditanyai Romo dengan hal-hal yang sudah mereka pelajari saat Kursus Pernikahan.

Aku sempat bertanya pada tunangan sahabatku, kenapa dia tak membawa saksi Kanonik juga. Dia jawab, "Saksi Kanonik itu cuma dibutuhin calon mempelai non Katolik. Data diriku kan udah ada di parokiku."

Oh, begitu. Tuh kan, aku baru tahu.

Bagiku, mereka pasangan yang lucu, saling melengkapi dan menjaga. Tunangannya selalu menyarankan sahabatku untuk konsisten berjilbab. Sahabatku sering meminta tunangannya untuk membawa serta dirinya tiap Misa. Aku berbahagia untuk mereka.

Tentu saja, pernikahan beda agama masih jadi pro dan kontra di kalangan umat beragama. Keluarga sahabatku juga masih banyak yang menentang terjadinya pernikahan tersebut. Tapi, ayah sahabatku sungguh hebat. Dia berani pasang badan demi kebahagiaan anaknya. Dengan senang hati, ayahnya mengantarkan anaknya menikah di Gereja Katolik tanpa perlu pindah agama. Dulunya, ayahnya adalah seorang Kristen Protestan yang masuk Islam karena menikah dengan ibunya.

Aku mengikuti perjalanan cinta mereka. Beberapa kali, aku ikut membantu untuk menjawab setiap pertanyaan dan hujatan dari keluarga yang menentang pernikahan mereka.

Seorang yang sedang berusaha mengikuti laku sebagai seorang Sophia Perennis sepertiku, memang tidak memiliki masalah yang ada hubungannya dengan syariat pernikahan beda agama. Tentu saja, ada banyak sekali orang yang bilang betapa salahnya pandanganku. Betapa kelirunya pilihan hidup yang aku pilih.

Tapi, aku meyakini, bukankah tiap orang sedang menjalani Dharmanya masing-masing? Jika memungkiri konsekuensi pengetahuanku, alih-alih menjalankan dharma, aku malah menjalankan adharma.

Aku menerima risiko apa kata orang terhadap apa yang aku lakukan dengan hati gembira. Aku memaklumi, beberapa orang yang menghujatku memang senang menjadi juru bicara kebenaran "tuhan" yang diyakininya. Aku sih tak pernah memaksa mereka meyakini apa yang aku yakini.

Orang yang pernah dekat denganku pernah cerita bahwa beberapa kali dia berpisah karena agama dengan orang yang dia cintai. Aku sangat sedih mendengarnya. Rasanya aku ingin hadir di masa lalunya dan meyakinkan orang yang dicintainya agar tak perlu merasa berdosa mencintai orang yang berbeda iman. Cinta itu indah. Agama dan kasih Tuhan juga indah. Keindahan hanya akan bersatu dengan sesamanya. Kenapa harus ada perpisahan karena agama?

Yang aku yakini, Tuhan yang disebut dengan berbagai nama, Tuhan seluruh umat manusia, telah memberikan potensi cinta pada siapa saja tanpa memandang agamanya apa.

Kita hanya perlu menjaga pijarnya, agar jadi terang bagi sesama.

270 komentar:

  1. Hebat, btw gimana prosedur nikahnya? Apakah menjalani 2 prosesi (sekali cara agama perempuan dan sekali lagi cara agama lelaki) ataukah hanya sekali saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah dijawab lewat Facebook dan Twitter ya pak Yudi. :)

      Hapus
  2. Begitu banyak orang menikah beda agama dan berbahagia... sebaliknya tidak sedikit orang yang menikah satu agama tapi berakhir talak tiga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar. Makanya, tiap individu punya ketahanan masing-masing dalam jalani kehidupannya.

      Hapus
    2. Kamu muslim ???
      Bisa ngaji ????
      Atau cuma islam ktp doang ????

      Hapus
    3. Taufig: mending km balik ke SD aja...anak2 aja tahu bagaimana untuj bertoleransi antar agama..masak km nggak bisa...hehehehe

      Hapus
    4. toleransi itu ada batas nya mbak. bagimu agama mu bagiku agamaku. bertolerasi bukan berarti menjadi seperti mereka ataupun ikut melakukan kegiatan agama mereka. kita sbg umat islam punya aturan dan larangan yang telah tertulis jelas di dalam kitab kami yaitu Alquran.

      Hapus
    5. Kwek emang saya masih SD td setidaknya saya tau agama bukan seperti kamu yg cuma ikut2.an....semoga kamu dapat hidayah dr allah

      Hapus
  3. Kalau qm lebih mencintai pasangan mu melebihi agama mu..lepaskan lah agama yang menghalangi qm...agama tidak memaksa dan bukan paksaan...
    Ingatlah jodoh itu ada yang mengatur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seorang alim bernama Ja'far Ash Shodiq berkata, "Agamaku adalah cinta. Cinta adalah agamaku." Sehingga tak ada pertentangan antara agama dan cinta. Jika ada pertentangan antara keduanya, maka itu bukan agama.

      Hapus
    2. Cinta ke siapa dulu, mbak?

      Hapus
    3. Syahar banu kamu muslim ???
      Bisa ngaji ????

      Hapus
    4. nah itu kata zhie "Ingatlah jodoh itu ada yang mengatur"
      berarti kalau menikah dengan beda agama bukannya sudah ada yg mengatur kita? bukankah dia jodoh kita? Jadi gak perlu diambil pusing kan kalau uda ada yg mengatur?

      Hapus
  4. Masalah akan timbul saat keduanya py anak2....smtr keduanya kukuh pada "jalan kebenaran yg akan membawa mereka ke surga nya".....akan ikut siapakah anak2nya????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok bisa timbul masalah? kenapa anaknya harus ikut "surga" salah satu orang tuanya? Ini salah satu pandangan yg sangat salah dan paling banyak terjadi di Indonesia. Anak anda juga seorang pribadi, dia punya hak memilih agamanya sendiri, bukan dipilihkan orang tuanya, inilah penyebab kenapa di Indonesia banyak yang beragama KTP, imannya entah di mana?Pernah tidak anda berpikir ini pemaksaan kehendak dan pelanggaran hak asasi sebetulnya? Oleh karena itu kalau suami istri beda agama bisa menikah saya rasa aneh aja kalau mereka tidak bisa berpikir bahwa anak mereka juga punya kebebasan untuk memilih agamanya sendiri.

      Hapus
    2. Benar.. biarkan anak2 memilih agamanya ketika sudah dewasa..itu hak mereka..

      Hapus
    3. Saya dan suami saya jg nikah beda agama. Masalah agama anak, sudah tentu kami bicarakan jauh2 hari sebelum menikah. Anak pertama ikut agama suami saya, anak kedua ikut agama saya dan begitu seterusx selangseling. Tapi kelak jika anak2 sudah dewasa nanti, mereka berhak dan bebas memeluka agama apa yg mereka yakini.

      Hapus
    4. Susan Suhermin, saya anak dari kawin campur agama, tidak spt yang anda bayangkan/takutkan, kami bertiga tumbuh damai dan bahagia dengan kekayaan kedua pengetahuan kedua agama, tanpa paksaan, tanpa tekanan sama sekali. Please read my latest piece: http://magdalene.co/news-495-till-faith-do-us-part-growing-up-in-a-two-religions-home.html

      Hapus
    5. Pasangan yang bersangkutan pasti sudah membicarakannya. Teman saya sudah melakukan perjanjian pra nikah soal ini. Sehingga masalah agama anak tidak menjadi masalah mereka. Mungkin itu hanya jadi masalahmu saja :)

      Hapus
    6. Saya rasa kita semua sepakat bahwa semua agama pasti mengajarkan nilai-nilai perdamaian dalam menjalin hubungan antar manusia. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Saya seorang laki-laki muslim, jadi saya akan memberikan pendapat dari pandangan agama saya dan pengetahuan yang saya pahami. Semua agama pasti mengenalkan kepada umatnya akan kehidupan setelah kematian, dimana kehidupan akan lebih abadi dibanding kehidupan di dunia saat ini. Saya katakan lebih abadi karena tidak ada sesuatu apapun yang abadi selain Tuhan itu sendiri. Kehidupan setelah kematian itulah yang disebut akhirat. Akhirat sendiri digambarkan dalam dua kondisi, yang pertama yaitu tempat yang sebaik-baiknya dan seindah-indahnya di sisi Tuhan disebut surga, yang kedua yaitu tempat yang seburuk-buruknya dan sekotor-kotornya di sisi Tuhan disebut neraka. Dengan kata lain, agama mengajarkan kita untuk menuju ke Tuhan. Semoga kita semua kelak bisa menjadi ahli surga meskipun harus singgah dulu di neraka. Surga dan Neraka inilah yang dijadikan umpan oleh setiap agama kepada umatnya untuk berlomba-lomba memilih dimana kita harus berada setelah kita meninggalkan kehidupan dunia ini. Bagi saya, umpan itu adalah bagian dari iman saya.
      Setiap agama pasti meninggalkan kitab bagi umatnya. Kitab itulah yang memberikan petunjuk bagi umatnya agar bisa memilih umpan mana yang harus diambil. Dalam kaitannya dengan menikah beda agama, sekali lagi saya seorang laki-laki muslim, jadi saya akan memberikan pendapat dari pandangan agama saya dan pengetahuan yang saya pahami. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Bagi saya pribadi, permasalahan menikah beda agama bukan terletak pada ribet atau ruwetnya pengakuan dari negara (karena memang tidak diatur), permasalahan akan muncul setelah saya meninggalkan dunia ini. Ketika saya meninggalkan dunia ini, maka terbebas sudah urusanku dengan manusia di dunia termasuk keluargaku. Yang ada hanya urusanku dengan Tuhanku yang akan meminta pertanggungjawabanku selama diberikan hidup di dunia. Ketika tidak ada sedekah yang pernah saya berikan dan ilmu yang saya amalkan, maka satu-satunya penolong ketika saya berhadapan dengan Tuhan adalah do’a dari keturunanku yang sholeh. Seperti yang saya jelaskan diatas, umpan (Surga dan Neraka) adalah bagian dari imanku. Sebagai seorang manusia yang memiliki keinginan, tentu saya ingin mengambil umpan yang bisa menarik saya ke surga, tempat terbaik di sisi Tuhan.
      Bagi seorang muslim, menikah beda agama petunjuknya sudah jelas dalam Al Quran, diharamkan dalam surat Al Baqarah:221 dan surat Al Mumtahanah:10, sedangkan dalam surat Al Maidah: 5 diperbolehkan dengan S&K berlaku. Maka dari itu saya berpedoman pada kitab agama saya. Namun, dengan siapa kita menikah adalah pilihan kita bukan takdir yang telah digariskan. Sekali lagi Sebagai seorang manusia yang memiliki keinginan, tentu saya ingin mengambil umpan yang bisa menarik saya ke surga, tempat terbaik di sisi Tuhan. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.
      Indahnya berbagi

      Hapus
  5. woow menikah seagama saja ruwetnya minta ampun.....tapi ini lebih memilih beda agama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang membuat ruwet itu manusianya bukan agamanya.

      Hapus
    2. RT! manusia nya lah yang membuat ribet

      Hapus
    3. +wibowo joko nuryanto Ruwet untukmu belum tentu ruwet untuk mereka yang jalani. Kapasitas otak orang dan kemampuannya menghandle perbedaan itu beda-beda.

      Hapus
    4. Syahar banu kamu sudah pinter ?????

      Hapus
  6. Seorang wanita/laki2 muslim lbh baik menikah dg sesama muslim.dimata manusia baik blm tentu dimata Allah baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Ibu Lilis Supriati Baca Al-Qur'an? Kalo iya sudah baca Surat Al-Maa-idah Surat 5 Ayat 5? :)

      Hapus
    3. All maidah ayat 5 menjelaskan laki2 muslim boleh menikahi wanita non muslim (syarat ketentuan berlaku). BUKAN membolehkan wanita muslim nikah Dengan laki2 non muslim. Baca selengkapnya dibwah ini.

      http://www.rumahfiqih.com/tafsir/x.php?id=3&=nikah-beda-agama.htm

      Hapus
    4. +Lilis Buruk di matamu juga belum tentu buruk di mata Allah. Manusia yang menghakimi manusia lainnya berarti telah menganggap dirinya sendiri punya kekuasaan setara Tuhan. :)

      Hapus
    5. Didalam almaidah ayat 5 memang disebutkan dihalalkan bagimu menikahi orang yang telah diberikan alkitab sebelumnya. Tp yang jd pertanyaan apakah alkitab tersebut memang berisikan kata" dari tuhan? Ini silahkan di pahami dan dipelajari masing". Saya tidak berani memberika. Pendapat demikian karna keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Mohon maaf sekali lagi saudara".

      Hapus
    6. Syahar banu begitu mudahnya kamu menyebut nama Allah...apa kamu tidak sadar kamu sudah mengingkari FIRMANNYA ??? Tobatlah saudaraku

      Hapus
  7. Kadang agama menjadi patologi sosial buat umat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agama juga sering jadi komoditas politik dan kekuasaan. :)

      Hapus
    2. Bagaimana dengan hukum yang dibuat ama penguasa? Kalo aturan yang dibuat ama agama aja dipojok2in, dikatakan jadi komoditas politik dan kekuasaan sehingga melegitimasi diri untuk menolak secarq frontal, nah giliran aturan2 yang dibikin penguasa ditaati walaupun dengan terpaksa.
      Kalo emang masalahnya anda masih ragu dengan agama anda, mbok ya ngaji. Perdalam ilmu agama, kalo ada yang kurang paham, diskusikan ama yang berkompeten.

      Hapus
  8. Kadang agama menjadi patologi sosial buat umat

    BalasHapus
  9. temen ane bapak ibunya aja beda agama ampe anaknya gede
    wkwkw

    BalasHapus
  10. Bersyukurlah seseorang yg mempunyai sahabat yang amat sangt bijak spt kakak. Yeesss, i am agree.....Allah itu adalah KASIH. Tdk membedakan manusia berdasarkan agama.

    BalasHapus
  11. btw bagaimana proses di pencatatan sipilnya?
    setau saya memang di gereja katolik bisa menikah berbeda agama.
    tp kendala ada di pencatatan sipil, yg membutuhkan dispensasi pengadilan atau semacamnya? dengan biaya yg cukup mahal... sehingga banyak yg memilih mengganti agama di KP saja untuk memudahkan...
    tolong share juga donk utk prosedur di pencatatan sipil nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mba tika saya mau share pengalaman saya. saya menikah beda agama, suami saya muslim. saya menikah di gereja saya ( gereja Khatolik), kalau di gereja di wilayah saya pengurusan kecatatan sipil dilakukan oleh pihak gereja(bagian administrasi), karenanya untuk bisa menikah di gereja khatolik, baik seagama atau beda minimal 3 bulan sebelum hari H, makasih

      Hapus
    2. Wah, terimakasih Maria, sudah bantu menjawab :)

      Hapus
  12. Kelakar seorang teman:

    Cinta beda keyakinan itu seperti apa?
    Yang satu yakin dirinya ganteng/cantik, yang satunya nggak yakin terhadap keyakinan pasangannya itu, hehe.

    Well, Syahar Banu, nambah informasi ya.
    Wawancara kanonik orang Katolik dengan Romo, meskipun sekampung sudah tahu latar belakang pasangan yang mau menikah itu, misalnya tentang status bebas-nya (bahwa kedua calon mempelai belum pernah menikah sebelumnya), tetap harus dilakukan oleh Romo. Mengapa?
    Sebab, sebelum menjadi saksi pernikahan, seorang Romo harus memiliki kepastian moral bahwa pernikahan yang akan dilangsungkan itu bebas dari halangan dan atau larangan.

    Regards.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih tambahan informasinya. Salam :)

      Hapus
  13. Luar biasa sekali. . Bisa saling menghargai. .

    BalasHapus
  14. Ya memang bisa, hanya bagaimana dengan status anaknya kelak? Karena kua tidak akan menerima pernikahan beda agama sedangkan sipil terkadang masih mengikuti peraturan MUI kecuali beberapa daerah.
    Sebenarnya banyak juga halangan lainnya juga.. Sebagai salah seorang yang mungkin nantinya akan menghadapi hal seperti ini, cuma ingin berbagi saja semoga sampai seribet itu untuk anaknua.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Hai salam kenal. Saya senang bisa mendapatkan pencerahan setelah membaca artikel ini. Apakah ada artikel lainnya mengenai prosedur pernikahan beda agama? Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, mungkin link ini bisa membantu http://www.madinaonline.id/sosok/wawancara/ahmad-nurcholish-nikah-beda-agama-di-luar-kua-sah/

      Hapus
  17. Ya memang bisa, hanya bagaimana dengan status anaknya kelak? Karena kua tidak akan menerima pernikahan beda agama sedangkan sipil terkadang masih mengikuti peraturan MUI kecuali beberapa daerah.
    Sebenarnya banyak juga halangan lainnya juga.. Sebagai salah seorang yang mungkin nantinya akan menghadapi hal seperti ini, cuma ingin berbagi saja semoga sampai seribet itu untuk anaknua.

    BalasHapus
  18. Salut membacanya :)..

    Anda sahabat yg tidak hanya hebat, tapi juga terbuka :).. salut 4 jempol untuk penulis^^..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syahar banu sebaiknya kamu perdalam ilmu agama kamu sbelum kamu tersesat

      Hapus
  19. Nikah beda agama udah jelas di larang agama,

    BalasHapus
    Balasan
    1. di sebut di atas agama katolik menyetujuinya karena yakin Allah tidak mau umatNya yang saling mencintai harus berpisah karena cara beriman kepadaNya berbeda.

      Hapus
    2. Itu kan aturan mu sendiri...

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Surat Al Kahf penghuni gua. Berdebat masalah sudah berapa lama mereka berada di gua. Maka Katakanlah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya. Tidak ada hak untuk manusia menetapkan yang seharusnya ditetapkan oleh Allah. Benar atau tidak; dosa atau tidak biar Allah yang menentukan. Cinta adalah fitrah dari Allah. Cukuplah 2 kalimat di dalam Markus 12:30-31 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.
      Berakhlak baiklah di dunia, Allah Maha Adil atas segala sesuatunya. Apa yang baik bagimu belum tentu baik bagiNya dan apa yang tidak baik bagimu belum tentu tidak baik bagiNya. Allah mengetahui sedang kamu tidak :) cukup bersyukur dan serahkan semua kepada yang di atas. Apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan manusia.

      Hapus
  20. Dan biasanya orang yang menikah beda agama itu karena mereka tidak peduli dengan agama

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang nikah seagama emang pasti peduli dengan agamanya? Semua manusia dimata tuhan sama tidak peduli agamanya apa :) Kebenaran adalah kebenaran, kebaikan adalah kebaikan tidak ada istilah kebaikan itu beragama ..... atau kebenaran itu beragama ....

      Hapus
    2. Triyanto dan syahar banu apakah kalian muslim ???

      Hapus
  21. Orang yang peduli betul dan mendalami agamanya masing-masing lebih memilih agamanya ketimbang hanya sekedar perasaannya

    BalasHapus
  22. Mungkin ini bagi saya menjadi Perbandingan dan fenomena umum bagi kita."ketika kita sudah nyaman dan suka dengan sebuah produk atau barang dengan merk tertentu, kita pastinya akan tau dan mencari tau seluk beluk produk tersebut, maka kita akan berusaha mati-matian mendapatkan barang tersebut, bahkan berusaha mempengaruhi orang disekitar untuk memakai produk tersebut, anak, istri orang tua pun kita haruskan memakai produk tersebut". Tapi jika cuma peduli dengan uang kita dan lebih mancintai uang kita hal itu tidak akan terjadi, kita hanya mencari produk yang asal murah dan asal pakai karna kita lebih mencintai uang kita". Hal ini menurut saya yang terjadi terhadap pernikahan beda agama, sudut pandang cintanya tidak terletak pada aganya tetapi pada perasaan cintanya itu saja.

    BalasHapus
  23. Bukankah dlm Al Qur'an sudah jlas...laki2 mukmin dgn wanita mukmin bgtu pun sbaliknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibu Nur Rohmah baca Al-Qur'an? kalo iya sudah bacakah Surat Al-Maa-idah surat ke 5 ayat 5? :)

      Hapus
    2. Saya pernah denger ceramah ustadz laki2 mukmin boleh menikahi wanita yg mengimani alkitab tapi sebaliknya tidak bagi wanita mukmin.

      Hapus
  24. Kalo boleh tau drmna kamu tau sophia perennis (awalnya)? Dan sejak kapan? Thanks ✌

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, sejak 2 tahun lalu aku berminat dengan filsafat Perennial. Aku suka Fritjoff Schuon. Kamu tau juga?

      Hapus
  25. Agama saya juga belum kuat tentang pemahaman,tp kalo boleh berpendapat ,nikah beda agama itu iya ada beberapa agama yg ngelarang dan bukan Tuhan yang ngelarang ,tinggal kalian yakin yang mana ,terus seenggaknya pasangan beda agama punya satu keunggulan ,mereka paham dan mengerti apa yang dinamakan TOLERANSI ,gausah lah saling sindir atau ga terima atau gimana ,agama itu privasi kita sama yg Tuhan

    BalasHapus
  26. Cuma di Indonesia yang mempermasalahkan seperti ini ,ya karena mereka minoritas yang non muslim ,simple kan ,ga bakal slesai ,yg penting lakuin yg menurut lo dan Tuhan itu baik ,gausah urusin manusia lain,surga jg belum tentu tempat mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tp bang walaupun itu urusan pribadi terdapat aturan dan tuntunan bang. Emg abang sdh tau arti agama yang sebenarnya? Kalu abang sdh tau tlong kasih tau saya ya bang. Kayaknya abang sdh paham betul maslah dan arti agama itu sendiri. Terimaksih bang sebelumnya

      Hapus
    2. Tp bang walaupun itu urusan pribadi terdapat aturan dan tuntunan bang. Emg abang sdh tau arti agama yang sebenarnya? Kalu abang sdh tau tlong kasih tau saya ya bang. Kayaknya abang sdh paham betul maslah dan arti agama itu sendiri. Terimaksih bang sebelumnya

      Hapus
  27. Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.
    Sura al-Ma'ida 5,5
    http://tanzil.net/#trans/id.indonesian/5:5

    BalasHapus
  28. pandangan universal dari seorang seperti anda patut ditiru oleh orang2 yang pikirannya dipelintir dengan pikiran sempitnya yg berhiaskan agama dan pandangan sempitnya...padahal yg namanya cinta dan agama tidak lah bisa dikungkung dengan hal2 terbatas seperti itu..seperti Tuhan dan kasihNya yang tidak bisa dibatasi bahkan dimengerti seutuhnya dengan pikiran terbatas kita sebagai manusia...Tuhan memberkati anda mbak..

    BalasHapus
  29. Sebesar apapun cinta kita kepada ' Manusia' Cinta kepada "Tuhan" adalah diatas segalanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan bagaimana cinta yang besar kepada Tuhan itu diwujudkan secara nyata dalam kehidupan konkret? Berhadapan dengan kompleksitas kehidupan manusia?

      Hapus
  30. Sebesar apapun cinta kita kepada ' Manusia' Cinta kepada "Tuhan" adalah diatas segalanya.

    BalasHapus
  31. Tiap agama memiliki pandangan berbeda akan hal pernikahan beda agama. Biarlah tak perlu menjadi bahan diskusi, karena wahyu yang diperbolehkan setiap orang dari Khaliknya tidak sama. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.. Lakum diinukum waliyadiin (Al Kafirun).
    Namun bagi saudara-saudaraku umat Muslim, sebelum berdebat dan berpihak kemanapun, coba baca terjemahan Al Quran satu per satu. Kaji dan dalami. Sehingga kita bisa memiliki pemahaman yang kuat, yang bukan hanya karena logika, penawarannya manusia, apalagi nafsu.

    BalasHapus
  32. Tiap agama memiliki pandangan berbeda akan hal pernikahan beda agama. Biarlah tak perlu menjadi bahan diskusi, karena wahyu yang diperbolehkan setiap orang dari Khaliknya tidak sama. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.. Lakum diinukum waliyadiin (Al Kafirun).
    Namun bagi saudara-saudaraku umat Muslim, sebelum berdebat dan berpihak kemanapun, coba baca terjemahan Al Quran satu per satu. Kaji dan dalami. Sehingga kita bisa memiliki pemahaman yang kuat, yang bukan hanya karena logika, penawarannya manusia, apalagi nafsu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp. Pinter jawaban nya. Jangan sampai ada korban prasaan. Dan zinah sepanjang hidup mereka..

      Hapus
    2. Sipp. Pinter jawaban nya. Jangan sampai ada korban prasaan. Dan zinah sepanjang hidup mereka..

      Hapus
  33. Yang jelas. Bagi agama islam. Penikahan antara beda agama. Itu hukum nya haram.dan itu juga Zinah seumur hidup Bagiku agamaku bagimu agamamu.. kalau mau murthad. Murthad sekalian. Kalau mau jadi seorang pemeluk islam yg mengikuti langkah nabimu nabi muhammad S.A.W.ikutti langkah nya. Sejak kpn rosul mempersunting dn menikahi istri nya beda agama?? Pikir. Memang bagus artikel ini cuma, di angkat di sosmed begini. Kalangan nitizen yg membaca pasti ada pro dn kontra
    .yg lebih aktual dan tidak menyinggung agama.min klo mo angkat suatu wacana pikirkan yg lebih matang dong ya trms.

    BalasHapus
  34. Yang jelas. Bagi agama islam. Penikahan antara beda agama. Itu hukum nya haram.dan itu juga Zinah seumur hidup Bagiku agamaku bagimu agamamu.. kalau mau murthad. Murthad sekalian. Kalau mau jadi seorang pemeluk islam yg mengikuti langkah nabimu nabi muhammad S.A.W.ikutti langkah nya. Sejak kpn rosul mempersunting dn menikahi istri nya beda agama?? Pikir. Memang bagus artikel ini cuma, di angkat di sosmed begini. Kalangan nitizen yg membaca pasti ada pro dn kontra
    .yg lebih aktual dan tidak menyinggung agama.min klo mo angkat suatu wacana pikirkan yg lebih matang dong ya trms.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah kamu tahu bahwa anak angkat Rasul yang namanya Zainab juga ada yang nikah beda agama?

      Hapus
    2. Saya ingatkan kepada kamu jangan menyesatkan orang..memang zainab bin Muhammad ada yg nikah sama non muslim tp apa kamu tau kalo zainab bin Muhammad menikah lagi setelah suaminya masuk islam ?????
      Jgn pernah membelokkan kebenaran.

      Hapus
  35. Saya dan istri sy berbeda keyakinan, kami skrg hidup berkeluarga sudah memasuki umur pernikahan ke 12 tahun...kami di karuniai 2 org anak yg sehat..lelaki dan perempuan..,kami bersyukur..alhamdulillah selama kami berkeluarga smp skrg...tidak pernah sedikit pun kami bentrok masalah AGAMA..tidak pernah km slah paham ttg ajaran agama kami msg2..bahkan km saling menegur utk mengingatkan saatnya utk beribadah agar kami tidak lupa berdoa. Kami sangat bersyukur dengan keaadan kami sekarang n berterimakasih sudah di persatukan dlm kehidupan yg keras ini. (Sekedar sharing). Terima ksh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ceritanya indah sekali. Terimakasih telah berbagi

      Hapus
  36. Saya yakin menikah dengan umat beragama lain tidak berarti meninggalkan iman dan cintanya kepada Tuhan. Malah justru bersyukur dan semakin mencintai Tuhan karena telah dipertemukan dengan pasangan hidup yang bisa mengatasi perbedaan besar yang dimiliki. Tuhan punya rencana yang sangat baik untuk kita semua dan saya percaya pasangan-pasangan yang menikah beda agama itu pasti mengetahuinya.
    Tuhan itu satu. Hanya saja setiap agama memiliki peraturannya sendiri-sendiri. Tapi menikah beda agama bukan berarti tidak peduli dengan agamanya jika dia tetap menjalankan ibadah sesuai agamanya.
    Salut kepada penulis dan kedua mempelai yang berpikiran terbuka terhadap agama :)

    BalasHapus
  37. Yang jadi wali nikah perempuan siapa? Apakah dia sebagai muslimah sudah mengikuti rukun nikah? Sudut pandang dari aturan islam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jadi wali nikah adalah bapak. Sudah saya ceritakan bahwa bapak mempelai perempuan sudah setuju

      Hapus
  38. setau saya sih di Islam cowo tu ga boleh nikah ama orang musyrik (Tidak beragama) ato bukan ahli kitab seperti potongan al Quran surat Al Maa-idah ayat 5 "Dihalalkan bagi kalian wahai orang-orang yang beriman menikahi wanita-wanita merdeka yang beriman dan ahlu kitab dari Yahudi dan Naṣrani baik dia żimmiyah atau harbiyah" nah lho Masa sih kita sebagai umat Allah ga percaya firmanNya? #Mikir

    BalasHapus
  39. Sura al-Ma'ida 5,5

    Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.

    Hmm... banyak orang terkecoh dengan ayat ini. Menurut pendapat saya, ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang mana dijaman itu masih banyak orang-orang nasrani yang beriman kepada Allah sebagai tuhannya dan nabi Isa sebagai rosulnya. Perhatikan dari kalimat ayat diatas "(Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu". Jelas disitu ditujukan untuk wanita-wanita yang beriman menurut agama islam (yang meyakini Allah sebagai tuhannya dan nabi Isa sebagai rosulnya).


    Al Baqarah ayat 221
    2:221. Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

    Dan sura Al Baqarah ayat 221 lebih cocok untuk kita semua yang ada dijaman sekarang, karena sudah tidak ada lagi orang-orang yang diberi Al kitab yang beriman kepada Allah sebagai tuhannya dan nabi Isa sebagai rosulnya.

    So.. semua sudah ada prosedurnya, tinggal kita berani ambil resikonya atau tidak. Meskipun anda sebagai saksi pernikahannya. Terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata siapa tidak ada lagi yang beriman? Siapa yang berhak menerawang Iman manusia? Jangan repot-repot ambil jobdesk Tuhan yang mengklasifikasikan mana umatNya yang beriman, mana yang bukan.

      Salam. :)

      Hapus
    2. Syahar banu Memangnya kamu beriman ???

      Hapus
    3. Taufiq abdi apa anda beriman, beragama dan orang indonesia?
      Kalau iy pasti anda tidak akan menghakimi syahar banu.
      Anda hanya brpndapat secara teori sedangkan Tuhan tidak dapat dijabarkan secara logika atau teori.

      Hapus
  40. Bagi seorang muslim atau muslimah aturannya sudah ada dalam hal nikah.

    Tentang beda agama, dalam Islam sudah diatur dengan sangat baik kurang lebih seperti yang ditulis akun Pengembara

    Kalau yang menjadi dasar dalam menikah adalah Cinta semata, maka Cinta yang dimaksud mereka tidak lebih cinta akan nafsu semata

    Bukankah sebaik - baiknya pasangan adalah yang mampu menuntunmu ke surga? Bukan hanya perkara menjadi orang lebih baik, karena siapapun bisa jadi lebih baik tidak peduli agamanya apa

    Tapi jika mereka (terutama muslimah) memilih beda agama.
    Muslim dan Muslimah yang lain sudah memberitahu kan, kalau memang itu jalan mereka, silahkan, ambillah.
    Berarti mereka sudah sangat mengerti akibatnya dan mereka sanggup

    Toh, hidup ini bukan semata orientasi dunia yang sementara tapi juga orientasi akhirat yang kekal. Inipun juga orientasi bagi mereka yang meyakini.
    Jika tidak ? Itu pilihan anda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sorry, menurutku kita menikah dan hidup itu bukan untuk menuju surga. Surga adalah ciptahan Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan. Maka apa bahagianya lari seorang ciptaan lari ke ciptaan lain?

      Jika memang mengkaji Islam dengan benar, maka akan memahami kenapa kita mengucapkan Innalillahi wa Innalillahi Rajiun. Manusia berasal dari Tuhan, kembalinya ke Tuhan.

      Bukan ke Surga. :)

      Hapus
  41. Yang menjalani kan pasangannya. Kalian mau melarang di sini juga sama saja gak akan merubah apapun.

    Secara pribadi, saya memilih menikahi yang seagama, supaya tidak terlalu banyak perbedaan prinsip. Yang seagama saja penafsirannya bisa berbeda, apalagi yang tidak seagama. Tapi ya kembali lagi ke pasangan masing2.

    Semoga bahagia menempuh hidup yang baru ya. Biar Allah yang bekerja dalam keluarga Anda. Tak usah terlalu pedulikan omongan orang sok suci yang menentang keras atas nama agama layaknya mereka tidak pernah melanggar ajaran agamanya. Kalau orang-orang itu suci betul, penuh sudah seisi Surga.

    Intinya: tunjukkan saja bahwa Anda ini righteous lewat perbuatan, bukan omong doang

    BalasHapus
  42. Yang menjalani kan pasangannya. Kalian mau melarang di sini juga sama saja gak akan merubah apapun.

    Secara pribadi, saya memilih menikahi yang seagama, supaya tidak terlalu banyak perbedaan prinsip. Yang seagama saja penafsirannya bisa berbeda, apalagi yang tidak seagama. Tapi ya kembali lagi ke pasangan masing2.

    Semoga bahagia menempuh hidup yang baru ya. Biar Allah yang bekerja dalam keluarga Anda. Tak usah terlalu pedulikan omongan orang sok suci yang menentang keras atas nama agama layaknya mereka tidak pernah melanggar ajaran agamanya. Kalau orang-orang itu suci betul, penuh sudah seisi Surga.

    Intinya: tunjukkan saja bahwa Anda ini righteous lewat perbuatan, bukan omong doang

    BalasHapus
  43. Yang menjalani kan pasangannya. Kalian mau melarang di sini juga sama saja gak akan merubah apapun.

    Secara pribadi, saya memilih menikahi yang seagama, supaya tidak terlalu banyak perbedaan prinsip. Yang seagama saja penafsirannya bisa berbeda, apalagi yang tidak seagama. Tapi ya kembali lagi ke pasangan masing2.

    Semoga bahagia menempuh hidup yang baru ya. Biar Allah yang bekerja dalam keluarga Anda. Tak usah terlalu pedulikan omongan orang sok suci yang menentang keras atas nama agama layaknya mereka tidak pernah melanggar ajaran agamanya. Kalau orang-orang itu suci betul, penuh sudah seisi Surga.

    Intinya: tunjukkan saja bahwa Anda ini righteous lewat perbuatan, bukan omong doang

    BalasHapus
  44. Orang ga beriman aja yang mau di giniin .
    Ya semoga kalian smua bertaubat ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, apa kamu Tuhan? Kenalan dong. Kok kamu bisa tau orang ini beriman dan orang lainnya tidak beriman?

      Hapus
  45. Ketika pandangan manusia lebih indah drpd hukum Allah Swt maka kehancuran yg akan di dpt...bkn skrg tp nanti...bukankah firman Allah itu benar dan pasti..

    BalasHapus
  46. Emang jaman skrg udah banyak yg terjadi d indonesia pernikahan beda agama...blajar dari prbedaan itulah membuat hidup lbh berwarna...bhineka tunggal ika

    BalasHapus
  47. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  48. Hidup tidak hanya dengan keyakinan pemikiran logika namun dengan aturan yang kita pegang....
    Jika muslim berpegang kepada Al- Qur'an maka taulah apa yang harus dilakukan... :)

    https://www.facebook.com/aishiteru.iruno

    BalasHapus
  49. katanya raja mataram kawin sama ratu kidul,akh kata orang begitu.

    BalasHapus
  50. proses di catatan sipil gmn? AFAIK, di catatan sipil tidak bisa untuk beda agama.
    CMIIW

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa, silakan kontak Gereja Katolik terdekat. Gereja yang atur. Beberapa Ustad juga bisa bantu uruskan jika ingin menikah dua kali secara Islam dan secara Katolik. Semoga membantu.

      Hapus
  51. Saya salut bagi mereka bisa nikah beda agama, share dikit saya dulu pcaran 8 th. Tp akhirnya kandas tepat bbrp bulan sebelum "nembung" menurut saya bukan krn agama kami berbeda, tp lebih ke arogansi ortu masing2, dengan dalih agama dan dosa. Dimana pada itinya adalah dia ikut saya, atau saya ikut dia, padahal kami ingin nikah beda agama. Dan kami tidak masalah dengan iman kami masing2 dan ketika memilih orang tua atau pacar (wkt itu) jelas saya tak punya pilihan lain selain orang tua

    BalasHapus
  52. Saya salut bagi mereka bisa nikah beda agama, share dikit saya dulu pcaran 8 th. Tp akhirnya kandas tepat bbrp bulan sebelum "nembung" menurut saya bukan krn agama kami berbeda, tp lebih ke arogansi ortu masing2, dengan dalih agama dan dosa. Dimana pada itinya adalah dia ikut saya, atau saya ikut dia, padahal kami ingin nikah beda agama. Dan kami tidak masalah dengan iman kami masing2 dan ketika memilih orang tua atau pacar (wkt itu) jelas saya tak punya pilihan lain selain orang tua

    BalasHapus
  53. Saya salut bagi mereka bisa nikah beda agama, share dikit saya dulu pcaran 8 th. Tp akhirnya kandas tepat bbrp bulan sebelum "nembung" menurut saya bukan krn agama kami berbeda, tp lebih ke arogansi ortu masing2, dengan dalih agama dan dosa. Dimana pada itinya adalah dia ikut saya, atau saya ikut dia, padahal kami ingin nikah beda agama. Dan kami tidak masalah dengan iman kami masing2 dan ketika memilih orang tua atau pacar (wkt itu) jelas saya tak punya pilihan lain selain orang tua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adityas, kebanyakan kendalanya juga di sana. Sedih mendengarnya. Tetap semangat!

      Hapus
  54. bukankah hukum nya haram mba...zinah lho seumur hdup berumah tangganya...dosa besar itu...

    BalasHapus
  55. bukankah hukum nya haram mba...zinah lho seumur hdup berumah tangganya...dosa besar itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau memang dosa, biar urusan manusia dan Tuhannya. Kamu kok repot :)

      Hapus
  56. Tetep aja gak setuju dengan pernikah beds agama, maaf ya saya hanya berpendapat atas apa yang saya yakini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau kamu setuju atau tidak setuju, hukum kebolehan nikah beda agama itu tidak akan berubah. Berlaku sebaliknya

      Hapus
  57. saya punya pertanyaan buat yg nikah beda agama, kepada tuhan yg mana kalian meminta pertolongan? klo kpd tuhan masing2, lalu tuhan yg mana yg telah menolong kalian? tuhan yg mana yg telah memberi kalian rezeki?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukankah rezeki dan jodoh itu ditangan tuhan ya? jadi seandainya kebetulan menikah dengan beda agama itu karena seizin tuhan juga? jika tidak jodohkan pasti tidak dipertemukan apalagai sampai menikah, tentunya kalau tuhan tidak mengizinkan pasti gak bakal sampai kejenjang itu

      Hapus
    2. memang,semua yg terjadi itu krn ijin tuhan,tp bkn berarti prihal yg tuhan ijinkan itu tuhan restui juga,seorang penjahat yg berhasil melakukan aksi kejahatannya jg krn ijin tuhannya,tp apakah tuhan merestuinya?? I dont think so!!!

      Hapus
    3. Halo Surya, menurutmu Tuhan itu banyak atau SATU?

      Hapus
  58. Agama yang memberi sekat kepada kemanusiaan, seharusnya kemanusiaan lah yang harus melebur dalam agama. Kalau tiap umat beragama yakin bahwa Allah itu cinta dan kasih, kira2 seseorang yang berbuat kasih melanggar hukum Allah atau tidak ya? Agama tidak ada yang sempurna, karena masing2 melihat siapa Allah dengan cara dan sudut pandang yang berbeda, seperti halnya tiga orang buta yang mencoba mendeskripsikan seekor gajah, mereka menjelaskan gajah hanya lewat pemahaman mereka berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Maka dari itu, sebuah kesombongan kalau suatu agama mengklaim dialah yang sempurna atau yang menyelamatkan. Pemahaman kita tentang Allah juga tidak akan pernah sempurna, karena tidak ada satu agama pun yang bisa menjelaskan apa dan siapa Allah itu, karena ciptaan tidak akan pernah bisa menjelaskan penciptanya. Makanya, alangkah lebih indah jika hidup itu didasari dengan cinta dan kasih saja, tidak usah berpikir tentang batasan agama yang menghalangi kemanusiaan, bagi sebagian orang, pendapat saya pasti akan ditentang karena dianggap menyimpang, sekali lagi pasti dasarnya adalah dari kitab, saya berani pastikan itu. Tetapi buat saya, selama hati saya merasa damai melakukan sesuatu, berarti ada ketenangan dan kebenaran disana atas apa yang kita lakukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah ngaji ?????
      Kalo belum yah pantes...brarti kamu trmasuk agama ktp

      Hapus
    2. Alberto. Terimakasih. Sepakat

      Hapus
    3. Saya tidak perlu mengaji atau berdoa kalauntujuan saya hanya untuk dilihat orang, hanya untuk dianggap benar oleh orang lain, dan hanya untuk mendapatkan keselamatan pribadi, tidak penting semua itu. Doa atau mengaji itu urusan pribadi kita dengan Allah, kenapa orang lain perlu tahu? Apakah orang yang mengaji dan berdoa di masjid, di gereja, dan di tempat ibadah lain sudah pasti paham arti dari mengaji atau doa itu? Apakah mereka sadar ketika mereka berdoa, siapa yang mereka tuju? Apakah motivasi mereka benar? Saya ragu...sungguh...orang-orang yang miskin hati...

      Hapus
    4. Manusia menjadi pemikir yang salah kaprah karena mencoba melihat apa yang Tuhan ciptakan dan Tuhan tetapkan dengan kacamata duniawi yang menurut saya amat sangat tidak akan nyambung, kalau mereka mau melihat dengan mata surgawi, pasti mereka paham apa yang saya ucapkan...

      Hapus
  59. Sungguh luar biasa mbak yang menulis artikel ini. jarang sekali menemukan org2 seperti mbak ini. saya hanya mencoba berpikir positif. Pernikahan beda agama itu tidak ada yang melarang, tetapi mereka mungkin hanya main aman saja karena takut keribetan yang ditimbulkan. Saya sendiri sebagai seorang katolik tidak tau banyak katolik tapi mbaknya lebih tau Siiiiiiiiipppp...Dokter kecil saya seorang budha menikah dengan seorang wanita katolik. kedua anaknya mereka bebaskan mau ikut agama siapa. tapi ketika ke gereja semua ikut ke gereja ketika ke vihara semua ikut ke vihara. Bahagia sekali hidup mereka. Temen guru saya seorang muslim menikah dengan seorang katolik. Sampai sekarang kluarga mereka msh utuh, tp sang suami hanya berpesan kepada sang istri agar tidak terlalu sering mengikuti perkumpulan organisasi ibu2 untuk menghindari omongan pedas dr org2 yg tidak menerima pernikahan beda agama. Disuatu perjalanan saya pernah berjumpa dengan seorang pria tua, kami berbicara panjang lebar pada intinya dia mengatakan sebenarnya Allah kita semua itu sama, hanya nabi yang berbeda seperti Yesus (kristen), Muhammad (muslim) dll. Saya juga pernah berjumpa dengan seorang muslim (menurut saya mungkin dia seorang ustad). tapi dia byk tau tentang agama2 lain. Intinya dia berkata, "semua agama itu baik, semua ajaran agama itu baik, tp mereka yang menafsirkan ajaran agama itulah yg tidak baik dan berujung pada agama tidak baik". Salam sejahtera. God Bless Us.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. Salam kenal. Pengalaman anda luar biasa. :)

      Hapus
  60. Apapun komentar yg diberikan, sy salut terhadap si empunya pengalaman. Kamu bisa arif memandang semua permasalahan. Kamu bisa memilah, kamu bisa mensupport teman, tanpa kamu harus menghina agama satu sama lainnya. Bahwa sudah ada agama lain selain Islam, dan semua agama yg baik, pasti membawa kita ke Surga Nya. Semua org yg baik juga adalah muslim, dan si empunya pengalaman yg juga penulis, tahu benar kedudukannya, baik sebagai sahabat yg mau menikah dgn yg beda agama, maupun tahu kedudukannya sbg seorg muslim yg taat. Mengenai ada yg komentar, bhw akan ada permasalahan kelak, ketika mereka mempunyai anak, sebagai contoh, sy mempunyai paman yg muslim, menikah dengan seorang tante yg kristian, kebetulan anak2 mrk didik dgn kebebasan memilih agamanya. Mereka menikah 30 thn, hingga maut memisahkan, hingga sekarang pula, paman sy tidak menikah lagi, anak-anaknyapun dgn perbedaan agama, merawat ayah mereka dgn sangat baik. Jadi perbedaan bukan menjadi alasan utk perpecahan, tp ego manusialah yg menghancurkan. Sekali lagi sy salut terhadap si empunya pengalaman yg juga sebagai penulisnya.

    BalasHapus
  61. Yang jelas menikah beda agama lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya. Saran utk yang masih mempertahankan keislamannya yg menikah dgn agama yg berbeda, lebih baik pindah saja agamanya ikuti agama pasangannya dan menjadi Murtad, krn jika msh dpertahankan dgn agama yg beda, jika kalian berhubungan suami istri, jelas itu Haram. Dan korbannya adalah anak kalian apa tidak kasihan dengan anak kalian. Bertobatlah sebelum sesuatu terjadi entah di dunia/sakratul maut/akherat. Wallahuallam. Semoga kalian diberikan hidayah. Amiinn ya Robbalallamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih banyak mana prosentase kasus KDRT, pemerkosaan dalam pernikahan, dan penelantaran rumah tangga antara pernikahan seagama dan pernikahan beda agama? Udah pernah menelitinya?

      Hapus
  62. daripada saya berzinah semumur hidup lebih baik saya pindah agama.
    toh kalaupun saya pindah agama saya juga masih bisa memakai jilbab sebagai fashion. bukan sebagai simbol agama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namamu kan Muhammad Faiz ya, kalau kamu pakai Jilbab, udah dibolehin sama Mama belum? :)

      Hapus
  63. tiap2 kalian adlh pemimpin & tiap2 pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yg dia pimpin, & mungkinkah kita berhasil dipimpin oleh sbuah keyakinan yg berbeda dg apa yg kita yakini?
    krn disaat kita brbicara tntng agama maka kita akan bicara tntng Tuhan & jg akhirat,pasangan yg beda agama pastinya tdk mnjadikan Tuhannya sbagai alasan pernikahan tersebut,krn mrk bukanlah agamais sejati (sekedar beragama), mrk lbh mencintai pasangannya drpd Tuhan.
    alangkah manisnya jika mrk berdoa dulu sblm menikah: Tuhan,jika dia bisa menjadi jmbatanku utk menuju kpd MU,maka ttapkanlah dia sbagai jodohku,tp jika tdk maka enyahkanlah dia skrg juga.
    pernikahan bukanlah 7an hidup tp proses sbuah kehidupan.
    utk yg menikah beda agama: berbahagialah! kalian layak utk bahagia,itu krn klian tdk benar2 beragama, tp utk yg ingin beragama dg benar,jgn takut bercerai, segeralah bertaubat god bless U
    utk yg pake jilbab,lepas aja jilbabnya
    jilbab itu dipakai krn tuhan & hakikatnya adlh utk menutupi hati dr sesuatu selain tuhan.
    utk yg jadi saksi: kamu muslim? ngajinya dimana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya udah nyebut di atas kalau saya ini seorang yang sedang mengikuti jalur Sophia Perennis. Artinya, saya ini cenderung ke Filsafat Perennial. Kamu paham filsafat Perennial? Ulama terkemuka Islam lah yang mengembangkannya. Kamu ngaji di mana? Udah tau belum kalau ada ulama keren yang berupaya untuk menyucikan ajaran agama dari ulama-ulama yang sering menyodorkan dogma tekstual kepada umat?

      Siapa kamu nyuruh orang lepas jilbab? Kamu Tuhan?

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Oh,aku pikir km tuh hanya org yg mncoba utk mmahami perenialisme,trnyata km lebih dr itu (pengikut),ya wajar aja kalo km bersedia utk jd saksi atas pernikahan yg gk jelas itu,km prnah berpikir gk,mengapa prihal smacam itu gk prnah terjadi di dlm masjid?aku mulai berasumsi kalo km naksir romo yg murah senyum itu hehehe..... oleh sbb itu km mudah dipengaruhi,& aku rasa itu krn km tdk mmpunyai landasan agama ygkuat alias rapuh,km ngaji kan? punya guru agama? perenialisme itu bkn berasal dari islam & apa jadinya bila ada umat islam yg mngikuti ssuatu yg tdk ada pada islam itu sndiri,gk mungkin ada ulama islam yg mau mngembangkannya kcuali ulama suk...
      & apakah aku Tuhan?
      menurut kamu sayang?
      hehehehe.....

      Hapus
  64. Luar biasa ya.. Allah tak prnh kehbisan cara utk mnciptakan pro&kontra di dunia! Hehee..
    Allah do loves diversity! ^o^/ selamat bt penulis, Anda tlah dipakai-Nya

    BalasHapus
  65. Jujur... memang kalau cinta bisa bilang apa. Tapi disini izinkan sy beropini. Menurut sy dunia adalah dimana manusia dicoba terhadap keyakinan dan kecintaan terhadap sang maha pencipta. Apakah rasa cinta kita lebih besar kepada sang pencipta atau pada ciptaannya. Sebagai yg mengenal islam, bukan islam ktp ya. Memaknai al quran dan hadis"nya serta mengimaninya...maka muslimah yg membaca dan tahu jika menikahi diluar keyakinannya hukumnya sama dengan berzina. Apakah kamu masih memilih cinta kepada ciptaan Allah SWT atau memelihara kecintaanmu kepada Allah SWT itu pilihanmu sendiri. Terlalu banyak konsekuensi sebagai muslimah yg taat tapi itu tantangannya. U win or loose its ur choose. Y.O.L.O

    BalasHapus
  66. Terima kasih untuk artikel di atas
    Hal ini sangat memotivasi saya untuk menanamkan aqidah Islam kepada anak2 saya, agar mereka tidak salah dalam melangkah..karena kehidupan kita telah diatur oleh Alloh bukan oleh manusia, jadi segala sesuatunya harus ikut aturan Alloh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Allah disebut dengan berbagai Nama. Kadang dia beenama Allah, Yahweh, Tuhan, dst. Selamat merayakan keberagaman.

      Islam juga ada Islam Sunni dan Islam Syiah. Mau diajarkan Islam mana? Ada NU dan Muhammadiyah, mau pilih mana? Ada Sufi dan ada Filsuf, mau ikut jalur Islam mana? Selamat mengajari anak beragama.

      Salam

      Hapus
    2. 4 my sister aisyah I salute U :D

      Hapus
  67. Saya bingung kalau ada yang tanya "masing-masing mempelai berdoa pada Tuhan yang mana?"

    Tuhan kan cuma ada satu.

    Agama adalah jalan menuju Tuhan yang dihadirkan di tiap-tiap zaman dan lokasi sesuai kondisi saat itu.

    Selamat pada mbak penulis untuk keberaniannya membagi pengalaman ini di sosial media dan blog. Saya tahu pasti mbak sadar banyak yang bakal menghujat. Tapi tetap teguh pada pendirian ya mbak. Islam dan Katolik itu mengajarkan kasih. Persis yang sudah mbak lakukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, Terimakasih atas dukungannya. :)

      Hapus
  68. kalau saja semua orang memiliki pemikiran seperti penulis mungkin dunia tak serumit ini ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau semua kayak saya dan anda, kita tidak akan diuji dengan orang-orang yang mengaku beragama tapi tak menyebar kasih :)

      Hapus
    2. Syahar banu apa kamu juga manusia yg beragama ???
      Kitab kamu apa ???
      Sudahkah kamu mengkaji kitab kamu ???

      Hapus
  69. cerita di atas pasti bohong, kalau memang benar coba saya mau liat dokumentasinya.
    Batu penulis, mendinga di hapus saja poshtingan ini. karna bakal jadi perdebatan yg akan merusak keharmonisan kedua belah kubu. hati hati, jangan jadi provokator.

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksud saya "buat" bukan "batu"

      Hapus
    2. Loh, kalau mau membuktikan cerita ini benar atau tidak, silakan cek ke Gereja Katedral Jakarta. Temui Romonya. Tanya apakah ada nama saya sebagai saksi Kanonik. Romo kenal saya juga. Lagian, saya juga bisa ditemui kapanpun kok. Saya bukan orang dengan nama anonim.

      Hapus
  70. Miris banget kok ada muslimah yg mau diimami sama orang kafir...miris juga trnyata msih banyak muslim yg gak tau hukum agama dan mendukung pernikahan ini karna kalian tolol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf, mohon berbahasa layaknya seorang yang berwawasan dan beragama.

      Hapus
    2. Orang beragama serem gini ya bahasanya :P

      Hapus
    3. Kalo emang tolol masak saya mau bilang pinter berarti saya bohong dong...maaf saya trpaksa memakai kata "tolol" supaya kalian yg belum ngrti agama biar belajar.
      Sesuatu yg buruk blum tentu buruk..saya bilang kalian tolol sebenarnya saya ingin memotifasi kalian untuk belajar agama eh tp kalian salah faham
      Susah ngomong sama IQ kelas MELATI

      Hapus
  71. Suka sekali dengan artikelnya. Sebagai seorang katolik saya merasa ilmu agama saya masih cetek banget setelah mendapat pelajaran mengenai kanonik dari seorang yang bukan katolik. Terimakasih mbak syahar.

    BalasHapus
  72. Pernikahan Pria non-muslim dengan Wanita muslim Berdasarkan Hukum Islam : Perkawinan antara Pria (NON-MUSLIM) dengan Wanita (MUSLIM) telah disepakati hukumnya berdasarkan Al-Qur'an, Hadist, dan oleh para ahli Fiqh Islam dari semua madzhab, yaitu HARAM (tidak sah).
    Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Mumtahanah 60:10 :
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ
    Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.
    Dalam Al-Quran Surah Al Baqarah 2:221 Allah SWT juga berfirman :
    وَلَا تُنكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا
    Artinya: Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
    Oleh karena ayat-ayat tersebut sangat terang dan secara eksplisit mengemukakan larangan bagi wanita muslimah menikah dengan pria non-muslim.

    Sumber : http://www.kompasiana.com/raniazahra/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-agama-islam_552c758a6ea834fe2e8b4570

    dan karena pernikahan itu HARAM, hubungan badan diantara mereka akan disebut perzinahan. dan mereka akan melakukan perzinahan sepanjang sisa hidup mereka.

    Anda sebagai orang yang berjilbab dan mengaku beragama islam dan anda adalah orang yang bisa berfikir dan yang anda lakukan adalah mendukung seseorang yang secara sadar melakukan larangan Allah yang tertulis jelas dalam Al-Quran????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lalu apakah setiap non muslim adalah kafir?

      Hapus
    2. Kufur secara bahasa (etimologi) berarti menutupi, sedangkan secara syara' (terminologi) kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya disebut kafir.
      Jadi menurut syariat Islam, manusia kāfir yaitu: Mengingkari Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.

      Hapus
    3. Orang yang beragama Nasrani dan Yahudi tak dapat dikatakan Kafir karena mereka juga bertauhid. Inti ajaran dari Tuhan adalah Tauhid. Kalau keluar dari Tauhid, maka dia disebut menyekutukan Allah.

      Mereka tidak menyekutukan Allah kan?

      Mereka mengamalkan kalimat pertama syahadat lho. Apa seluruh umat dunia harus mengamalkan kalimat kedua syahadat?

      Hapus
  73. @taufik abdi....apakah anda seorang muslim?????????????????????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, ada masalah ???
      Ini kontak saya 085745115942

      Hapus
  74. @taufik abdi....apakah anda seorang muslim?????????????????????????

    BalasHapus
  75. @taufik abdi....apakah anda seorang muslim?????????????????????????

    BalasHapus
  76. -ini dari sudut pandang agama islam-

    suami di dalam ajaran islam adalah seorang imam, banyak ibadah atau hal yang harus dilakukan oleh seorang suami untuk keluarganya.

    memang, jatuh cinta dan nafsu sangat indah dan membutakan, namun bisa dilihat sepuluh atau dua puluh tahun lagi. pasti banyak perdebatan dan penyesalan di dalam rumah tangga mereka , lagipula kasihan nanti anak anak keturunannya

    dapat disimpulkan teman wanita anda belum terlalu mengenali islam, apalagi latar belakang ayahnya juga non islam yang pindah agama cuma karena menikah :)

    semoga mereka diberikan hidayah dan menjadi bahagia selamanya di dunia dan akhirat dengan cinta yang abadi

    BalasHapus
  77. Romo Broto pernah di gerejaku dulu, orangnya baik banget, seneng sama anak kecil. tapi dah pindah ke KAJ. Kangen banget rasanya. Gbu all :)

    BalasHapus
  78. Tuhan adalah CINTA. Tuhan mencintai setiap makhluk terlebih kepada manusia tanpa membedakan status dan agamanya,karena Tuhan adalah CINTA.
    Tuhan menganugerahkan CINTA kepada manusia supaya manusia itu memiliki rasa CINTA. CINTA kepada orangtua, pasangan, saudara,teman,sesama atau CINTA kepada makhluk lain.


    Tuhan mencintai kita tanpa membedakan agama dan status kita, dan memberikan CINTA itu kepada kita, sehingga kita dapat mencinta orang lain,dan Kita dapat menCINTAi Pasangan kita.

    Tapi kalau Tuhan itu CINTA kenapa kita tidak boleh menCINTAi pasangan kita yg beda agama? kenapa karena agama Tuhan mengambil CINTA kita? apakah tuhan itu EGOIS?

    ini renungan bagi yg belum mengerti apa itu CINTA dan dari mana CINTA itu bersal. terimakasih.

    BalasHapus
  79. Menurut pandangan saya sebagai muslim, jika seseorang benar2 beriman, ia akan sangat menjaga keimanannya dengan tidak berdusta. Kenapa saya katakan berdusta? Berdusta pd dirinya sendiri. Ia berdusta karena menipu diri sendiri bahwa apa yg ia ketahui adalah salah dan dosa tetapi tetap di lakukan. Jadi menurut saya, jangan kaitkan hal yg telah di bahas dengan keimanan seseorang. Jika ia memiliki iman yg kuat, ia akan mengerti apa yg di larang oleh agamanya. Bukankah agama adalah pegangan dan pedoman kita utk hidup di jalan kebenaran. Tidak semua orang beragama itu beriman, tetapi orang beriman sudah pasti beragama. Utk apa seseorang memeluk agama jika ia tidak yakin pada Tuhan nya? Saya tdk sependapat dengan anda2 yg mengatakan bahwa pernikahan beda agama adalah sah. Manusia diciptakan dengan segala akal dan pikiran yg hebat dan cerdas sekaligus di berikan emosi yg beragam bukan berarti manusia berhak menentang aturan Allah. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yg sempurna bukan utk berbuat salah dan dosa, melainkan utk selalu taat kpd perintah-Nya. Jika perempuan muslim berjilbab telah menodai agamanya sendiri dengan menikahi lelaki yg tak seagama dgn nya. Maka ia bukanlah orang yg beriman. Karena ia telah mendustai hati nuraninya sendiri.

    BalasHapus
  80. Tidak di benarkan wanita muslim diimami oleh orang yg tdk seagama. Seorang imam wajib membimbing keluarganya di jalan yg benar. Pernahkah kalian berpikir ketika sang isteri yg muslim menjalani shalat 5 waktu tanpa pernah di imami suaminya? Membaca Al-Qur'an sendiri? Memahami isi Al-Qur'an sendirian tanpa seorang imam? Sedangkan sang suami hanya akan melihatnya dari samping. Apakah ini bukan suatu hal yg menyedihkan? Ketika sang isteri hendak menunaikan naik haji, ia hanya akan pergi sendirian. Dimanakah sang suami yg menjadi imamnya?

    BalasHapus
  81. Dalam islam sudah jls jika suami or istri kta bkan islam itu jatuhnya zina!
    Cinta sesungguhnya adalah cinta Allah pada umatnya
    Jika km rela buat dosa krna cinta !manusia ya Allah tau yg terbaik
    Dan buat mba semoga mba bsa lbh bepikir lgi dan banyak* berdoa

    BalasHapus
  82. Tulisan yang menarik @Syahar Banu, terima kasih sudah berbagi

    BalasHapus
  83. Ajaran cinta kasih bukan ajaran islam. Mba menganut ajaran cinta kasih knp mengaku sebagai muslim? Mba menjadi saksi pernikahan beda agama berarti akan bertanggung jawab atas pernikahan yang tidak dibenarkan secara Islam krn nikah beda agama mnrt Islam hukumnya haram (zinah)

    Menikah beda agama dlm Alquran dibolehkan dgn ketentuan berlaku bila dilakukan muslim (laki-laki) dgn non muslim bukan sebaliknya. Laki laki adalah imam yang akan membimbing kelgnya ke jalan yg benar. Untuk cerita tmn mba adalah kebalikannya.

    Tulis artikel sesuai yang mba yakini. Yakin ajaran cinta kasih jgn mengaku muslim. Kl mba muslim, bisa perjelas hukum nikah beda agama menurut Alquran dan apa yg mba ceritakan mengenai nikah beda agama diperbolehkan mnrt mba yg mengaku meyakini Allah SWT?

    Keyakinan mba yakini saja mau dicampur2 tserah mba tp jangan dituliskan diartikel bahwa mba seorg muslim krn muslim tdk bgtu. Terima kasih

    BalasHapus
  84. Kalau Sudah jodoh, kita mw bilang apa??

    Apa yg tak mungkin bagi manusia tp mungkin bagi Allah.

    BalasHapus
  85. MENGAPA HANYA LAKI2 MUSLIM SAJA YG BOLEH MENIKAH DENGAN BERRBEDA AGAMA??
    MENGAPA KAUM WANITANYA TIDAK BOLEH??
    TOLONG DIPERJELAS SECARA LOGIS

    BalasHapus
  86. MENGAPA HANYA LAKI2 MUSLIM SAJA YG BOLEH MENIKAH DENGAN BERRBEDA AGAMA??
    MENGAPA KAUM WANITANYA TIDAK BOLEH??
    TOLONG DIPERJELAS SECARA LOGIS

    BalasHapus
  87. Lafadz Allah yg sudah tertuang di dalam ayat2 suci Al-Qur'an, apakah blm cukup menjelaskan bahwa Allah menentang seorang wanita muslim menikah dgn kafir? Coba mba syahar ini jika boleh sy ingin tahu ttg tauhid yahudi dan nasrani? Dari zaman nabis Muhammad sampai sekarang Zaman tak bernabi, tak ada satu ayat pun yg berbeda di dlm Al-Qur'an. Coba mba baca2 kitab Injil Zaman sekarang, isinya berbeda2. Tauhid mana yg mba maksudkan? Apa kafir suka berijtihad? Saya memaklumi aja kl mba ini membuat artikel seperti ini, mungkin mba masih labil jadi belum bgtu paham dgn ajaran Islam. Kl memang anda ini muslim taat, coba belajar lbh dalam lg mengenai agama anda. Tanyakan ke orang tua anda, apakah mereka berpikiran sprti apa yg anda pikir. Apa anda cuma korban teori jarum hipodermik dari media yg anda tau? Kl mau belajar agama jgn cuma dari internet. Coba datang ke tempat2 orang beriman. Datang ke tempat2 orang soleh beribadah.
    Saran saya kaya gitu aja.

    BalasHapus

Komentar Kamu?