Rabu (11 November) lalu, puluhan mahasiswa Paramadina melakukan aksi damai di depan kantor Mabes Polri terkait dicatutnya nama (alm) Nurcholish Madjid oleh Kapolri. Almarhum Nurcholish Madjid atau biasa disebut Cak Nur adalah salah seorang tokoh utama pendiri Universitas Paramadina.
Di dalam salah satu pernyataannya di depan anggota Komisi III DPR, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menyebutkan bahwa mantan menteri MS Kaban punya kedekatan emosional dengan Wakil Ketua KPK (non aktif) Chandra Hamzah, karena Kaban pernah menjadi saksi pernikahan Chandra dan Nadia, salah seorang anak Cak Nur pada 1994 silam.
Pernyataan Kapolri itu sudah dibantah bahkan oleh ibu Ommi, janda almarhum Cak Nur melalui media massa. Chandra dan Nadia sendiri telah bercerai pada tahun 2001 – dan masing-masing sudah menikah lagi dengan orang lain.
Dalam orasinya, para mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Paramadina itu menyatakan bahwa (alm) Cak Nur dan keluarganya sangat bersih dan anti Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). “Bahkan Paramadina menjadikan pelajaran Anti Korupsi sebagai mata kuliah wajib bagi semua jurusan di universitas yang didirikan Cak Nur,” kata mahasiswa dalam orasinya.
Selain mengecam Kapolri yang mengaitkan nama (alm) Nurcholish Madjid dalam kasus mega korupsi yang sedang ramai belakangan ini, dalam tuntutannya mahasiswa Universitas Paramadina mendesak Kapolri meminta maaf kepada seluruh keluarga besar dan ‘keturunan’ ideologis Nurcholish Madjid. Selain itu, mereka mempertanyakan keabsahan penahanan Bibit dan Chandra tanpa bukti yang konkrit, dan mendesak agar Kapolri menaikkan status Anggodo menjadi tersangka.
Selain berorasi, mahasiswa Paramadina juga menyalakan lilin sebagai simbol penerangan bagi Kapolri dan jajarannya yang diibaratkan saat ini sedang ‘buta’ di tengah terangnya berbagai fakta yang ada. Mahasiswa juga membagikan bunga mawar merah dan putih sebagai tanda bahwa generasi muda Indonesia yang melakukan aksi dengan damai tanpa ada unsur anarkis. Mereka juga melakukan aksi teatrikal yang diiringi lagu-lagu perjuangan.
Aksi ditutup tidak lama setelah koordinator lapangan sekaligus Ketua Senat (Dewan Perwakilan Mahasiswa) Universitas Paramadina, Chairul Sahbana Tarigan dan rekannya Misbahudin Muhammad keluar dari ruangan kantor Humas Polri. Menurut Sahbana, rombongan mahasiswa diterima oleh AKBP Gustaf Leo selaku staff Humas POLRI yang berjanji akan meneruskan tuntutan mahasiswa kepada Kepala Humas Polri dan selanjutnya akan diteruskan kepada Kapolri. “Apabila tidak ada tanggapan dalam waktu dekat, maka kami akan kembali menggelar aksi damai lagi, sampai Kapolri minta maaf dan membersihkan nama baik (alm) Nurcholish Madjid,” ujar Sahbana yang merupakan mahasiswa jurusan Falsafah dan Agama Universitas Paramadina.
- Syaharbanu (mahasiswi jurusan Teknik Informatika, Univ.Paramadina).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Kamu?