Senin, 26 Desember 2011

Aung Suu Kyi dan Icon Demokrasi Burma


Akhirnya dalam rangka menuju demokrasi baru, pemerintah Myanmar memperbolehkan Aung Suu Kyi mengikuti pemilu lagi setelah menjadi tahanan rumah selama 20 tahun. Namun, Partai NDL (National League for Democracy) yang mengusung Aung Suu Kyi ini tidak lagi menggunakan lambang topi bambu seperti pemilu 1990 lalu yang hasil kemenangannya di tolak oleh junta militer. Karena lambang topi bambu telah dipakai oleh partai lain NDF.

Bintang melambangkan revolusi. Sedangkan merak adalah simbol yang dipersembahkan untuk para mahasiswa dan para aktivis yang melawan militer pada tahun 1988 lalu. Sebanyak 3000 orang aktivis dan mahasiswa tewas dalam perlawanan itu dan ribuan mahasiswa dan aktivis ditangkap termasuk Aung Suu Kyi sendiri. 
Burma yang dulu dikenal dengan Myanmar memang didominasi pemerintahan junta militer. 

Sebentar...
Aku mengajak rekan-rekan melihat sisi lain...

Namun, bagi anda yang tidak suka dengan politik luar negeri Amerika, tentunya tidak akan senang apabila mengetahui fakta bahwa Suu Kyi semakin percaya diri menghadapi pemilu karena mendapat dukungan penuh oleh Amerika. 

Hal itu terjadi sejak Mentri Luar negeri Amerika, Hillary Clinton bertemu langsung dengan pemenang nobel perdamaian ini di Myanmar dan menyatakan dukungannya, Apabila kita terbiasa berfikir dengan konspiratif, pastinya pikiran kita tertuju pada pertanyaan seputar "Deal-deal an apa yang di sepakati oleh Amerika dan Myanmar kelak". Apakah nantinya akan ada intervensi terhadap pemerintahan Myanmar apabila NDL nanti menang? 

Setelah Amerika membantu Viet Nam yang berselisih dengan China karena perbatasan wilayah laut, akankah Amerika juga mengambil bagian dalam hiruk pikuk perpolitikan Myanmar nantinya? Wah, apakah semua negara ASEAN akan berada di ketiak Amerika nantinya?



Mencoba menghindar dari pemikiran negatif deri alur konspirasi dan sebagainya, kita patut mengapresiasi perjuangan seorang aktivis yang terus menyuarakan tentang demokrasi sampai rela di penjara. Ia adalah wanita kuat yang berjuang demi negaranya.

Kita juga patut mengapresiasi cara penghormatan kepada pejuang demokrasi Begitu dikenangnya perjuangan mahasiswa dan aktivis sampai di jadikan lambang partai NDL. 

Hey Pemuda Indonesia....
Bagaimana dengan indonesia nanti? Bagaimana laku mahasiswa dan aktivisnya terhadap pemerintahan yang otoriter? Perlukah ada musuh bersama agar kita menyamakan isu saat aksi? Bagaimana laku pelaku politik di negeri ini menanggapi aksi mahasiswa dan para aktivis?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Kamu?